Satu minggu kemudian
Pedro menghela nafas panjang, menatap Freya yang masih tertidur dalam keadaan tengkurap, tanpa ditutupi sehelai kain sama sekali.
"Bunny, wake up." Pedro menggoyangkan tubuh Freya.
"Apaan sih..." Freya mengerang, tangannya menepis tangan Pedro.
Pedro menyeringai samar, menyadari Freya mulai lebih berani menghadapi dirinya. Tapi sejujurnya, Pedro lebih menyukai sosok Freya saat ini dibandingkan sosok Freya saat baru tiba di mansion. Ia jengah dengan Freya yang selalu ketakutan dan menjadi gagap saat berhadapan dengan dirinya.
"Kau harus sarapan." Pedro menarik bahu Freya, membuat Freya terlentang. Pedro menyeringai mesum, jemarinya meremas kuat salah satu bukit Freya.
"Mesum! Shhhh...." Freya memukul kuat tangan Pedro, kembali meringkukkan tubuhnya, membelakangi Pedro.
"Bunny....." Pedro menghela nafas panjang.
"Plis... Biarkan aku tidur... Aku akan turun untuk makan siang." Freya bergumam pelan, suaranya terdengar lelah.
"Kau tidak boleh melewatkan sarapan, bunny."
"Aku hanya butuh tidur! Itu salahmu, setiap malam selalu membuatku tidak tidur sampai subuh." Freya menaikkan nada suaranya.
Pedro terkekeh, gemas melihat Freya. Selama seminggu, Pedro memang selalu menghabiskan malam panas di kamar Freya.
"Kau selalu melewatkan sarapanmu, bunny. Kau semakin kurus." Pedro duduk di tepi ranjang, mengusap lengan kecil Freya. Beberapa hari terakhir, Pedro mulai menyadari, pipi Freya lebih tirus dan tulang selangkanya semakin menonjol.
"Aku kurus karena tidak pernah tidur nyenyak setiap malam." Freya mengerang keras "Jangan ganggu aku!"
"Okay, bunny." Pedro mengusap rambut Freya, tampak menyerah, ia mengecup lembut pucuk kepala Freya "Tapi kau harus turun untuk makan siang."
"Iya....." Freya bergumam lirih.
"Bunny..."
"Hm...."
"Aku akan keluar kota selama beberapa hari. Anggap ini cutimu sebagai teman tidurku." Pedro terkekeh mesum.
"Whatever...." Freya menggerakkan tangannya, mengusir Pedro.
"Pulihkan fisikmu. Saat aku pulang, pastikan tubuhmu sudah dalam kondisi fit." Pedro meraih selimut, menutupi tubuh polos Freya.
Mungkin aku memang sudah harus mengatur jadwal untuk menggarapnya. Sepertinya dia terlalu lelah.
Pedro menghela nafas panjang, melangkah keluar dari kamar.
**********
Freya duduk sambil mengacak rambutnya. Matanya benar benar masih terasa berat, tapi perutnya sudah mengamuk minta diisi.
Freya melangkah ke kamar mandi, mandi dengan cepat, dan mengenakan kaos oversize dan celana pendek.
Setelah menyisir asal rambutnya, Freya menuruni tangga menuju ke ruang makan.
"Siang, Aya." Emma menyapa Freya, meletakkan teko kaca berisi teh panas di depan Freya
"Siang, Emma." Freya mengangguk, tersenyum ramah, menarik kursi dan duduk.
"Menu sarapan sudah habis, Aya. Lagian ini sudah jam makan siang. Mau dibuatkan menu sarapan atau menu makan siang saja?"
"Makan siang saja, Emma."
KAMU SEDANG MEMBACA
No Escape (TAMAT)
RomansaSemua orang mengenal Pedro Ramiro, pengusaha drone dan pemilik real estate dengan wajah tampan dan tubuh kekar. Tapi tidak banyak yang tau, siapa sebenarnya sosok Pedro, bagaimana masa lalunya, termasuk bisnis gelap yang dijalankannya. Freya Damaris...