14. Salah Paham

20.7K 2.3K 40
                                    

"RESHA!!"

Renjun yang baru saja sampai dikelas dibuat terlonjak kaget karena Harsa yang tiba tiba berdiri didepannya.

"Harsa! Ya ampun aku kaget.." Renjun memegangi dadanya, Harsa meringis. "Maaf maaf."

"Btw, lo gapapa kan? Ya ampun tuh muka lo ada lebam! Kan udah dibilang gak usah ikut tawuran Res, udah sih ini gue bakalan diamuk Jevano."

Renjun menggeleng. "Gapapa kok Harsa. Kamu juga gak akan dimarahin Jevano, tenang aja. Udah ah, aku mau duduk dulu."

Harsa mengikuti Renjun yang sudah duduk dikursi dan meletakkan tasnya didalam laci. "Kantin yok, gue laper deh, tadi belum sarapan."

Renjun mengangguk. "Ayo, aku juga mau beli susu."

Harsa menggandeng tangan Renjun dan keluar kelas untuk pergi kekantin. Biasanya saat pagi kantin juga ramai karena banyak murid yang sarapan disana.

Sesampainya dikantin, keduanya dapat melihat keadaan kantin yang cukup ramai. Harsa rencananya ingin membeli bubur ayam dan teh hangat. Sedangkan Renjun ingin membeli susu coklat dan roti isi.

Selesai membeli apa yang diinginkam, Harsa menarik tangan Renjun untuk duduk disalah satu bangku kantin.

"Harsa."

"Hmm?" Harsa menjawab singkat karena sedang makan dengan hikmat.

"Kamu sama Keano udah lama pacaran ya?" tanya Renjun tiba tiba.

"Gak juga, mungkin baru 3 bulanan, kenapa emang?"

Renjun menggeleng. "Gapapa kok."

Harsa menyerngit, namun memilih acuh saja dan kembali makan.

"Oh ya Res, alasan lo berubah begini, kenapa?"

Renjun menegang beberapa detik. "Engg.. pe-pengen aja." balas Renjun sambil tersenyum kikuk. Masa ia harus menjawab jika ia berubah karena memang ia bukan Resha, melainkan Renjun. Bisa bisa Harsa menganggapnya aneh.

"Udah ah cepetan makannya, nanti masuk. Udah mau bel ini." kata Renjun mengalihkan pembicaraan. Harsa yang awalnya ingin menanggapi jawaban Renjun, langsung mengangguk dan memilih menghabiskan makanannya.

Renjun menghela nafas. Ia menyedot susunya dengan pikiran yang mendadak terbang kemana mana.

"Kangen Jeno, kangen Junkyu, kangen Mama Papa. Apa aku emang gak bisa ketemu mereka lagi? Resha.. semoga kamu betah ditubuh aku, buat mereka semua nyaman sama kamu ya.." batin Renjun. Raut wajahnya mendadak sedih.

Namun Renjun mendadak teringat sesuatu yang aneh.

Kenapa sampai saat ini, Kelia tak terlihat juga?

[]


Renjun dengan bibir manyun dan kaki dihentak hentakkan kini sedang membawa setumpuk buku menuju perpustakaan. Guru yang sebelumnya mengajar dikelas Renjun, meminta bantuan Renjun untuk membawa buku paket keperpustakaan.

"Kenapa aku terus sih yang disuruh-suruh! Kan ketua kelas ada! Aku mulu jadi tumbal!" gerutu Renjun kesal.

Renjun sampai diperpustakaan, ia langsung masuk dan disambut dengan suasana yang sunyi. Renjun langsung menghampiri penjaga perpustakaan yang sedang membaca buku.

"Permisi, saya mau balikin buku ini, taruh dimana ya bu?"

"Oh kamu taruh aja didekat rak ke empat. Taruh diatas kardus ya."

Renjun mengangguk dan langsung mengikuti apa yang penjaga perpus itu katakan. Meletakkan buku yang ia bawa dirak ke 4 dan ditaruh diatas kardus.

"Hahh, pegel banget tangan aku." setelah meletakkan buku buku itu, Renjun mengibaskan tangannya yang terasa pegal. Barulah ia beranjak untuk keluar dari perpustakaan dan kembali kekelas.

Sebenarnya Renjun malas kembali kekelas saat ini. Lagi pula jam guru yang tadi menyuruhnya mengembalikan buku paket keperpustakaan sudah habis.

Renjun memilih berbelok menuju taman belakang sekolah yang sepi. Ia kemudian mendaratkan bokongnya dikursi kayu yang tersedia disana. Renjun menghela nafasnya pelan.

Sejak tadi Renjun tidak fokus karena ia yang merindukan orang orang terdekatnya didunia nya yang sebelumnya. Renjun merindukan Jeno, pacarnya. Renjun merindukan sahabatnya, Junkyu dan juga merindukan mama papa nya. Ia ingin sekali melihat mereka lagi walau untuk yang terakhir.

Tak sadar air mata menetes. Renjun menunduk dan menangis. Ia menutup wajahnya untuk menahan isakannya.

"Kangen Jeno, kangen Junkyu hiks.."

Puk

"Res?"

Renjun terlonjak dan menoleh. Renjun membelalak dan langsung berdiri melihat Keano lah yang tadi menepuk pundaknya.

Keano memiliki wajah sama persis dengan Jeno-nya, melihat Keano membuat Renjun kembali teringat Jeno. Renjun merasa saat ini dirinya berada didunia aslinya.

"Jeno.."

"Hah?"

Mata Keano membelalak kala Renjun yang tiba tiba memeluknya sembari menangis dan menggumamkan nama 'Jeno'. Keano panik saat ini karena takut Jevano atau bahkan Harsa melihat ia dan Renjun. Keano bisa dalam masalah besar.

"Res l-lo kenapa?"

"Jeno, hiks Jeno aku kangen.."

Keano meneguk ludahnya gugup. Apa yang harus ia lakukan saat ini?

"Keano."

Tubuh Keano menegang sempurna mendengar suara yang amat ia kenali. Ia dengan patah patah menoleh kebelakang. Raut wajahnya seketika langsung pucat pasi.

"Je-jev.."

Raut wajah Jevano dingin, rahang lelaki itu mengeras dan tangannya tampak terkepal. Jevano pasti sedang cemburu saat ini dan berpikiran yang tidak tidak.

"Je-jev i-ini gak y-yang kayak lo pikirin!" Keano panik sampai bicaranya saja terbata seperti seseorang yang ketahuan berselingkuh. Ia tahu jika Jevano menyukai Renjun. Melihat Renjun yang sedang memeluknya, Jevano pasti salah paham.

Jevano tak menjawab dan mengabaikan ucapan Keano, ia mendekati Keano dan Renjun. Menarik tangan Renjun yang belum menyadari kehadirannya hingga pelukan Renjun pada Keano terlepas.

Renjun terkejut. Ia langsung seolah sadar bahwa dirinya saat ini bukanlah berada didunia aslinya. Renjun menoleh pada Keano yang sudah pucat pasi, kemudian menoleh pada Jevano yang wajahnya sudah datar.

"Je-jevano.."

tbc

drama banget ya wkwk

kira kira jevano bakalan ngapain nih? apakah akan ada insiden pertumpaham darah, wkwk becanda.

btw, aku lagi on progress bikin new book, bakalan aku up kalo mungkin book ini udah mendekati ending. untuk pemeran dan ship nya siapa aja? soon guys wkwk

jan lupa vote ygy, sorry for typo

Renjun To Resha || Jaemren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang