17. Renjun Galau

18.8K 2.4K 71
                                    

3 hari lamanya terbaring lemas diatas ranjang, Renjun akhirnya sudah sembuh dan masuk sekolah lagi.

Namun ada hal yang berbeda. Dari sebelumnya Renjun selalu datang dengan raut wajah yang tampak ceria, kali ini tampak lesu.

Renjun tadi bertemu dengan Jevano digerbang, namun Jevano hanya menatapnya singkat kemudian berlalu pergi dengan motornya. Hal itu lah yang membuat Renjun sedih. Karena Jevano yang masih marah padanya.

"Resha!! Gue kangen banget samaa looo!!" sampai dikelas, Harsa langsung menerjang Renjun dengan pelukan erat sampai sampai Renjun kesulitan bernafas.

"HARSAAAAA!! AKU GAK BISA NAPASSSS!!" jerit Renjun sambil memukul-mukul bahu Harsa. Harsa langsung beringsut menjauh sembari menyengir.

"Hehe, maaf. Abisnya gue emang kangen banget sama lo, 3 hari lo gak masuk. Egi juga 3 hari ini gak masuk gegara izin pergi kerumah neneknya di china." jelas Harsa. Renjun mengangguk saja dan berjalan melewati Harsa untuk meletakkan tasnya. Sedari tadi ia dan Harsa memang masih berada didekat pintu masuk kelas.

"Oh ya Res! Sayang banget lo gak masuk kemarin, padahal si biang onar bikin ulah lagi!" kata Harsa mengebu-ngebu saat keduanya sudah duduk dikursi.

Dahi Renjun menyerngit. "Biar onar siapa? Emang kemarin kenapa?"

"Ihh! Lo mah! Si tukang ngedrama, Kelia! Kemarin dia bikin ulah lagiiii!"

"Yaaaaa bikin ulah kenapaaa Harsaaaa! Eh tunggu—Kelia?"

"Iyaaa! Kelia kemarin ngedrama lagi. Bikin kantin ricuh gegara dia yang bikin primadona sekolah kita ketumpahan kuah satu badan." jelas Harsa.

"Primadona sekolah siapa?" tanya Renjun. Harsa tersenyum sabar. Rasanya ingin sekali menabok kepala Renjun, namun ia takut diamuk Jevano.

"Si Rebeca. Setau gue sih Rebeca dibawa kerumah sakit soalnya badannya merah merah gitu. Ya lo bayangin deh, ketumpahan kuah bakso panas? Hihh, kalo gue sih amit-amit ya. Kena percikan air panas aja sakit banget, apalagi sampe ketumpahan kuah bakso sebadan."

Renjun mangut-mangut saja. Walau ia kurang mengerti apa maksud Harsa. Tapi iya-in aja lah. Takutnya Harsa ngambek karena Renjun yang terlalu lemot tidak bisa menangkap apa yang si biang gosip itu ceritakan.

Renjun menumpukan dagunya dengan tangan, mendengarkan Harsa yang berceloteh panjang lebar. Renjun hanya sesekali menyahut karena ia kurang paham apa yang dimaksud Harsa.

Lagi mendengarkan cerita Harsa, netra Renjun tak sengaja melihat Jevano bersama anggota inti Jupiter yang ingin melewati kelasnya.

Renjun menatap Jevano sedih. Sang ketua Jupiter itu masih enggan berbicara dengannya.

Tanpa Renjun sadari, bahwa saat melewati pintu kelas 11 IPS 5, Jevano tengah mencuri-curi pandang kearahnya beberapa kali.

[]


"Tumben."

Mendengar celetukan Harsa yang tiba tiba, membuat Renjun yang sedang mengunyah bakso dengan tidak semangat dan berselera itu menoleh.

"Apa nya yang tumben Har?"

"Tumben lo gak sama Jevano."

Renjun langsung terdiam dengan wajah sedih. Tatapannya kosong membuat Harsa menjadi takut sendiri.

"Res lo kenapa sih? Dari tadi ngelamun terus? Masa iya kesurupan?"

"Ihh Harsaaaa!" mata Renjun mendadak berkaca-kaca membuat Harsa gelagapan. Ayolah! Mereka berdua ini lagi ada dikantin! Ramai, bisa bisa Harsa dituduh yang tidak tidak karena sudah membuat Renjun menangis.

"Eh eh Res! Ya ampun lagi nangis aja ngapa lo lucu banget yaa!"

"Hiks Harsaaaa!"

"Iyaaa iyaaa maapp! Kenapa wahai Resha yang gemes? Sini cerita sama pangeran? Cup cup bayi gak boleh nangis.." Harsa berpindah duduk yang semula berada dihadapan Renjun menjadi disebelah Renjun, menepuk-nepuk punggung Renjun.

"Jevano ya?"

Renjun mengangguk sambil terisak kecil.

"Jevano apain lo sampe lo begini? Wah jahat banget tuh orang!" Harsa mendadak berapi-api.

"Hiks hueeeeeeeeeeee!!"

Harsa semakin gelagapan. Ia melirik sekitar dimana banyak yang menatapnya dengan tatapan tajam. Renjun ini disukai banyak murid karena kegemasannya. Dan saat melihat Renjun menangis, mereka langsung menuduh Harsa.

"Bukan gue sumpahh!! Gue gak tau apa apa!!" kata Harsa panik kala Riona, si bad girl sekolah yang menyukai Renjun kini menatapnya dengan tatapan membunuh dan bersiap seperti ingin menerkam Harsa.

"Si anjing! Ini mana dah si Jevano!! Bangsat banget tuh orang! Kan jadi gue yang tertuduh!" gerutu Harsa.

Renjun makin menangis keras dan semakin banyak mengundang banyak atensi dari murid murid. Bukannya risih, mereka malah gemas melihat Renjun yang menangis saja lucu sekaligus khawatir juga, apa yang membuat pemuda lucu nan imut itu menangis?

Harsa meneguk salivanya. Sekumpulan siswi-siswi bar bar yang dengan terang-terangan mengaku menyukai Renjun tampak bangkit untuk menghampiri Renjun yang masih menangis dan menatap Harsa mengintimidasi.

"GUE GAK TAU APA APA, SUMPAH! STOP NATEP GUE BEGITUU! Someone help me please.."

tbc

chapter ini agak absurd wkwk

banyak banget yg siders, gak tau apa aku ngetik ini butuh banyak waktu untuk nyari ide, udah kalo lagi ngetik ide tuh tiba tiba ngilang, kezallllll 😡

Renjun To Resha || Jaemren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang