O9. Pertolongan

23.3K 2.6K 63
                                    

Renjun sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang ia rasakan saat ini. Pukulan dan tendangan ia terima dari kedua pemuda yang memiliki dendam kusumat terhadap Resha. Wajah Renjun sudah penuh dengan lebam dan luka luka, ada darah yang dihasilkan disekitaran bibirnya yang sobek.

Tubuh Renjun pun sudah lemas. Ia hanya pasrah dan menahan teriakan karena perutnya yang lagi lagi mendapat tendangan keras.

Renjun pasrah, entah mungkin ia akan mati untuk kedua kalinya dengan kondisi yang sama mengenaskannya seperti sebelumnya, ia tak tahu. Mungkin saja kan Renjun akan mati disini? Karena kedua pemuda bedebah itu memang tidak tanggung tanggung memukul Renjun yang sudah tak berdaya.

BRAKKKKKK!!

Pintu ruangan yang terbuka secara kasar membuat Renjun yang hampir pingsan terlonjak kaget. Ia menoleh dan dapat melihat Jevano dengan wajah mengeras masuk kedalam ruangan ini, disusul anggota Jupiter lainnya.

"BANGSAT APA APAAN LO!!" Jevano terkejut melihat kondisi Renjun saat ini. Emosinya kembali meningkat, ia tanpa pikir panjang memberi pukulan keras pada salah satu pemuda yang menyiksa Renjun. Jason ikut menyerang satu yang tersisa.

"Jev! Serahin ke kita, kita bisa ngedepin ini! Lo bawa Resha pergi dari sini!!" seru Guntur. Jevano mengangguk dan memberi pukulan terakhir untuk melampiaskan rasa marah dan langsung menghampiri Renjun. Raut wajahnya yang semula mengeras berubah khawatir saat menatap Renjun.

"Je-vano.." suara Renjun begitu lirih dan pelan. Untuk berbicara saja rasanya susah karena seluruh tubuhnya benar benar sakit.

Jevano mengangkat Renjun dan menggendongnya ala bridal. "Kita kerumah sakit sekarang. Please, tahan sedikit lagi ya?"

Renjun mengangguk lemah. Ia meringis pelan, perutnya terasa sakit saat ini, namun sebisa mungkin ia menahannya.

"Ah shit! Gue lupa kalo gue bawa motor!" Jevano mengumpat kesal. Bagaimana ia bisa lupa jika ia membawa motor disituasi seperti ini? Bagaimana cara ia membawa Renjun kerumah sakit?

"Gapapa, aku bi-sa tahan kok shh.."

Renjun kini sudah duduk dibelakang jok motor Jevano. "Peluk gue ya? Jangan tutup mata lo okey?"

Renjun mengangguk saja. Ia memeluk pinggang Jevano dan bersandar pada punggung Jevano. Memejamkan mata menahan sakit yang semakin terasa menyakitkan.

Untunglah tempat Renjun disekap tidak berada ditempat yang jauh dari pemukiman, hanya saja memang tempatnya sangat sepi, Jevano bisa sedikit lebih cepat membawa Renjun kerumah sakit yang berada tak jauh dari tempat sebelumnya dimana Renjun disekap.

Jevano memegang tangan Renjun yang melingkari pinggangnya, menahan takut takut Renjun malah jatuh pingsan. Beruntung Jevano sudah sangat mahir memakai motor hingga ia bisa mengendarai dengan satu tangan.

Memakan waktu 10 menit, motor Renjun berhenti didepan bangunan rumah sakit. Ia dengan terburu buru meng-standar kan motornya dan turun dari motor dengan hati hati tanpa melepaskan pegangan pada Renjun yang lemas.

Renjun pingsan 2 menit sebelum sampai dirumah sakit, untunglah Renjun tidak terjatuh karena ia memeluk erat pinggang Jevano dan Jevano yang juga menahan tangannya.

Jevano langsung menggendong Renjun yang sudah tak sadarkan diri itu dan berlari memasuki gedung rumah sakit itu.

2 orang suster yang sempat melihat Jevano yang berlari membawa seseorang yang pingsan, tanpa pikir panjang langsung menarik brankar dan menghampiri Jevano.

Jevano menghentikan lajunya, dengan hati hati meletakkan tubuh Renjun dibrankar. 2 suster tadi langsung membawanya menuju ruang UGD untuk langsung diperiksa.

Jevano menyandarkan tubuhnya pada dinding dan menjatuhkan dirinya dikursi tunggu yang berada didepan ruang UGD. Nafasnya terengah karena berlari tadi dan karena panik yang menguasai saat melihat Renjun tak sadarkan diri.

Jevano bersumpah, ia akan menghabisi siapapun itu yang sudah membuat Renjun menjadi seperti ini.

[]

2 jam berlalu, akhirnya pintu ruang UGD terbuka dan menampilkan dokter juga suster yang baru saja menangani Renjun. Jevano, dan beberapa anggota Jupiter yang sekitar 1 jam lalu sampai langsung mendekati sang dokter.

"Dok, gimana keadaan temen saya?" tanya Juan. Dia ini dulu dekat sekali dengan Resha, namun saat tubuh Resha diambil alih oleh Renjun, Juan jadi canggung berada didekat Resha (Renjun) entah karena apa. Mungkin karena Renjun terlihat manis dan imut jadi Juan takut suka. Bisa bisa digorok oleh Jevano dia.

"Luka luka luarnya memang cukup serius, namun untunglah tidak ada luka dalam seperti keretakan dan pergeseran tulang. Pasien akan rawat inap sampai keadaannya membaik. Kami akan segera memindahkan pasien keruang inap jika sudah sadar." jelas sang dokter.

"Tolong siapkan kamar VIP untuk dia dok." kata Jevano. Sang dokter mengangguk. "Baik, panggil saya saat pasien sudah sadar. Dan tolong jangan beramai ramai melihatnya, 2 sampai 3 orang saja. Dan karena tugas saya sudah selesai saat ini, saya permisi."

"Baik dok terimakasih." kata Jason. Sang dokter berlalu pergi diikuti oleh 2 suster yang juga ikut menangani Renjun.

Jevano tanpa pikir panjang langsung masuk kedalam ruangan untuk melihat Renjun.

"Siapa nih yang mau masuk?" tanya Hero pada teman temannya.

"Udah biarin aja dulu Jevano sendiri yang liat, kita bisa nanti. Gue mau keapotek dulu beli p3k untuk obatin luka luka lu pada." ujar Jason. Ya, memang saat menyelamatkan Renjun tadi, para komplotan komplotan musuh datang beramai ramai hingga terjadilah aksi baku hantam yang dimenangkan oleh Jupiter. Walau saat ini wajah mereka sudah babak belur dan tak terbentuk lagi. Namun karena mereka LAKIK, mereka bisa menahannya sedikit walau rasa nyut nyut itu sungguh menyiksa.

Didalam, Jevano menatap Renjun yang belum sadarkan diri. Luka lukanya sudah diobati, kepala Renjun juga diperban karena sebelumnya memang sempat mengeluarkan darah. Wajah manis itu terlihat penuh lebam, walau tak mengurangi kadar kemanisan dan kecantikan Renjun.

Jevano menghela nafas, memijit pelipisnya dan duduk dikursi yang berada didekat brankar.

Perubahan Resha saat ini tentunya berdampak besar bagi Jupiter dan dirinya sendiri juga. Resha yang tampak lebih manis dan sedikit feminim itu tentunya membuat para musuh Jupiter beranggapan jika Resha menjadi pacar Jevano. Hal itu akan membuat Renjun menjadi incaran para musuh untuk mengalahkan Jevano.

Jevano menghela nafas, lagi. Entah kemasukkan apa, Jevano menggenggam tangan Renjun yang tidak diinfus, mengusap punggung tangan Renjun pelan.

"Gue gak akan biarin siapapun yang lukain lo, hidup dengan tenang. Gue bakalan bales mereka, lebih dari yang lo rasain."

Sang ketua Jupiter itu memang sudah jatuh kedalam pesona Resha yang baru, ia jatuh cinta sejak pertama kali melihat perubahan Resha dirooftop.

tbc

aww aww akang jepano so swit bangetz yhcc, jadi makin cingtah 😍

vote gak?! 😡
  nanti dimarahin jeno kalo ga vote!

Renjun To Resha || Jaemren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang