Kisah goresan luka ini adalah kelanjutan dari kisah luka di masa lalu, kisah dimana luka-luka terbungkus rapi dan di bawa oleh masing-masing dari mereka.
Dimana empat bocah ini di tuntut untuk menjadi dewasa dengan luka-luka mereka, mereka hadir de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ge...," tangan gracia sudah melingkar di pinggang shani, dayunya di topang kan pada pundak shani.
"biar kaya gini dulu ci," perintah gracia, dan shani membiarkan gracia memeluknya dari belakang cukup lama.
Di menit berikutnya shani berbali menghadap gracia menangkup wajahnya lalu mencium bibir manis gracia.
"ihh cici siapa yang ngajarin cium-cium? Kata gracia dengan nada meledek tangannya usil mencubit hidung mancung shani.
"aahhhh dasar bayi besar," dengan gemas shani mengacak-acak rambut gracia.
"cici aku udah rapi lho, benerin ga rambut aku!
"engga, weeee 😛😛😛," kata shani sambil meledek gracia.
"benerin atau aku hukum kamu,"
"hukum? Beo shani, gracia langsung menampilkan senyum smiriknya.
"astaga," mode darurat.
"geeeeee....," shani dan gracia berlarian seperti kucing dan tikus.
"ya ampun kelakuan mommy sama nda kamu tuh kity," kata zee sembari meminum habis susu yang tadi dibuatkan shani untuknya.
Plakkkkk
"mommy sama nda kamu juga yak ka zee,"
"kenapa si mereka itu mengemaskan kaya gitu," kata zee lagi sambil memandang ke arah chika yang lagi makan sarapannya.
"apa?
"kita ga ada rencana kejar-kejaran kaya mereka gitu kak chika? Ujar zee sambil melipat bibirnya.
"ogah..." jawabnya si santai tapi hatinya, ya ampun hampir aja mau keluar dari tubuh.
"ci! Akhirnya gracia berhasil menangkap tubuh shani, tapi pandangannya beralih pada cairan kental berwarna merah yang tiba-tiba saja keluar dari lubang hidup shani.
"ehmm ga-aag apa-paa," shani panik, dan gracia lebih panik lagi. Di tambah shani mulai memijat kepalanya, dia tiba-tiba saja merasakan nyeri yang begitu hebat di kepalanya.
Dari kejauhan ara yang baru saja tiba melihat shani dan gracia langsung berlari panik kearah mereka.
"telepon ambulan kak chika sekarang! Teriak ara yang membuat seisi rumah kalang kabut.
"bawa kerumah sakit nda, kak chika udah telepon belum? Ara kembali berteriak sedangkan shani sudah tak sadarkan diri.
Gracia sudah memindahkan tubuh shani pada sofa yang terdapat di ruang tamu sedangkan chika sedang menghubungi pihak rumah sakit. Ara sedang menenangkan kity yang sudah menangis sedangkan zee berjongkong di depan shani mengelus wajah pucat mommynya.
"apa yang sebenarnya terjadi...," kata zee sepelan mungkin.
"apa yang sebenarnya terjadi nda? Nada bicaranya yg awalnya pelan kini seperti berteriak.