Chapter 17

429 50 14
                                    

Hayo rajin kan aku up terus nih, seneng kan kalian 😁







Hayo rajin kan aku up terus nih, seneng kan kalian 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







































Chika pov

Sehabis pulang sekolah aku melihat zee yang tengah terduduk sembil menunduk sesekali mengayun-ayunkan kakinya.

"zee" aku menegur zee, zee mendongakan kepalanya ke arah ku yang berjalan menghampirinya, senyuman menghiasi wajah ku menyambutnya.

"nungguin? Aku bertanya sembari membenarkan poni zee, zee menggeleng.

"aku abis nyariin marsha kak, aku lupa nanya dia kelas berapa" kata zee yang sudah turun dari duduknya danberdiri di sebelah ku.

"oh" aku hanya beroh ria. Kemarin dia ngejar-ngejar fiony sekarang dia ngejar cewek lain bakat nda nya nurunin banget ke zee.

"ya udah yuk balik" zee menggandeng tangan ku tapi di tahan lalu ku tepis lembut tangannya.

"pulang sendiri aja aku masih ada urusan" kata ku lalu berjalan mendahului zee.

"zee...." panggil seseorang sambil berlarian ke arahnya. Aku menoleh kembali ke arah mereka, menyaksikan adengan demi adekan keduanya. Aku kembali mengayunkan kakiku, zee selalu punya tempat spesial di sini di hatiku, aku sampai detik ini masih bingung dengan perasaan ga normal ini. Bagimana aku bisa jatuh hati kepada adik kandungku sendiri, bagaimana bisa dengan lancangnya jantungku berdetak tak karuan saat di dekatnya, sungguh apa yang ku rasakan ini benar-benar merepotkan.

"Biarlah rasa ini tetap diam, jika bergerak membuatku kehilanganmu..."

Langkahku terhenti disebuah halte, pergi saja kemana langkah laki membawaku pergi aku hanya ingin menyendiri dengan rasa yang setiap hari harus aku tenangkan.

Bus berhenti di halte tersebut aku ikut naik bersama dengan penumpang yang lainnya, bus siang itu tidak terlalu padat penumpang jadi aku bisa duduk dengan tenang di samping jendela, pandanganku terus menatap ke luar jendela tidak lupa ku sumpal kedua telinga ku dengan AirplPods Pro keluaran terbaru.

Aku turun di halte berikutnya lalu berjalan menuju taman do salah satu kota Jakarta. Hanya butuh 15 menik akhirnya aku sampai di taman itu.

Aku duduk di pingir waduk, pandangan ku hanya tertuju pada waduk di hadapanku. Jangan heran, aku aja heran kenapa aku malah nontonin waduk. Ah...aku menghela nafas, cuaca hari ini cukup terik tapi aku udah terlalu nyaman duduk kalau kata zee mah duduk ngedeprok di rumput yang hijau sebagai alasan. Mataku yang emang udah sipit ini tambah menyipit ketika sinara mata hari mencoba masuk.

"Eh..." Aku menengadah kepala. Ada sebuah tangan yang memanyungi kepalaku dari panasnya sinar mata hari.

"Maaf kak chika mataharinya terlalu besar tangan aku ga cukup buat nutupin kepala kamu" katanya dengan senyuman yang membuatku candu.

Goresan Luka S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang