Sekitar 40 siswa dan satu orang siswi tengah di ceramahi di tengah tengah lapangan oleh dua orang guru. "Kalian ini udah merasa sok jagoan tawuran tawuran sama sekolah lain hah!" Teriak seorang guru yang dikenal dengan nama pak Dadang, guru killer yang sudah sepuh itu terlihat masih kuat dan masih sehat walau sudah berumur. Ya mungkin setahun dua tahun lagi ia bakal pensiun.
"DAN KAMU" pak Dadang menunjuk ke seorang cewek yang bersama mereka. "Kamu ini wanita, bisa bisa nya kamu ngikut tawuran sama mereka" sambungnya lagi
"Saya cuma nonton pak" jawab kanara santai, satu satunya cewek yang masuk dalam geng mereka
"Diam!"
"SELAMA HAMPIR 30 TAHUN SAYA NGAJAR DISINI GAK PERNAH ADA MURID DARI SMA REVALENDAS YANG HOBY TAWURAN SEPERTI KALIAN SEMUA!" Sambungnya lagi, para siswa hanya diam mendengarkan ocehannya, mereka mungkin nakal, tapi mereka bisa menghargai seorang guru.
"Saya tahu ini bukan pertama kali nya kalian tawuran begini, benar atau betul!?" Tanya guru disebelah pak Dadang, pak subur.
"Gak ada beda nya itu pak" sahut seorang cowok di belakang Raka, dia adalah denta.
"Diam kamu!, Benar atau betul yang saya katakan!?" Tanya pak subur sekali lagi
"Benar betul pak!" Jawab mereka serempak, ya memang benar mereka bukan pertama kali tawuran seperti ini dengan SMA lain, ini mungkin ke 5 kali nya dan apes nya hari ini adalah malah ketahuan sama pak Dadang yang tidak sengaja lewat di tempat mereka tawuran.
"SMA REVALENDAS ITU DI KENAL DENGAN KERUKUNAN ANTAR SISWA, DAN BISA BISA NYA KALIAN MENGOTORI NYA!, LALU SIAPA YANG AKAN BERTANGGUNG JAWAB DENGAN KASUS INI?" tanya pak Dadang lagi
Satu siswa mengangkat tangan kanannya dengan percaya diri. Cowok itu masih dengan posisi siap dan sama sekali tidak menundukkan kepalanya. "Saya pak!" Dia adalah Altaraka Reygantara Valendas, cucu dari pemilik sekolah SMA Revalendas.
Cowok disebelahnya yang mirip dengan nya, ikut mengangkat tangan. "Saya pak" ia adalah kembaran Raka yang bernama gara. Bagaimana pun ini bukan 100% kesalahan abangnya. Ini kemauan ia dan teman temannya juga. Jadi ia juga harus ikut bertanggung jawab. Bunda nya pernah bilang bahwa Lelaki sejati harus berani mengakui kesalahannya.
Para teman temannya yang melihat itu ikut mengangkat tangan nya. Tidak semua, hanya sekitar 12 orang. pak Dadang sedikit tersenyum dengan rasa solidaritas dari mereka. "Yang tidak angkat tangan boleh kembali ke kelas" ucapnya
Kini tinggal 13 siswa dan 1 siswi di sana. "Pak subur catat nama nama mereka, saya ingin tahu biodata biodata mereka semua" tekan pak Dadang, maklum kan saja di sekolah yang besar seperti ini ia tidak 100% mengenal murid muridnya.
"Sekarang pak?" Tanya pak subur
"Enggak!, Tahun depan!" Jawab pak Dadang sedikit emosi
Pak subur mengangguk saja "Ohhh masih lama kalau gitu pak, masih setahun lagi"
"YA SEKARANG SUBUR!" teriak pak Dadang emosi membuat para siswa didepannya ketawa, tidak semua hanya beberapa.
"Baik pak" bapak tua itu mengambil pulpen dikantong celananya. Dan mendekat ke mereka.
"Kamu, kamu siapa nama nya?" Tanya pak subur sedikit ketus pada siswa yang memakai headband berwarna hitam dikepalanya.
"Raka" jawabnya
"Nama panjang, kamu kira nama raka disini cuma satu apa!" Ucap pak subur lagi
"Altaraka Reygantara Valendas" ucap nya dengan sekali nafas, membuat pak subur melongo. "Alta tara, hah apa tadi?"
Raka yang mulai kesal pun langsung mengambil pulpen dan buku dari pak subur dan menulis nama nya sendiri. "Ini pak" ucapnya acuh
Pak subur berahlih ke sebelah Raka, dan makin membuat nya melongo, mereka kembar?. "Kalian kembar?" Tanya pak subur
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTA : New Generation!
Teen FictionAltaraka dan Altagara merupakan anak kembar dari keluarga terpandang, siswa berprestasi dan selalu ambisi untuk menang. Mempunyai geng motor bernama Altareyz yang berisi para siswa pintar yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik. Semuany...