27. Pengumuman

18.9K 2K 55
                                    

Renjun menjauhkan wajahnya, ia langsung menelusupkan wajahnya dileher Jevano dengan semburat merah yang menjalar hingga telinga.

Jevano terkekeh. Menunduk dan mengecup surai Renjun yang kini tengah malu.

"Jevano ih.. malu.."

Jevano mendongakkan wajah Renjun dengan mengangkat dagu Renjun menggunakan jarinya. Jevano mendekatkan wajah dan meraup kembali bibir Renjun yang sudah memerah dan sedikit bengkak. Renjun memejamkan matanya, meremas bahu Jevano menyalurkan rasa menggelitik diperutnya kala bibir Jevano menyapu bibirnya dengan lembut.

Makin lama ciuman Jevano makin intens dan dalam, membuat Renjun melenguh dan beralih meremas pelan rambut Jevano.

Jevano menggigit bibir Renjun, membuat Renjun reflek membuka mulutnya, hingga Jevano dengan leluasa mengabsen deretan gigi Renjun dengan lidah hangatnya.

Renjun seolah dibawa melayang. Ia tak dapat berpikir jernih dan bergerak gelisah dipangkuan Jevano. Jevano lantas memegang pinggang Renjun, karena miliknya yang tergesek bokong Renjun yang tidak bisa diam bisa bisa membuat sesuatu dalam dirinya bangkit.

Dengan pelan, Jevano membuka satu persatu kancing seragam yang dikenakan Renjun. Dan dengan hati hati membaringkan Renjun diranjang tanpa melepas pangutannya.

dah dah segitu ajaa, ika ga berani lanjut. bayangin sendiri tapi gak sampe nganu ya cuma ekhem ekhem dikit 🙈

[]


"Dimohon untuk siswa-siswi SMA Bina Mandiri segera menuju lapangan aula karena ada yang akan disampaikan oleh kepala sekolah. Segera! Tidak usah bertele-tele!"

"Yok Res kita ke aula."

Renjun mengangguk. "Emang ada pengumuman apa sih?"

Harsa mengedikkan bahu. "Gak tau, liat aja ntar." kata Harsa. Ia menggandeng tangan Renjun dan menariknya keluar kelas menuju aula.

Baru saja keluar dari kelas, lengan Renjun ditarik hingga pegangan Harsa padanya lepas. Harsa menyerngit, hendak berujar tidak terima, tapi urung saat tahu jika Jevano lah yang tadi menarik Renjun.

"Resha sama gue, lo duluan aja."

Harsa mencebik, mendelik kearah Jevano dan pergi dengan perasaan kesal. Jevano itu selalu saja seenaknya. Jika Harsa berani, ia mungkin akan menendang tulang kering Jevano karena Jevano selalu saja mengganggu dirinya dengan Renjun.

"Kamu mah, kasian Harsa nya pergi sendiri."

Jevano mengedikkan bahu acuh. Menggenggam tangan Renjun dan menariknya. Keduanya berjalan menuju aula. Tidak terburu buru seperti siswa siswi lain yang tidak sabar dengan pengumuman yang akan diberitahukan kepala sekolah. Yang pasti mungkin adalah pengumuman baik.

Sampailah diaula yang sudah padat oleh murid-murid, Jevano memilih tempat paling belakang masih dengan menggenggam Renjun. Ia malas berdesak-desakan, lagi pula masih akan kedengaran kok pengumuman kepala sekolah nanti walau berada dipaling belakang dekat pintu masuk.

"Ekhem tes tes. Apa semuanya sudah berkumpul?" suara kepala sekolah terdengar.

"SUDAH PAK!!"

"Baiklah. Pasti kalian bingung ada apa saya mengumpulkan kalian saat ini diaula. Ada sedikit pengumuman untuk kalian. Sekolah akan mengadakan kegiatan camping setelah tahun kemarin meliburkan kegiatan camping karena banyaknya kendala. Bagi yang ingin ikut, silahkan daftar pada wali kelas masing masing dan menyiapkan uang sebesar 250 ribu sebelum berangkat menuju tempat camping. Camping akan diadakan 1 minggu lagi, jadi masih banyak waktu untuk menyiapkan apa saja yang akan dibawa. Kalian akan menghabiskan waktu 3 hari disana. Kalian juga hanya perlu membawa pakaian dan yang penting penting karena sisanya sudah diurus oleh pihak sekolah. Mungkin sekian dari saya. Terima kasih dan selamat siang."

Aula mendadak ricuh. Rata rata banyak yang tidak sabar dengan kegiatan tersebut. Walaupun ada sebagian yang tidak bersemangat karena tidak menyukai dan lebih memilih tidur diranjang yang empuk.

Jevano menoleh pada Renjun, pemuda manis itu tampak antusias dengan senyum lebar dan mata berbinar.

"Mau ikut?"

Sebenarnya Jevano malas ikut acara seperti itu. Namun jika Renjun ikut, ia akan ikut juga.

"Ikut!! Gak sabar deh!!"

Jevano mengusak surai halus Renjun yang menguarkan aroma stroberi. Jevano tidak menyukai buah stroberi, tapi jika aroma aroma buah stroberi yang berasal dari Renjun, Jevano menyukainya.

dasar bucennnnnnnnnn! —ika yang iri

sirik aje lo —jepano ayang renjun


"Dicariin kemana mana ternyata mesra-mesraan disiniii!!"

Jevano dan Renjun sontak menoleh dan mendapati anggota inti Jupiter yang menghampiri mereka berdua.

"Udah kaya dunia milik berdua, yang laen ngontrak." celetuk Guntur. Hero mengangguk-angguk setuju.

Jevano berdecak malas.

"Bos lo ikut acara camping gak?" tanya Gilang.

"Hmm."

"Tumben, biasa lo gak akan mau ikut acara beginian." kata Keano. Jevano tidak menjawab.

"Res lo ikut?" tanya Hero.

Renjun mengangguk. "Ikut."

"Nahh No, ayangnya tuh ikut mangkanya dia ikut juga." Hero menyenggol lengan sang wakil ketua Jupiter yang berdiri disebelahnya.

"Pantesan aja." sahut Jason sambil geleng geleng kepala.

"Udah ngocehnya?" Jevano menatap datar anggotanya. Kemudian menarik Renjun pergi.

"Eh eh mau kemana!"

Jevano tidak menjawab perkataan Renjun dan tetap menarik Renjun pergi meninggalkan aula.

Keano geleng geleng kepala menatap kepergian Jevano dan Renjun. "Emang kalo udah bucin mah begitu."

tbc

azikk azikk camping nihh gezzz
kira kira nanti disana aku apain ya renjun nya? hmzzz

vote nya jangan lupa yh sayang sayang ika 😍

Renjun To Resha || Jaemren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang