21. Rumah Jevano (2)

19.7K 2.1K 41
                                    

Hari sudah sore, namun Jevano belum melihat Renjun semenjak mamanya dan tantenya menarik Renjun entah kemana. Jevano juga tidak tahu apa yang dilakukan mama dan tantenya pada Renjun. Semoga saja Renjun masih selamat.

"Kak Vano."

"Hmm?" Jevano yang sedang memainkan ponsel dan duduk disofa kamarnya bersama Kevin menoleh pada adik sepupunya itu.

"Kok kakak cantik tadi belum balik juga? Mama sama tante Jess ngapain sih?"

"Gatau Vin, coba kamu cari gih."

Kevin mengangguk dan turun dari sofa. Sejak tadi memang Kevin terus saja bertanya dimana Renjun pada Jevano. Ya Jevano mana tau, wong dari tadi Jevano dikamar.

Setelah Kevin keluar dari kamar, Jevano melempar asal ponselnya kesofa. Ia bosan. Mau main game rasanya malas.

Tok tok

Jevano menoleh sekilas. "Masuk."

Tak ada tanggapan selama beberapa detik sebelum pintu kamarnya terbuka. Jevano tidak menoleh karena ia pikir jika itu hanya sepupunya. Para keluarga besar Jevano memang lagi berkumpul dirumahnya, itu sebabnya rumah Jevano jadi ramai. Ya tapi sekarang ini rata rata sedang pergi keluar.

"Ughh.. Jevano.."

Jevano langsung menegakkan tubuhnya mendengar suara yang tidak asing. Saat ia menoleh, ia melihat Renjun yang tidak lagi menggunakan seragam sekolah, tapi memakai pakaian.. perempuan?

Renjun mendekat kearah Jevano setelah menutup pintu. Jevano meneguk ludah. Baju dan celana jeans yang Renjun pakai cukup ketat hingga lekuk tubuhnya tercetak. Sialan, ini pasti ulah mama dan tantenya! Atau mungkin saja sepupu sepupu perempuannya juga ikut andil.

"Pasti ulah mama sama tante Olin?"

Renjun mengangguk kikuk. "Herin, Keysa sama Raisa juga.."

Renjun benar benar didandani. Pemuda itu bahkan dipakaikan lipstik, ah bukan, mungkin liptint dan pakaian yang Jevano tebak milik sepupu perempuannya. Tapi herannya, pakaian itu terlihat cocok dikenakan Renjun.

Greb

"Eh?" mata Renjun membelalak kaget karena Jevano yang tiba tiba menarik tangannya hingga ia terjatuh di.. pangkuan Jevano.

Semburat merah langsung menjalar hingga telinga dikulitnya yang putih hingga terlihat begitu jelas. Saat ditarik, tangan kiri Renjun reflek berada dibahu Jevano.

Raut wajah Jevano tampak serius. Renjun dibuat tak mampu bernafas karena Jevano kini memeluk pinggangnya.

Situasi macam apa ini?

Mohon para readers otaknya jan aneh aneh dulu

Tangan kiri Renjun kini berada dibahu Jevano yang satunya lagi. Dan saat ini posisi keduanya adalah berhadapan dengan tubuh Renjun yang lebih tinggi karena duduk dipangkuan Jevano.

Saat Jevano memajukan wajahnya, Renjun tak berkutik, ia bahkan menahan nafasnya saat wajah Jevano kini berada didepan wajahnya. Jantung Renjun berpacu begitu cepat, apa hal yang selanjutnya terjadi adalah....

Renjun tidak mampu berpikir jernih. Renjun bukan pemuda polos menyangkut hal yang itu itu, hal semacam ciuman atau lebih tentu ia tau karena ia gemar membaca novel yang terkadang ada kissing atau lebih dari sekedar kissing.

Nafas hangat Jevano menerpa wajah Renjun, membuat Renjun makin tak bisa berkutik dengan jantung yang seakan akan ingin meledak.

Jevano makin memajukan wajahnya, Renjun memejamkan matanya panik dan sedikit meremas bahu Jevano. Ia merasakan wajah Jevano yang semakin dekat sampai hidungnya dengan hidung Jevano saling bersentuhan.

Sedikit lagi—

Ceklek

"JEVAN—ouchh!!"

[]


Setelah kepergok oleh Herin (sepupu Jevano), Renjun langsung mendorong bahu Jevano dan turun dari pangkuan pemuda itu dengan raut wajah panik. Sedangkan Jevano menampakkan raut wajah kesal dan mengumpat dalam hati. Renjun langsung menarik tangan Herin untuk pergi dari kamar Jevano.

Saat ini ia dan Herin berada dihalaman belakang rumah Jevano. Untunglah disini sepi karena keluarga besar Jevano rata rata sedang pergi keluar.

"Ughh, Herin, anuu.. ituu.. yang tadi abain aja.."

Herin mengedip dengan raut wajah polos. "Emang kenapa? Tadi lo sama Jevano kan mau ci—"

"STTTT!! Herin ih jangan ngomong gituuu!!" wajah Renjun yang semulanya sudah memerah semakin merah. Renjun juga tampak panik sampai sampai Herin semakin ingin menggoda pemuda manis itu.

"Tadi udah nempel belum? Udah gak sih? Ih gue penasaran bangett dehh!!"

"Herinnnnn!!"

"Tadi liat gak? Jevano keliatannya kesel soalnya gagal ciu—"

"Herinnnnnnn!!!!"

Tawa Herin akhirnya menguar. Sungguh, ia tak tahan melihat raut wajah Renjun yang begitu lucu. Renjun terlihat ingin menangis karena malu terus-terusan digoda oleh Herin.

"Kenapa nih?"

Keduanya sontak menoleh pada Jessie yang kini menghampiri mereka. Herin memasang wajah tengilnya.

"Ini loh tan, tadi aku kekamar Jevano kan ya, terus ngeliat Resha sama Jevano mau—"

"IHHH HERINNN!!"

"HUAHAHHAHAHAHAHAHHA!!"

Jessie menyerngit bingung. Sebenarnya apa yang terjadi? Ia keheranan melihat Herin yang kini ngakak sampai sampai terjengkang. Dan apa yang terjadi pada Renjun dan Jevano sampai sampai Renjun terlihat panik?

Jessie menatap Herin, perempuan dengan rambut sebahu itu memberi kode pada Jessie disela-sela tawanya. Jessie awalnya menyerngit, namun mengangguk paham.

Renjun merengut, menatap Herin yang masih tertawa dengan mulut terbuka lebar dan memegangi perutnya. Astaga, Herin itu tidak ada anggun-anggunnya sama sekali.

Jessie geleng-geleng kepala melihat tingkah keponakannya itu. Ia jadi makin penasaran apa yang terjadi sebelumnya pada Renjun dan Jevano.


tbc

gagal nichh wkwk, lain kali aja dehh 😂

anw sorry for typo

Renjun To Resha || Jaemren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang