Chapter 14

457 61 10
                                    

"uaghhhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"uaghhhh....." ara langsung memeluk tubuh cindy yang sedang berkutat dengan masakannya.

Cindy membalikan tubuhnya. Memandangi wajah sang putri. Cindy menyentuh wajah ara. "kenapa sayang? Tanya cindy sembari mengelus kembali wajahnya.

"ma maaf ara mau minta izin mencintai wanita lain selain mama, nda, dan fe" ucap ara. Cindy sudah menebak siapa orang itu.

"jadi anak mama ini udah jadian sama ce fio?

"ih mama ko ce fio, dia kan sahabat ara ma..." ucap ara, lupa kah dia jika dia pulang bersama fiony dan fiony mendengar ucapan ara barusan. Cindy melirik ke arah fiony, yang sedang duduk di ruang tamu.

"lho emangnya kenapa kalau kalian sahabatan? Ga ada larangan buat ga jatuh cinta sama sahabat sendiri" kata cindy.

"iya tapi bukan ce pio ma, ish mama nyebelin ada orangnya tuh di depan nanti dia geer lagi"

"ara ga boleh gitu..." tegor cindy, anaknya ini memang salah satu manusia tidak peka. Sebelas dua belas sama ndanya.

"ma izinin ara buat sayang sama mommy shani ya ma, izinin ara mencintai mommy shani kaya ara sayang dan cinta sama mama" pintanya tulus dan sangat hati-hati. Dia takut ucapannya melukai hati sang mama.

Cindy tersenyum, tidak ada alasan untuknya melarang ara. Lagi pula shani memang pantas mendapatkan banyak cinta dan kasih sayang dari orang lain karena dia memang sebaik dan setulus itu orangnya.

"ra makasih ya udah mau berdamai sama keadaan. Mama bangga karena kamu udah bisa menerima semua yang Tuhan tentukan buat hidup kita" cindy mencium kening ara, bangga pada putrinya itu.

"ara yang makasih ma, udah jadi wanita hebat yang ngajarin ara banyak hal, ara sayang mama" keduanya berpelukan dan untuk pertama kali fiony melihat raut kebahagian yang terpancar dari wajah ara.

----

Gracia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, menerebos jalanan ibu kota yang tidak terlalu ramai karena besok sudah memasuki waktu weekend. Gracia mulai memperlambat laju kendaraannya takala dia menemukan sosok seseorang yang cukup di kenalinya. Sosok seorang lelaki yang berdiri tepat do samping mobilnya dengan kap mesin mobil yang terbuka Dan terlihat mengeluarkan asap. 

"benar dugaan ku, aku ga salah liat" ucap gracia, dia menurunkan kaca jendela mobilnya.

"vin...Vino! Panggil gracia, lelaki yang sedari tadi sibuk menelepon itu memalingkan pandangannya ke arah seseorang yang baru saja memanggil namanya. Sosok itu terkejud dibuatnya.

"butuh tumpangan? Ujar gracia. Vino mengarahkan tanggannya memberi pertanda untuk menunggu sebntar karena dia masih terhubung dengan seseorang di telpon.

Goresan Luka S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang