Kisah goresan luka ini adalah kelanjutan dari kisah luka di masa lalu, kisah dimana luka-luka terbungkus rapi dan di bawa oleh masing-masing dari mereka.
Dimana empat bocah ini di tuntut untuk menjadi dewasa dengan luka-luka mereka, mereka hadir de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author pov
Zykala ga tenang, konsentrasi benar-benar terganggu karena fiony.
"Zykala! Konsentrasi zee! Teriak pelatih di pinggir lapangan sbari bertolak pinggang.
Ashel yang memang menjabat sebagai manajer tim basket dan salah aatu anggota cheerleader ikut resah.
Zee berkali-kali meminta izin untuk bolos latihan tapi tidak mendapatkan izin dari pelatihnya karena seminggu lagi mereka akan mengikuti turnamen basket.
Pak pelatih terlihat mengambil nafas kesal.
"Zee," akhirnya pak pelatih memberikan isyarat zee keluar lapangan. Tanpa ba-bi-bu dia langsung ngacir ke ruangan uks tempat dimana fiony di rawat akibat jatuh saat atraksi cheelider.
Hah...hah...hah...
Suara nafas zee beradu, di dalam sudah ada ara yang sedang menemani fiony tidak hanya ara ada chika juga.
"Ce fio ga apa-apa kan kak? Tanya zee panik lalu menggeser posisi ara.
"Ga apa-apa dia lagi tidur tadi abis minum obat" sahut ara yang membuat zee bernapas dengan lega.
"Lu tuh sebenernya suka sama siapa si zee?" Tanya ara, tapi matanya menatap lurus ke chika sedangkan chika udah terlebih dulu memalingkan wajahnya ke lain arah.
Zee menyernyit. "Kenapa? Bingung ya abisnya semua cewek kamu perlakukan kaya gitu. Kasian cewek-cewek itu kalau mereka berharap lebih ke kamu zee" sambung ara lagi.
"Ce pio itu sukanya sama kak ara, bukan ke aku," sahut zee tangannya dengan lembut mengusap wajah fiony.
Ara membenarkan posisinya lalu berdiri di sebelah zee. "Bagaimana kalau orang yang dia suka itu kamu, zee?" Sunggu pertanyaan itu membuat ara dan chika terkejut, bagaimana tidak mereka berdua mengira kalau fiony menyukai ara.
"Aku ga tahu harus jawab apa kalau apa yang kak ara bilang itu bener. Yang aku tahu aku udah hampir empat tahun ngejar-ngejar dia tapi dia ga pernah ngerespon perasan aku. Sampai akhirnya aku ada di tahap ini..." kata zee yang masih menunduk.
Setelah mengetahui kondisi fiony baik-baik saja zee dan chika pun kembali pada kegiatan masing-masing.
"udah cukup fio pura-pura tidurnya, zee sama chika udah pergi," kata ara yang kini duduk di kursi yang tadi di duduki oleh zee.
"aku bener-bener udah terlambat ra," ucap fiony. Duduk di ranjangnya sambil menekuk lututnya lalu menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya.
Terdengar isak tangis di sana.
"fio," panggil ara, fiony menatap ara dengan wajah yang sudah basah lalu ara menarik tubuh fiony membawanya ke dalam pelukannya.