Kisah goresan luka ini adalah kelanjutan dari kisah luka di masa lalu, kisah dimana luka-luka terbungkus rapi dan di bawa oleh masing-masing dari mereka.
Dimana empat bocah ini di tuntut untuk menjadi dewasa dengan luka-luka mereka, mereka hadir de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
•
•
* * *
Tadi siang sampai sore kumpulan anak-anak, sekarang giliran intensitas para orang tua, di taman belakang masih di dominasi oleh anak-anak yang masih di sibukan oleh yang sibuk ngebucin kaya zee ke fiony, olla sama oniel yang sibuk sama bbq an mereka, muthe dan christy yang ga kalah bucin. Ara dan chika yang lagi mantau temen-temennya. Adel dan flora yang lebih memilih duduk di gazebo sambil main gitar. Ada ashel dan freya yang... Yah gitu deh 😄.
Di ruangan tamu para orang tua lagi pada ngobrol cantik. Sudah ada desy, beby dan gaby juga melody sedangkan di dapur ada anin dan shani. Terus dimana cewek tampan?
"ci....Ci....Ci shaniiii...." terdengan suara yang mampu mengalihan mereka.
"geee aku di dapur, kenapa? Sahut shani dari dapur rumah mereka.
Gracia turun dari lantai dua rumah mereka, melewati teman-temannya yabg sedang berkumpul di ruang tamu.
Dia langsung memeluk tubuh shani dari belakang. Menaruh dagunya di pundak shani, kedua tanggannya melingkar di pinggang shani, gracia sama sekali tidak memperdulikan seseorang yang juga sedang berada di sana. Anin.
Anin di buat terpaku dengan adengan romantis di depan mata mereka.
"ge jangan gini malu sama anin" ucap shani, gracia menoleh ke kirinya ternyata anin sudah menatapnya dengan intens.
"eh ada anin" katanya dengan tersenyum tanpa merubah posisinya.
"ci....Ak...Ku bi..Sa bantu ap...Aapa" seseorang berdiri di depan langkahnya terhenti begitu juga ucapannya yang terbata-bata.
Gracia yang awalnya dengan nyaman memeluk tubuh shani akhirnya melepaskan pelukannya, dia sangat mengenali suara itu.
"cindy! Panggilnya dengan sangat antusias. Bergerak ke arah cindy, berganti memeluk tubuh cindy, dalam pelukannya hangat, pelukan yang selalu di rindukannya itu cindy hanya bisa terdiam tanpa berniat membalas pelukan gracia.
Anin kembali berkutat dengan masakannya sedangkan shani menatap gracia yang sudah membawa tubuh cindy dari sana, saat ini fokusnya teralihkan pada dua objek manusia yang memilih duduk berdua di meja dekat kolam renang. Di sana memang ramai oleh anak-anak mereka dan temannya.