"Jevano sama Keano berantem."
"Hahh? Kamu serius Gi??"
Egi mengangguk. "Tadi waktu mau kesini gue ngeliat Jevano sama Keano lagi tonjok-tonjokan, gak tau gara-gara apa."
"Ada paan?" Harsa baru saja datang sambil membawa nampan berisi 3 mangkuk bakso dan 3 gelas es teh untuk mereka bertiga.
"Jevano sama Keano berantem Har." kata Renjun.
"Whatt!! Seriuss??"
"Iya, Egi bilang." Renjun mengambil bakso miliknya yang tidak pakai mie. Ia tipe orang yang kalau makan bakso gak suka pakai mie. Renjun menuangkan kecap, saus dan cabai sedikit karena sedang malas makan pedas.
"Kok bisa? Gegara apa?" tanya Harsa penasaran.
Egi mengedikkan bahu. "Ya gak tau lah gue. Tanya aja sama Keano, kan lo pacarnya."
Harsa mendengus. "Lagi berantem gue sama dia."
Egi geleng geleng kepala. "Keknya lo bedua tuh tiada hari tanpa berantem ya, heran gue." Egi sudah tidak heran lagi. Harsa dan Keano itu sering kali berantem, walau besok paginya pasti baikan lagi.
"Ini beda. Udah 3 hari gue gak tegur sapa sama dia." Harsa kemudian mengedikkan bahunya acuh tak acuh dan memakan baksonya.
"Oh ya! Gue waktu itu mau nanya ini ke elo!" Harsa tiba tiba berseru membuat Egi yang sedang minum jadi tersedak, tapi Harsa tidak menghiraukan itu dan menatap Renjun.
"Apa Har?"
"Jevano pernah cerita gak sih sama lo?"
"Cerita apa?"
Harsa menggaruk tengkuknya. "Gue dulu satu SD sama Jevano. Nah Jevano tuh pernah suka sama cowok gitu, mukanya mirip elo Res. Waktu penampilan lo masih badas emang gak mirip mirip banget, tapi waktu lo udah berubah penampilan begini jadi mirip sama orang pertama yang disuka sama Jevano. Gue lupa namanya siapa. Tapi dia udah meninggal karena kecelakaan."
Renjun tertegun.
"D-dia gak pernah cerita sih.." gumam Renjun pelan.
"Gue takutnya... Jevano deketin lo cuma gara-gara lo mirip cinta pertamanya. Soalnya kan waktu lo masih sangar Jevano cuek-cuek aja ke elo, waktu lo berubah begini aja si Jevano langsung deketin lo Res. Sebenarnya gue agak gak enak sih bilang gini.." Harsa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Renjun terdiam sesaat, kemudian mengangguk pelan. "Gapapa kok.. kan aku jadi bisa tau sesuatu tentang Jevano." Renjun mengembangkan senyum, senyum palsu lebih tepatnya, Harsa dan Egi tentu menyadarinya.
Renjun kembali makan, namun dengan pikiran yang mendadak kosong.
"Di novel sama sekali gak ngejelasin tentang cinta pertama Jevano. Tapi kenapa waktu tau masa lalu Jevano, rasanya agak sakit ya?"
"Res, sumpah! Gue gak bermaksud apapun kok!" Harsa panik melihat raut wajah Renjun yang tampak sedih.
Renjun menoleh dan menggeleng. "Gapapa Har, aku ngerti kok."
Egi diam diam menendang kaki Harsa dari bawah meja, membuat si pemuda berkulit eksotis itu meringis.
"Lo sih! Waktunya tuh gak tepat bego!" bisik Egi kesal. Harsa meringis pelan. "Ya maapp.."
[]
Renjun baru saja keluar dari perpustakaan setelah mengembalikan buku yang 2 hari lalu ia pinjam. Kakinya melangkah menuju kantin karena ingin membeli susu coklat kesukaannya.
Namun langkahnya terhenti melihat 2 orang pemuda yang ia kenali saling bertatapan sengit penuh permusuhan.
"Jevano? Keano? Mereka ngapain?" gumam Renjun. Ia melangkah ingin mendekat, namun kembali urung dan memilih diam saja kala melihat Keano mendorong Jevano kasar.
Keduanya tampak saling adu mulut dan melempar tatapan membunuh. Renjun yang melihatnya jadi ngeri sendiri. Sepertinya ketua dan wakil Jupiter itu memang benar benar ada masalah besar setelah kemarin mereka tonjok-tonjokan.
Hal selanjutnya adalah Jevano yang menarik kerah Keano dan Keano yang memasang tampang mengejek. Renjun menyerngitkan dahi, ia sedikit maju agar bisa mendengar apa yang kedua lelaki itu bicarakan.
"Jujur aja deh Van, lo ngedeketin Resha cuma karena Resha mirip sama Rean kan? Lo nganggep Resha itu Rean karena mereka mirip. Lo gak bener bener cinta sama Resha! Lo masih dibayang bayangin sama Rean yang bahkan udah gak ada didunia ini!"
"Jaga mulut lo brengsek!!!"
Renjun tertegun mendengar perkataan Keano, membuatnya teringat akan perkataan Harsa kemarin dikantin.
"Rean? Jadi Rean cinta pertama Jevano yang Harsa maksud?" gumam Renjun dalam hati.
"Kenapa? Gue bener kan? Omongan gue gak salah karena yang gue omongin ini fakta!! Lo masih belum bisa ngelupain Rean!!"
Baru saja Jevano ingin melayangkan pukulan pada Keano, langsung terhenti kala ia menyadari kehadiran seseorang membuatnya menghentikan aksinya dan menoleh. Jevano membelalak ketika netranya bertemu dengan netra Renjun yang memandangnya nanar.
Renjun berbalik arah dan melangkah pergi. Jevano mendorong Keano kasar dan berlari mengejar Resha. Keano yang melihatnya berdecih, menyeka darah yang keluar dari hidungnya karena sempat dibogem Jevano.
mampus, mamam tuh bogeman
"Re!! Re tunggu!!"
Renjun tidak mendengarkan seruan Jevano dan mempercepat langkahnya. Namun karena langkah Jevano yang lebih besar, Renjun tetap tidak bisa pergi dengan cepat karena Jevano lebih dulu mencekal lengannya dan menariknya.
"Le-lepas Jev.."
"Dengerin gue dulu Re.."
Renjun menggeleng ribut. Saat ini ia tak mau mendengar apapun dari Jevano. Ia takut... takut jika perkataan Harsa dan Keano benar..
"Lepasin!"
"Re gue mau jelasin—"
Setelah berhasil melepas cekalan Jevano padanya, Renjun langsung berlari pergi.
"Re!! Resha!!"
Jevano mengacak rambutnya kasar. Menatap punggung Renjun yang perlahan mengecil dari pandangannya.
"Bangsat!!"
tbc
gak ada ya trisom trisom!! trisom di book lain aja, gak disini.
sorry for typo ya sayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjun To Resha || Jaemren [√]
HumorRenjun anak yang pendiam, manis dan lembut, harus menjalani hidupnya menjadi salah satu anggota geng dinovel kesukaannya. ❝ Loh? Bukannya aku udah mati ya? Kok masih hidup? ❞ warn[❗] ✦₊ bxb ࿐ ✦₊ non baku ࿐ ✦₊ jaemin dom! renjun sub! ࿐ start: 7 ju...