Chapter 41

320 46 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Marsha memasuki ruangan dokter mina. Ini adalah jadwal pemeriksaannya tiap minggu. Tapi ada yang sedikit berbeda dengan dokter dan pasieannya ini. Jadwal pemeriksaannya di rubah menjadi jadwal curhat marsha.

"jadi bagaimana keseharian kamu sha selama satu minggu ini. Apakah jantung kamu sudah tidak kambuh lagi? Tanya mina, marsha menunduk menaruh tangannya di atas meja lalu di tautkan satu sama lain.

"entah lah dok. Tapi semenjak saat itu jantung saya tidak baik-baik saja. Saya bertemu dengannya. Saya bingung dok saya harus bahagia atau kah bersedih? Balik tanya marsha ke mina. Ekspresi marsha begitu memancarkan kesedihan, semenjak bertemu dengannya, tidak ada sedikit pun pancaran kebahagiannya dari wajahnya, sekalipun saat marsha tertawa.

"dia?

"dia seseorang yang terpaksa aku lepas. Seseorang yang telah aku sakiti sedemikian rupa tapi pada akhirnya Tuhan mempertemukan kami lagi,"

"apa kamu masih mencintainya?

Marsha mengangkat kepalanya menatap dalam-dalam kedua mata mina.

"aku tidak punya alasan untuk berhenti mencintainya bahkan di saat dia sudah tidak mencintai ku lagi,"

Begitulah yang selalu di lakukan marsha. Dia mendatangi rumah sakit ini bukan untuk memeriksakan kesehatannya melainkan menceritakan keluh kesahnya pada mina. Karena tidak mungkin dia membagi rasa sakitnya itu pada adel. Padahal adel selalu setia berada di sampingnya menemani marsha melewati masa-masa terberat dalam hidupnya. Kini marsha hidup sebatang kara. Oma adalah satu-satunya keluarganya telah di panggil oleh Tuhan dan marsha hanya tinggal menunggu giliran saja.

Di taman rumah sakit dia memegangi dadanya, ada rasa sakit yang tiba-tiba saja datang. Dia buru-buru mencari sesuatu di dalam tasnya lalu meminumnya.

"ga mungkin dia kan? Seseorang mengekor marsha sejak dia keluar dari ruangan mina. Orang itu melangkah mundur sembari menutup mulutnya rapat-rapat dengan telapak tangannya.

"zee....," panggil ashel. Zee tidak menyahut dia malah berlari di koridor rumah sakit di ikuti ashel dari belakang.

Bug....

Dengan nafas ngos ngosan zee mencoba mengatur nafasnya.

"marsha cleo lenathea. Apa itu nama pasien kamu mina? Tanya zee tiba-tiba yang membuat ashel dan mina kaget di buatnya.

"hah....,"

"tolong jawab saya dokter mina. Apakah pasien anda itu bernama marsha cleo lenathea," tanya zee sekali. Mina mengangguk lalu kembali berlari sekuat tenaga menuju taman belakang rumah sakit lagi.

Zee menghentikan langkahnya begitu pun dengan ashel.

"marsha di sini cel. Marsha....," suara zee bergetar. Ashel mengusap pelan pundak wanitanya.

Goresan Luka S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang