Dirumah sakit, Naya langsung ditangani oleh dokter. Raka dan gara berdiri di depan ruangan Naya dengan wajah khawatir "ka" panggil gara
Raka menoleh menatap mata gara yang seakan ingin menangis itu "gue takut sesuatu terjadi sama Naya" lirih gara
Raka langsung mendekat gara dan memeluk nya "jangan ngomong gitu gar, Naya pasti baik baik aja"
"Gue takut dimarahin papa ka, karena kita gagal jaga Naya"
"Gue takut papa bakal Bawak Naya ke Swiss lagi, gue gak mau ka, gak mau" adu gara lagi
Raka hanya diam saja sambil mengelus punggung gara. "Ka, gar gimana keadaan Naya?" Ucap Kenan yang baru saja tiba dirumah sakit bersama teman temannya.
Raka langsung melepaskan pelukan mereka "Masih ditangani oleh dokter" jawab Raka
"Naya kok bisa mimisan gitu sih ka? Gar?, Separah itu sakitnya?" Tanya dristan, mereka memang mengetahui kalau naya itu punya penyakit, tapi mereka kira itu hanya penyakit biasa dan bawaan dari bayi. Mereka menduga Naya memang sudah sembuh makanya kembali lagi ke Indonesia.
Belum lagi si kembar menjawab seorang dokter perempuan keluar dari ruangan Naya. "Tante gimana keadaan Naya?" Tanya Raka dan gara serempak
"Bun, gimana keadaan Naya? Dia baik baik aja kan Bun?" Ucap sambara pada bunda nya, ya bunda nya adalah seorang dokter dirumah sakit ini.
"Dimana papa dan bunda kamu Raka gara?" Ucap dokter Jihan
"Mereka lagi diluar negeri Tante, tapi naya baik baik aja kan?"
Dokter Jihan mengangguk "Naya hanya perlu istirahat dan tidak boleh terlalu syok, dan dengan minum obat obatan akan menambah imun nya" ujar dokter Jihan, mereka semua langsung menghela nafas lega mendengar itu.
"Tapi Naya belum boleh dijenguk ya, biar dia istirahat dulu" lanjut dokter Jihan lagi
Mereka semua mengangguk "kalau gitu Tante tinggal dulu, sambara kamu ikut bunda sebentar"
Sambara menganguk dan mengikuti dokter Jihan menuju ruangannya. Ternyata disana sudah ada papa nya sambil bermain laptop dengan segelas kopi disampingnya. "Pasien baru Bun?" Ucap Rizan pada istrinya tanpa melihat ke arah mereka
"Papa ngapain disini?" Tanya Sambara sambil duduk disofa
Rizan yang mendengar itu langsung menoleh "lah? Ada kamu disini, ngapain?" Tanya Rizan
"Jenguk Naya"
Rizan hanya mengangguk ngangguk saja mendengar itu. Namun ketika mengingat kembali nama yang disebut anaknya, Rizan langsung memandang ke arah sambara lagi. "Naya?"
"Iya pah Naya, pingsan tadi disekolah"
Rizan langsung mengeluarkan ponselnya "eh papa mau ngapain?" Tanya sambara sedikit panik
"Mau nelpon Rey lah"
"Pah, jangan dulu"
"Naya juga baik baik aja kata bunda, kalau papa kasi tau ke papa Rey, nanti gimana dengan Raka dan gara? Papa gak kasian sama mereka berdua kalau nanti harus berjauhan lagi sama adik mereka?" Lanjut sambara lagi
Rizan terdiam sejenak, dan memandang istrinya. Dokter Jihan hanya mengangguk. "Tapi beneran baik baik aja kan?" Tanya Rizan pada istrinya, ia hanya tidak ingin Naya kenapa kenapa, itu saja. Disaat Rey dan queen pergi keluar negeri, Rey telah menitipkan anak anaknya kepada nya dan sahabat sahabat nya.
"Iya pah"
Rizan menghela nafasnya "baiklah kalau begitu" pria itu kembali fokus kepada laptopnya, sambara yang penasaran apa yang papa nya kerjakan sedikit mengintip, terlihat hanya banyak angka dan huruf huruf yang acak acakkan dilaptop itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTA : New Generation!
Teen FictionAltaraka dan Altagara merupakan anak kembar dari keluarga terpandang, siswa berprestasi dan selalu ambisi untuk menang. Mempunyai geng motor bernama Altareyz yang berisi para siswa pintar yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik. Semuany...