28. Menuju Tempat Perkemahan

16.3K 1.9K 78
                                    

1 minggu lamanya terlewati, dan hari ini adalah hari dimana sebagian para murid SMA Bina Mandiri pergi ketempat dimana mereka akan mengadakan kegiatan camping. Murid yang tidak ikut juga banyak, rata rata kelas 12 yang mungkin lebih ingin menghabiskan waktu dengan belajar karena beberapa minggu lagi akan mendekati ujian tengah semester.

Renjun termasuk dibagian murid yang ikut. Murid yang ikut mungkin hanya sekitar 200-an lebih. Dari 800 murid SMA Bina Mandiri, ada 500-600 yang tidak ikut kegiatan ini. Mungkin kebanyakan sudah pernah jadinya bosan dan memilih tidak ikut. Karena menurut yang tidak ikut, camping itu hanya seperti bertahan hidup dengan peralatan lengkap.

Renjun kini menenteng tas bawaannya. Ia hanya membawa 4 pasang pakaian, peralatan mandi, 2 handuk, selimut, powerbank dan makanan ringan untuk dibus dan diperkemahan nanti.

"Harsa, ini kita bus nya bebas atau udah ditentuin?"

"Udah ditentuin Res, tempat duduknya juga." jawab Harsa. Renjun mengangguk.

Guru yang bertugas membina murid murid tampak menyebutkan nama-nama murid untuk diarahkan berada di bus mana dan duduk bersama siapa. Renjun menunggu dengan perasaan yang mendadak gugup. Ia takut mendapat teman sebangku di bus nanti yang tidak ia kenali. Renjun kan sulit bersosialiasi, ia tak mudah mengajak orang lain bicara dan berkenalan.

"RESHA JANUAR NARENDRA BERSAMA JEVANO ALASKA DIRGANTARA DI BUS NOMOR 3!"

Renjun melongo.

Apa ini sebuah kebetulan? Kenapa ia bisa duduk dengan Jevano?

Harsa menyenggol lengan Renjun yang masih terbengong. "Res! Ayo! Gue di bus 3 juga, siapa tau Jevano udah di sana."

"Eh iya." Renjun mengekori Harsa menuju bus 3. Omong omong ada 6 bus yang membawa murid murid ketempat perkemahan. Sedangkan guru guru yang ikut akan menggunakan mobil.

Renjun masuk kedalam bus 3 setelah Harsa. Ia celingak celinguk, mencari Jevano. Tapi Jevano tak terlihat.

"Jevano kemana sih.."

"Gue disini."

"Eh astaga!!" Renjun terlonjak dan hampir saja menjatuhkam tas kecil yang ia tenteng. Ia menoleh pada Jevano yang tiba tiba muncul disebelahnya. "Kamu ngagetin aja."

Jevano tidak menjawab. "Sini tas lo gue letakin di kabin, lo gak akan nyampe."

Renjun memicing tajam, namun tetap memberikan tas bawaannya yang terasa cukup berat. Perkataan Jevano tadi seolah mengejeknya yang pendek. Oh ayolah, tinggi Renjun ini 168, masih cukup tinggi. Jevano saja yang ketinggian sampai sampai Renjun disamping Jevano hanya sebatas bahu.

"Kita duduk dimana?" tanya Renjun.

"Terserah." Jevano selesai meletakkan tas bawaan Renjun, kemudian menarik tangan Renjun mencari tempat duduk. Hingga ia menemukan tempat duduk yang sekiranya pas karena terdapat gorden. Tidak semua bangku di bus ini diberikan gorden, hanya beberapa.

"Lo duduk deket jendela."

Renjun iya-iya saja. Kemudian duduk didekat jendela dan meletakkan tas kecil nya dipangkuan. Jevano ikut duduk.

Renjun menoleh kebelakang. "Harsa?" Renjun baru sadar jika yang berada dibelakangnya adalah Harsa yang duduk bersama lelaki yang tidak dikenali Renjun.

"Loh? Sejak kapan lo disitu?" tanya Harsa tampak kaget.

"Baru aja. Itu, siapa?" Renjun melirik lelaki disebelah Harsa yang sedang memainkan game online.

Harsa mengedikkan. "Gue gakenal sih, tapi namanya Naufal."

"Ohh.." Renjun mangut mangut, kemudian kembali menghadap kedepan.

Jika kalian heran mengapa Jevano bisa duduk bersama Renjun? Tentu saja karena campur tangan Jevano sendiri, tidak mungkin hanya sebuah kebetulan. Jevano meminta atau lebih tepatnya memaksa kepala sekolah yang merupakan om nya  untuk mengatur duduknya di bus ini bersama Renjun.

"Kira kira berapa lama perjalanan?" tanya Renjun pada Jevano.

"5 jam."

"Lama banget. Pegel pantat aku duduk terus." ujar Renjun tanpa difilter. Renjun mengatakannya seolah tak ada beban.

"Tempatnya jauh. Kalo ngantuk tidur aja."

"Iyaa."

Jevano menjatuhkan kepalanya dibahu Renjun. Renjun terkejut dan menoleh sekilas, tapi tak lama kembali bersikap biasa saja. Renjun sudah mulai menerima skinship dari Jevano.

2 jam telah terlalui. Renjun mulai bosan. Ia sengaja tidak memainkan ponsel karena tak mau ponselnya nanti lowbet. Renjun harus hemat hemat baterai.

Renjun menguap, sedikit merasa pegal pada bahunya karena Jevano yang tertidur disana dengan nyenyak.

Fyi, sejak Jevano tidur, tangannya dan tangan Renjun sudah tertaut. Sesekali juga Renjun mengusap tangan besar Jevano dengan ibu jarinya yang lebih mungil dari jari Jevano. Tangannya bahkan tenggelam digenggaman sang ketua Jupiter itu.

Renjun lama lama menjadi mengantuk karena sejak tadi hanya menatap keluar jendela, menatap pepohonan rimbun dan jalanan yang dilewati. Ia tadi juga sempat memakan jajanan yang ia bawa untuk mengusir rasa bosan dengan mengunyah, tapi malah membuat matanya terasa berat. Renjun menarik gorden hingga kaca tertutup. Ia memposisikan tubuhnya agar bisa sedikit lebih leluasa untuk tertidur.

Renjun memejamkan matanya dan mulai memasuki alam mimpi. Kepalanya jatuh pada kepala Jevano yang bersandar dibahunya. Posisi keduanya tampak begitu menggemaskan, dengan tangan yang salit bertautan dan tertidur dengan kepala saling menindih.

tbc

kegiatan camping nya part depan ygy

Renjun To Resha || Jaemren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang