Chapter 34

371 39 10
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Author pov

Seseorang masih betah duduk di antara bebatuan yang menghadap ke lautan lepas. Dia masih sama seperti saat menghadiri pesta pertunangan zykala dan ashel. Masih sibuk menghapus air matanya yang masih saja mengalir dan sesekali memukul dadanya untuk mengurangi rasa sesak yang akhir-akhir ini di rasakannya.

"drama lu keren si! Tapi gua di sini bukan buat ngehujat perbuatan lu, bukan juga buat nyeramahin lu," dia berjalan perlahan lalu menarik paksa tubuh itu ke dalam pelukannya.

"niel...," gumamnya. Pelukan oniel malah menambah rasa sedih dan sakitnya. Memang di saat seperti ini seseorang tidak memerlukan nasehat atau pun kata penenang cukup di dengar saat dia ingin bercerita dan bahkan cukup di peluk seperti yang saat ini oniel lakukan. Tindakannya sangat tepat bukan untuk memanfaatkan situasi tapi begitulah seharusnya.

"nangis aja sesuka lu dan sepuas lu sampai lu capek sampai lu udah ga bisa lagi nangis. Bahu gua masih kuat buat jadi tempat lu bersandar," ucap oniel. Gadis itu keluar dari pelukan oniel.

"kenapa? Pelukan gua ga sehangat pelukan milik zee ya? Katanya yang langsung mendapatkan wajah mesem dari lawan bicaranya.

"ternyata pilihan buat ga dulu jatuh cinta itu adalah pilihan yang tepat. Ternyata cinta memang semenyakitkan ini ya? Bahkan dari dua orang yang saling mencintai di paksa saling menyakitkan untuk saling membahagiakan. Flo kalau nantinya emang lu dan gua udah siap buat semua rasa sakitnya gua akan ngejar lu tapi nanti ya ga sekarang," batin oniel dengan senyuman tulusnya. Menatap wanita bertubuh mungil dari kejauhan.

---

Keluarga natio harlan tidak lagi beranggotaan 5 orang. Kini dengan resminya pernikahan grecind dan ashel menambahkan 4 orang anggota baru di keluarga itu.

Delapan orang itu sedang menikmati acara makan malam keluarga. Ini kali pertama mereka berkumpul bersama setelah beberapa minggu di sibukan untuk acara hari ini.

"jadi kakak mau ambil kuliah di bandung? Tanya gracia ke anak sulungnya sekaligus membuka percakapan.

Chika menatap lekat ke arah zee yang sibuk berdebat dengan ashel.

"iya," kata chika singkat saja,

"kamu juga ra? Mau ikut kuliah di bandung? Kali ini pertanyaan itu tertuju pada ara.

"yoi nda. Ara itu di takdirkan buat ngintilin kak chika. Jadi kemana pun chika pergi di situlah tempat aksara senja seharusnya berada," ucap ara dengan lantang dan penuh semangat.

"jangan ngadi-ngadi deh lu ra. Sumpah gua bosen banget di intilin sama lu dari SD ampe sekarang,"

Ara melotot tidak sependapat dengan ucapan chika.

"ralat ya kak chika. Bukan dari SD ya tapi dari kecil. Inget DARI KECIL," sahut ara dengan memberi penekanan di akhir kalimatnya.

"terserah lu deh ra," males banget berdebat pikir chika di tambah dari tadi zee sibuk sendiri.

Goresan Luka S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang