"Loh? Ke mana yang lain?"
Keano mengerjap, melihat tempat yang sebelumnya terdapat banyak tenda kini sudah kosong. Tak ada tanda-tanda orang lain disini.
"I-ini gak mungkin kita ditinggal kan?" Renjun menatap Keano dengan sorot panik. Ia menarik Keano menuju tempat sebelumnya bus diparkirkan.
"Bus nya gak ada! Keano ini kita gimana?"
"Res.."
"Kita bener bener ditinggalin? Terus.. terus kita pulangnya gimana.." Renjun berjongkok, menutup wajahnya dan menangis. Ia takut. Hanya ada dirinya dan Keano dihutan yang lebat ini.
Keano menggaruk tengkuknya. Apa benar mereka semua meninggalkannya dan Renjun disini? Yang benar saja, lantas bagaimana mereka berdua pulang? Keano tidak membawa ponsel untuk menghubungi teman-temannya jika ia dan Renjun masih berada ditempat perkemahan. Ponselnya ada di tas nya. Dan sekarang tas nya tidak tahu kemana.
"Res.. udah Res tenang.."
"Gimana aku bisa tenang! Kita ditinggal disini Keano!" nada Renjun meninggi. Tak ada apapun dipikirannya kecuali rasa takut dan panik. Ia tak dapat memikirkan apapun saat ini.
"Iya gue tau, tapi tenang dulu. Jangan nangis, jangan panik, itu gak akan ngasilin apapun Res. Udah lo tenang. Gue yakin mereka pasti bakal sadar kalau kita ketinggalan disini."
Tangis Renjun mulai mereda. Perkataan Keano memang ada benarnya juga.
"Lo laper?" tanya Keano. Renjun mengangguk.
"Yaudah kita cari makan dulu. Disini pasti ada buah yang bisa kita makan."
"Hummm." Renjun berdiri dan mengikuti Keano yang kembali masuk ketempat mereka membangun tenda untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Ini sudah jam setengah 9 pagi, perut mereka sudah berbunyi karena belum terisi.
"Keano aku capek." Renjun lelah. Sudah 30 menitan mereka berjalan menyusuri hutan untuk mencari buah namun tak kunjung menemukannya.
"Lo tunggu disini aja, dibawah sana kayaknya ada pohon pisang." Keano menunjuk bawah jurang yang tidak terlalu dalam dan terdapat banyak pohon pisang disana.
Renjun mengangguk. "Humm, kamu hati hati."
Keano mengangguk, dengan hati hati turun dan berpegangan pada akar pohon. Renjun memperhatikan Keano dan duduk ditanah. Menyeka keringat didahinya yang mengalir.
"RESHA!!"
Mendengar teriakan Keano, Renjun lantas berdiri dan mendekati tepi jurang untuk melihat Keano.
"LO BISA TURUN GAK?? DISINI ADA SUNGAI! BISA UNTUK MINUM KALO LO HAUS!!"
Renjun terdiam sesaat kemudian menjawab. "IYA!!"
Dengan dibekali sedikit keberanian, Renjun mencoba turun dengan berpegangan pada akar seperti Keano tadi. Agak ngeri karena ia takut terpeleset dan terjatuh.
Renjun memegang erat akar dan turun dengan perlahan lahan, ada Keano yang mengawasi dari bawah.
Krekkk
"Ehhh!!" Renjun memekik kala akar yang ia pegang terputus hingga Renjun yang sedikit lagi bisa mencapai paling bawah jadi terjatuh karena tak memiliki pegangan.
Brukkkk
"Aduhhh!"
Keano buru buru menghampiri Renjun dan membantu Renjun untuk berdiri. "Lo gapapa?"
"Shhh, iya gapapa, cuma pantat aku doang nyeri." jawab Renjun jujur. Ia mengusap usap pantatnya yang menghantam tanah terlalu keras.
"Gak ada yang luka?" Renjun menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjun To Resha || Jaemren [√]
HumorRenjun anak yang pendiam, manis dan lembut, harus menjalani hidupnya menjadi salah satu anggota geng dinovel kesukaannya. ❝ Loh? Bukannya aku udah mati ya? Kok masih hidup? ❞ warn[❗] ✦₊ bxb ࿐ ✦₊ non baku ࿐ ✦₊ jaemin dom! renjun sub! ࿐ start: 7 ju...