34. Loker

15.3K 2K 49
                                    

"Har, aku gabisa main basket."

"Hahh??" Harsa melongo mendengar penuturan Renjun. "Res lo ga salah? Padahal lo jago basket sampe pernah diajak gabung di tim basket ama Jevano!"

"Ihh emang gabisa Harsaaa!"

Harsa memicing tidak percaya. "Gak! Lo boong! Waktu lo bilang gak bisa beladiri, padahal mah jago banget, boong lu mah."

"Harsa aku seri—"

"Resha Januar Narendra."

"Nahh nama lo tuh, gih sana maju." Harsa mendorong punggung Renjun yang kini cemberut lantaran kesal. Ia menatap Harsa sinis dan mengambil bola basket ditanah.

Renjun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, melirik sekitar dimana semua anak kelas IPS 5 menatap kearahnya, kalo cowok-cowok natapnya beda sih, natapnya sambil berbinar.

"Ayo mulai! Jangan diam aja!" suara pak Alvin membuat Renjun tersentak dan reflek melempar bola basket ditangannya dengan jarak yang cukup jauh dari ring basket. Dan ajaibnya, bola itu masuk.

"Loh?" Renjun melongo.

"Nah kan!! Dibilang juga apa! Resha mah suka ngibul!!" seruan Harsa membuat Renjun menatap lelaki itu tajam.

"AKU GAK NGIBUL YAAA!!" pekiknya sebal. Harsa cekikikan lantaran gemas dengan raut wajah Renjun. Bukan Harsa saja, teman sekelasnya juga tertawa melihat Renjun.

Renjun berjalan mengambil bola, mengambil posisi kemudian melempar nya dan masuk dengan sempurna.

Sampai waktu yang diberikan habis, Renjun mendapatkan 23 point. Point terbanyak nomor 3 dari yang mencetak point terbanyak yang merupakan anggota basket. Ya walaupun jarak Renjun dan siswa itu hanya 5 point.

Renjun menghampiri Harsa, dan langsung mendapat cubitan dipinggangnya.

"Aaaa Harsaaaaa sakitttt!!"

"Mangkanya jangan boongin gue bocill!!"

Renjun cemberut. Mengusap pinggangnya yang baru saja dicubit Harsa. "Jahattt! Aku aduin Jevano nanti biar kamu dimarahinn!"

Harsa memutar bola matanya malas. "Aduin aja cil aduin!!"

"Oke!! Nanti aku aduin!!"

Harsa mencibir. "Dasar bocil." gumam Harsa pelan.

"Apa kamu bilang!!"

"Gue gak bilang apa apa!" sargah Harsa cepat. Renjun memicing, dan setelahnya bersedekap dada menatap murid yang kini mendapat gilirannya.

"Harsaa, kekantin yuk." tak lama Renjun kembali menatap Harsa.

"Ngapain?" Harsa menoleh.

"Berak."

Harsa berdecak.

"Ya beli minum lahh Harsaaaaaaaaa!"

"Yaudah ayo deh." Harsa bangkit, menepuk pantatnya yang kotor. Omong omong, Harsa tadi sudah ambil nilai. Yang sudah ambil nilai bisa istirahat atau beli minum.

Sampailah mereka dikantin yang tampak sepi, hanya tardapat murid murid kelas mereka yang sedang duduk-duduk sambil minum. Renjun membeli 2 kotak susu coklat, sedangkan Harsa membeli es teh untuk menyegarkan tenggorokan.

Sambil menyedot susunya, Renjun duduk disebelah Harsa. Ia tampak menikmati sampai sampai tidak sadar murid kelas 11 IPS 5 terus menatap kearahnya menahan gemas. Abisnya mirip bocil. Udahlah badan pendek, pipi embul, minum susu lagi. Kalo bukan punya Jevano mah Renjun mungkin bakal tiap hari dapat pernyataan cinta.

"Oi cil."

Renjun menoleh pada Harsa yang memanggilnya, ia menatap Harsa seolah menjawab 'apa' karena masih menyedot susu kotaknya.

"Serius amat lo minumnya."

"Apasih Harsa!" Renjun mendelik, dan kembali meminum susunya, menghiraukan Harsa yang kini tengah menggigiti sedotan lantaran gemas padanya.

[]

Singkatnya, Renjun lupa berganti baju olahraga menjadi seragam saat jam pelajaran sehabis istirahat tiba, membuatnya disuruh mengganti pakaian lebih dulu oleh guru.

Renjun masuk ke ruang loker cowok yang sepi, menuju lokernya yang agak dipaling ujung dan membukanya.

"Re."

"Ehh!" Renjun tersentak dan reflek menutup pintu lokernya lumayan keras.

Renjun berbalik, seketika ia merengut kala Jevano lah yang mengejutkannya. "Kamu suka banget ya ngagetin akuu!"

Jevano terkekeh. Namun tiba tiba ia terdiam, menatap Renjun dari atas sampai bawah membuat si empunya keheranan.

"Kenapa?"

"Kenapa baju lo ketat banget?"

Renjun meringis, baru mengerti maksud Jevano. "D-duh, i-ini tuh minjem maju temen sekelas, soalnya baju olahraga aku ketinggalan."

"Cewe?"

Renjun mengangguk. "Hummm."

"Nyetak banget, Re. Kenapa baru ganti sekarang?"

"L-lupa.."

"Lupa atau sengaja?" tatapan Jevano tampak datar, membuat Renjun jadi gugup.

"L-lupa Jev.."

"Lupa hmm.." Jevano maju, mendekati Renjun membuat Renjun meneguk ludah dan mundur hingga ia menabrak loker.

Jevano membuka loker Renjun. Menunduk menatap yang lebih kecil dengan tatapan yang sulit diartikan.

Jevano memegang dagu Renjun, menaikkan dagu Renjun agar Renjun menatapnya. Renjun terpaku, dan tak dapat mengalihkan pandangannya karena tatapan mematikan Jevano yang menguncinya.

Jevano memegang dagu Renjun, mendekatkan wajah pada Renjun, dan langsung meraup bibir merah muda yang cukup menggoda itu. Renjun membelalak, meremas seragam Jevano kala merasakan bahwa sang ketua Jupiter itu melumat bibirnya. Renjun memejamkan mata, ia terbuai dan membalas ciuman Jevano dengan pelan. Jevano menarik pinggang Renjun dan sedikit menunduk agar tubuh mereka menempel.

"Mhhh.."

Tangan Renjun berpindah melingkari leher Jevano dan sedikit menariknya. Jevano makin memperdalam ciuman mereka membuat Renjun melenguh.

Alasan Jevano membuka loker Renjun agar tidak ada yang melihat jika keduanya berciuman saat ada yang masuk kedalam ruang loker, ya walaupun kaki mereka tetap akan terlihat. kalian ngertilah gimana maksudnya, dibayangin aja ya, lokernya itu sampe nutupin pinggang injun.

Renjun sudah beberapa kali melepas ciuman Jevano untuk mengambil nafas, namun Jevano langsung kembali membungkam bibirnya dan memangutnya.

Jevano sama sekali tidak sadar jika ada yang masuk keruang loker dan syok melihat keduanya walau terhalangi pintu loker.

Egi, dia lah yang masuk keruang loker untuk mengambil buku yang ia letakkan diloker. Ia sangat mengenali sepatu Jevano karena Egi emang orangnya suka merhatiin sepatu orang lain. Jadi pasti orang itu Jevano, dan mungkin saja...

"Itu Resha kan ya?" gumam Egi pelan. Ia memang tak bisa melihat siapa yang sedang berciuman dengan Jevano, namun ia tidak mungkin salah bahwa yang berciuman dengan Jevano adalah Renjun, karena Renjun masih memakai pakaian olahraga.

tbc

emang si jepano gak tau tempat banget kalo nyosor injun, untung egi yang liat wkwk

cepattt vote klean! aku up cepet nih!

sorry for typo

Renjun To Resha || Jaemren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang