Chapter 26

345 49 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Chika pov

Aku memilih menyenderi di tengah kegamangan hati. Rasa sakit yang bertubi-tubi menghantam dadaku tanpa memberi jedah sedikit pun.

Siapakah aku sebenarnya itu masih merupakan tanda tanya besar di benak ku. Kenyataan bawasannya aku buka anak dari mommy merupakan kenyataan terberat yang harus aku terima. Mencari jawaban pun kali ini buka waktu yang tepat saat ini kami sedang di bungkam oleh rahasia masa lalu jika genggaman kami terlepas maka hancurlah sudah.

"chik," tegoran nda membuat ku mengangkat kepala dengan sekuat tenaga, ku tatap wajah yang penuh dengan kesedihan dan luka. Dia membawaku ke dalam pelukannya, sedari kecil itu lah yang selalu di lakukannya padaku, memeluk ku di saat perasaan ku sedang tidak baik-baik saja.

"kamu harus tahu kak, kami begitu menyayangimu dan begitu mencintaimu. Nda tahu kenyataan ini begitu menyakitkan tapi ketahuilah kami pun sama halnya seperti kamu sama-sama terluka,' katanya dengan suara yang parau yang malah membuat hatiku semakin terisis. Aku membenci ketika orang-orang yang ku sayang harus meneteskan air mata dan terluka karena ku. Aku pun tidak akan mencari tahu tentang siapa aku karena aku masih ingin bersama mereka aku tidak mau mengorek luka ku sendiri, tapi dari semua hal yang terjadi aku baru menyadari tentang perasaan yang ku rasa tidak normal ini ternyata perasaan ku tidak salah kini aku tahu kenapa aku begitu mencintainya.

Chika pov end

___

Shani pov

Aku terbangun di sebuah ruangan bernuansa putih dengan selang infus yang menancap pada lenganku. Kini kulit mulus ku tak lagi mulus terlihat banyak sekali bekas suntikan di sana lima hari ini aku berjuang melawan penyakit ganas yang bersarang di tubuh ku menjalani kemotrapi yang sangat menyakitkan seorang diri tanpa keluarga ku. Semua ku lakukan karena aku tidak ingin melihat wajah-wajah kesedihan di mata mereka tapi hal itu malah menjadi bom waktu yang pada akhirnya membawa konflik baru.

Aku kembali menghapus jejak air mata ku yang tiba-tiba jatuh. Tanpa sadar aku telah membawa luka untuk keluarga ku. Aku selalu menunggu waktu yang tepat sampai aku lupa suatu saat semua akan terungkap sebelum aku mampu menceritakannya kepada mereka.

Saat ini aku kembali teringat, di rumah sakit ini pula lah pertama kali aku bertemu dengan malaikat kecil ku yang ku beri nama sama seperti nama anak ku yang telah Tuhan ambil sebelum sempat aku merawat dan membesarkannya. Kala itu aku mengalami depresi berat sampai di haruskan untuk konsultasi kepada psikiater. Belum sembuh luka ku di akibatkan kehilangan gracia waktu itu Tuhan mengambil anak ku dan selang beberapa tahun kemudian Tuhan ambil bunda dengan penyakit yang sama dengan yang saat ini aku derita dan di tambah saat itu aku pula di diagnosa dokter mengidap penyakit ini. Hidupku kala itu berantakan, hancur dan membuatku ingin mati saja. Sampai akhirnya Tuhan mempertemukan ku dengan malaikat kecil bernama chika. Saat itu dia salah satu korban selamat dari kecelakaan, kedua orang tuanya meninggal di tempat. Entah mengapa hati ku terenyuh saat dia menangis ku hampiri bocah yang saat itu masih berusia dua tahun. Dia pun tenang dalam pelukanku setelah itu aku dan vino memutuskan untuk mengadopsi chika menjadi anak kami.

Goresan Luka S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang