Atlas tampak berjalan buru buru dilorong koridor, tampak wajah cowok itu penuh amarah dan sangat serius kali ni. Sedangkan dibelakangnya ada vano, Rigel, dan Alan yang mengikuti dari belakang.
Vano terkekeh kecil sambil merangkul rigel "gue bilangin juga apa, pasti nih anak bakal emosi" ujar vano, Rigel hanya mengangguk sambil tertawa.
Atlas memasuki kelas 11 IPS1 sambil menendang tong sampah yang kebetulan berada didepan pintu. "MANA SI RISKI" teriak atlas karena ia tidak melihat Riski didalam kelas itu.
Tentu saja teriakan atlas membuat siswa dan siswi IPS 1 langsung menoleh menatapnya. "Eh ada si ganteng, si Riski nya gak ada dikelas, dari pada nyari Riski mending sama aku sini" goda seorang siswi yang dikenal dengan nama lauren, cewek yang cukup famous disekolah zarl valendas.
Bukannya menjawab atlas langsung keluar dari kelas itu. "Ayang atlas, kok pergi sih" ucap Lauren cemberut
"Eh lau, dari pada sama atlas mending sama gue" goda Vano sambil mengedipkan matanya
"Dih ogah!"
"Ayo Van, ntar kita ketinggalan" ujar Rigel sambil menarik tangan Vano untuk pergi, sedangkan Alan sudah berjalan terlebih dahulu menyusul atlas.
Atlas tau betul satu tempat yang biasa dijadikan Riski dan gengnya sebagai markas. Cowok itu menuju ke gudang yang berada dibelakang sekolah. Tanpa permisi Atlas langsung mendobrak pintu gudang dan langsung masuk. Terlihat Riski dan teman temannya sedang merokok sambil minum disana.
"Anj" ucapan mereka langsung terhenti ketika melihat siapa pelaku nya
"Atlas Lo" ucap Riski yang merasa kesal dengan nya
Atlas langsung menghampiri Riski dan menarik kerah baju cowok itu " berani berani nya Lo ganggu altareyz lagi!" Bentak atlas penuh emosi
Riski yang sempat kebingungan langsung terkekeh ketika tau apa yang dimaksud oleh atlas, ini pasti masalah waktu di arena balap waktu itu, mungkin atlas telah di beritahu oleh Rigel dan Vano yang memang malam itu juga berada disana. "Kenapa emangnya?, Lo masih ada rasa perduli sama sahabat lama Lo itu?" Ujar Riski sambil tertawa
Atlas yang semakin emosi memegang erat kerah baju riski "DIA BUKAN SAHABAT GUE!, YANG BOLEH GANGGU DIA CUMA ANAK THE GAXS BUKAN GENG LO!" Bentak atlas
Riski melepaskan tangan atlas secara paksa dari kerah baju nya, cowok itu berdiri berhadapan dengan atlas. "Ingat tlas, dia yang udah ngebunuh-" belum lagi Riski melanjutkan perkataannya langsung mendapat satu bogeman dari atlas.
"DIAM LO!"
"GUE DATANG KESINI CUMA PERINGATIN LO DOANG, JANGAN PERNAH GANGGU ALTAREYZ!!, YANG BOLEH NYAKITIN MEREKA CUMA GUE DAN ANAK THE GAXS!" peringat atlas lagi, setelah berbicara seperti itu atlas langsung pergi dari gudang tersebut.
"INGAT TLAS MEREKA YANG UDAH BUNUH DEV, LO GAK BOLEH LUPA ITU" teriak Riski memperingatkan sambil tertawa ketika mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.
Atlas dengan jelas mendengar teriakan Riski, atlas menggepal kuat tangannya sambil melangkah pergi, sedangkan teman temannya masih setia dibelakang mengawal cowok itu. Ketika atlas lagi emosi seperti ini, mereka memang tidak ada yang berani untuk menenangkannya apalagi mendekati atlas.
***
Sebagian anak anak altareyz sedang berada dimarkas mereka yang berada disekolah, kali ini suasana didalam ruangan itu berbeda, tidak ada lagi yang bermain handphone apa lagi berkumpul tidak jelas. Mereka semua sibuk dengan satu buku dan beberapa contoh soal dihadapan mereka. Raka dengan serius mengerjakan soal soal geografi untuk olimpiade nanti, begitu juga dengan nara, sambara, dan Molu. Sedangkan sebagian anak anak altareyz yang lain sedang berada diruang olahraga dengan bidang mereka masing masing.
Tujuan utama mereka kali ini tetap sama yaitu harus menjadi pemenang dalam olimpiade ini. Mereka harus bisa mengharumkan nama sekolah revalendasMata Raka tertuju pada lambang sekolahnya yang berwarna cokelat yang berada disamping meja tempat ia belajar, cowok itu tersenyum tipis dengan penuh arti. "Revalendas yang bakal jadi juara tahun ini, bukan hanya satu bidang, tapi 11 bidang" ucapnya sambil mengelus lambang sekolahnya sambil tersenyum.
"Dev, doain gue ya" sambung Raka sedikit sendu, mata Raka tampak berkaca-kaca setelah ingatan masa lalu nya menghampiri pikirannya sekarang.
Sambara yang memang sudah selesai mempelajari soal soal matematika nya langsung mendekat ke raka yang tampak sedikit murung, cowok ini memang selalu peka dengan sekitarnya. "Ka" ucap sambara dengan pelan agar tidak menggangu Molu dan Nara yang juga masih belajar disana.
Raka langsung menoleh dan membenarkan ekspresi nya seakan ia baik baik saja. "Ya? Kenapa?" Tanya Raka
Sambara langsung menarik kursi untuk duduk disamping Raka "Lo teringat dia lagi ya?" Tanya sam
Raka mengangguk sambil terkekeh "mana mungkin gue gak ingat dia Sam, kejadian 3 tahun yang lalu itu gak bakal bisa dilupain, dia meninggal dipelukan gue, Lo tau itu kan Sam, Lo ingat kan" ujar Raka dengan bersalah
Sambara hanya mengangguk, memang sewaktu altareyz belum seramai sekarang, mereka semua pernah mengalami masa lalu yang kelam. Devian sahabat karibnya Raka meninggal dalam pelukannya dengan keadaan bersimbah darah. Waktu kejadian itu hanya ada Raka disana, tidak ada siapa siapapun.
"Dan itu juga buat atlas marah sama Lo?" Ujar Sambara langsung mendapat tatapan elang dari Raka "jangan Lo sebut nama dia lagi"
Sambara mengangguk pelan, ia juga tidak ingin menambah suasana Raka menjadi buruk. "Udah waktu nya istirahat, ayo ngumpul kekantin, anak anak yang lain pasti udah pada Selasai juga" ajak sambara
"Kalian duluan aja, gue nyusul nanti" jawab Raka lagi
"Oke, mol, nar, ayo ke kantin" ucap sambara pada Molu dan Nara
"Emang nya udah bel ya Sam?" Tanya Molu
"2 menit lagi, ke kantin aja dulu, yang lain pasti udah disana"
Molu mengangguk sambil berdiri, cowok itu menoleh ke arah nara "Nara, ayo kita ke kantin" ucapnya
"Iya mol" ucap Nara sambil mengemas buku bukunya dan memasukkan kedalam tas.
"Bang raka gak kekantin?" Tanya Molu
"Raka lagi masih mau belajar, nanti dia nyusul" sela sambara, mereka bertiga pun berjalan menuju kantin, meninggalkan Raka sendiri disana.
"20 September Dev"
***
Jangan lupa vote nya guys
Spam komennya juga yaaaaaaa1 part dulu wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTA : New Generation!
Dla nastolatkówAltaraka dan Altagara merupakan anak kembar dari keluarga terpandang, siswa berprestasi dan selalu ambisi untuk menang. Mempunyai geng motor bernama Altareyz yang berisi para siswa pintar yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik. Semuany...