Chapter 23

391 56 43
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





















































chika terbangun dari tidurnya, cukup lama ia tertidur dan cukup membuat kepanikan seluruh anggota keluarga natio. Chika menoleh ke sebelah kirinya zee tengah tertidur sembari menggenggam erat tangannya. lalu chika menyentuh kepala zee dengan tangan kanannya mengelus lembut kepalanya. gerakan lembut tangan chika berhasil membuat zee terusik dalam tidurnya, wajahnya di angkat kedua matanya mendapati wajah sang kakak yang sedang memandanginya.

"kak chika," panggil zee langsung memeluk tubuh chika.

"hiks hiks hiks hiks, ma-a-fin aku kak chika..." zee kembali menangis dalam pelukan chika, chika dengan tenang mengelus pundak zee.

chika meraih kepala zee mengangkatnya sehingga dia dengan leluasa memandangi wajah cantik zee, kedua tangannya menangkup wajah zee yang sudah amat basah dan kedua mata yang sebab.

"udah berapa lama nangisnya, hmm? tanya chika, tangannya mengelus elus lembut wajah zee.

zee menarik cairin berlendir yang keluar masuk melalui lubang hidungnya, lalu menggosoknya dengan punggung tangannya. "sejak kak chika ga sadar aku ga berenti nangis sampai aku kecapean terus ketiduran. maaf..." sahutnya lalu kembali menangis.
Chika tersenyum dan kembali menghapus air mata zee. "maafin aku ya zee, udah bikin kamu nangis dan khawatir,"

"aku yang salah, kakak ga perlu minta maaf. Tapi kak chika harus janji ga boleh gitu lagi," zee mencium kening chika yang sudah di perban lalu kembali memeluk tubuh kakaknya.

Ara masih menatap kearah mereka dengan intens. "buara napa berdiri di situ kesini," pinta zee, ara pun melangkah mendekat.

"Udah nih giliran gua ? Lama banget soalnya dari tadi nungguin adengan mesra ade kakak," celetuk ara. Zee tiba-tiba saja melepaskan rengkuhannya dari chika. Zee sedikit menjauh lalu posisinya di gantikan oleh ara, zee menyenderkan tubuhnya ke tembok lalu melipat kedua tangannya di dada tapi kali ini dia sambil menunduk dan berkali-kali menghembuskan nafasnya. Fiony yang memang ada di ruangan itu pun menyadari sesuatu yang aneh pada zee.

"zee," tegur fiony, zee menengadahkan wajahnya. fiony sudah tersenyum hangat ke arahnya. zee sudah melebarkan tangannya meminta pelukan pada fiony dan fiony memeluk zee dengan sangat tulus setelahnya kedua orang itu saling menggenggam, tangan fiony, sesekali tangan fiony yang hangatnya itu diletakkan di wajahnya. Hal itu yang selalu zee lakukan saat dirinya sedang tidak baik-baik saja. Kegiatan itu pun tidak luput dari penglihatan chika, mau cemburu tapi apa hak dia buat cemburu sedangkan di lain sisi ara menatap chika dengan tatapan yang sulit sekali di jelaskan.

"Bagaimana kalau kamu tahu kenyataan yang sebenarnya chik, apa kamu bakalan memperjuangakannya atau kah kamu memilih kembali menyimpannya rapat-rapat," batin ara tanpa melepaskan tatapan dari chika. Sedangkan orang yang sedang di tatapnya malah menatap ke lain arah.

Goresan Luka S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang