29. Camping

15.6K 1.9K 44
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama 5 jam, kini murid murid Bina Mandiri telah sampai ketempat yang dituju. Mereka berkemah disebuah hutan yang pepohonannya terlihat lebat dan tumbuh tinggi. Kegiatan mereka juga sudah disetujui oleh pemerintah dan hutan tersebut dinyatakan aman. Ya mungkin untuk saat ini.

Mereka dibagi perkelompok. Satu kelompok berisikan 4 orang. Renjun satu kelompok bersama Harsa, Egi dan teman sekelas Egi bernama Tora.

Setelah diperintahkan untuk membangun tenda, mereka berempat mulai membangun. Walau ujung ujung nya dibantu oleh Hero dan Guntur karena tenda mereka yang langsung roboh.

"Muka lo dari tadi berseri banget Res." kata Egi. Renjun tersenyum hingga menampakkan gigi gigi putihnya.

"Seneng aja." balas Renjun. Ia merapikan barang bawaannya ditas dan mencari makanan. Ia lapar dan ingin nyemil.

Setelah menemukan apa yang ia cari, Renjun memilih duduk ditenda. Sedangkan Harsa, Egi dan Tora keluar tenda untuk berkeliling sedikit sebelum mereka nanti akan dikumpulkan dan diberi arahan. Renjun diajak tentunya, namun anak itu menolak dan ingin nyemil saja ditenda.

Akhirnya setelah sejak diperjalanan menuju kesini Renjun tidak memegang ponsel, ia kini sedang memainkan ponselnya. Sinyal cukup sulit disini, namun syukurlah Renjun masih dapat mengabari Alin yang 2 jam lalu menanyakannya.

Dilain tempat, kini Jevano tengah celingak celinguk mencari keberadaan makhluk mungilnya. Hingga netra Jevano menangkap Harsa, Egi dan Tora yang tampak berjalan bersama. Langsung saja ia menghampiri ketiga pemuda itu.

"Bujunggg!" Egi terlonjak saat Jevano tiba tiba saja muncul didepannya. Emang bangsat banget ini Jevano, suka banget bikin anak orang jantungan.

Harsa mengelus dadanya. Sudah sering sekali ia terkena jumpscare dari Jevano yang mendadak muncul hanya karena ingin menanyakan Renjun.

"Resha ditenda." bahkan sebelum Jevano bertanya, Harsa lebih dulu menjawab. Jevano langsung melenggang pergi membuat Harsa tersenyum sabar.

Tora meringis, menatap kepergian Jevano. "Gue rasanya kecekik banget waktu dilirik beberapa detik sama Jevano. Gila, auranya itu loh."

Egi mengangguk setuju. "Dia diem aja udah serem, apalagi kalo marah." Egi jadi merinding. Pernah beberapa kali ia melihat Jevano yang marah besar, ia bahkan sampai menahan nafasnya merasakan aura Jevano yang begitu mencekik hingga membuatnya lupa bernafas.

Jevano mendekati tenda Renjun dkk. Pas sekali, Renjun keluar tenda karena ingin mencari sinyal. Padahal tadi Alin menelponnya, tapi saat diangkat, sinyal mendadak hilang membuat panggilannya dengan Alin langsung terputus.

"Loh Jevano?"

"Ngapain?"

Renjun menggeleng. "Tadi abis ngabarin mama. Kamu ngapain kesini?"

"Nyari lo lah."

Renjun kemudian mangut-mangut.

"PERHATIAN SEMUANYA!! DIHARAPKAN SEGERA BERKUMPUL DAN MEMBUAT BARISAN SESUAI KELAS, SAYA AKAN MEMBERITAHUKAN APA SAJA YANG HARUS KALIAN LAKUKAN. KALIAN AKAN MENJALANI SEBUAH GAME ATAU MISI SAAT MALAM HARI TIBA!! SEMUANYA!! HARAP BERKUMPUL!!"

Suara pak Bandi yang menggunakan toa terdengar begitu melenggar. Renjun memasukkan ponselnya kedalam saku.

"Yaudah yuk nyamperin pak Bandi." kata Renjun. Jevano berdeham dan langsung menggenggam tangan Renjun.

[]

Malam telah tiba. Para murid kini dibagi tiap kelompok untuk menjalankan misi yang sudah diberikan. Yaitu dengan menemukan bendera bendera yang sudah guru guru tetapkan ditempat tempat berbeda. Kelompok yang lebih dulu kembali dengan membawa lebih banyak bendera akan mendapatkan hadiah.

Sayangnya, Renjun tidak sekelompok dengan Jevano. Satu kelompok berisikan 12 orang, dan yang hanya Renjun kenal dikelompoknya hanya lah Keano. Ya, Renjun satu kelompok dengan Keano. Sedangkan Harsa dan Egi sekelompok dengan Jevano bersama Hero juga Jason. Guntur dan Gilang berada dikelompok lain.

Saat bunyi pluit sudah terdengar, tiap kelompok langsung melangkah berbeda arah mencari bendera. Semua tempat sudah diberikan tanda agar saat kembali nanti mereka tidak tersesat.

Semuanya berjalan cukup lancar. Hanya sedikit hambatan karena banyak anggota kelompok Renjun yang terjatuh. Termasuk Renjun juga. Namun ia tidak seheboh kelompoknya. Kelompok Renjun rata rata perempuan, laki lakinya hanya 3 orang.

"Eh itu bendera!" Renjun menunjuk bendera berwarna merah yang ditancapkan dibatang pohon dengan posisi yang cukup tinggi. Renjun tidak akan sampai menggapainya walau ia menjinjit. Bahkan Keano yang paling tinggi pun juga tidak sampai.

"Keknya harus gendong orang lain deh." kata seorang perempuan bernama Nayla.

"Ih iya bener! Harus ada yang digendong untuk ngambil itu." yang lainnya menyetujui.

"Siapa yang mau gendong? Terus siapa yang mau digendong?" tanya Putra, omong omong ia anak kelas 10.

"Biar gue yang ngegendong. Res, lo aja yang gue gendong." sahut Keano. Renjun melotot.

"Ih aku berat!"

"Badan lo kecil begitu mana ada lemaknya."

"Keano!!"

"Aduh duh!" Keano meringis disaat Renjun mencubit perutnya. Yang lain ikut ikutan meringis.

"Udah Res lo aja. Diantara kita juga badan lo paling pendek." Renjun merengut kesal. Kenapa pula 9 perempuan yang sekelompok dengannya memiliki tinggi yang lebih darinya? Renjun jadi nampak sekali pendeknya.

"Ayo Res." Keano berjongkok. Ia akan menggendong Renjun dipunggungnya.

Dengan bibir manyun, Renjun menaiki punggung Keano. Ia meremat bahu wakil ketua Jupiter itu saat Keano mulai berdiri.

Renjun berusaha menggapai bendera merah itu. Walau sedikit kesusahan, Renjun berhasil menggapainya.

Renjun akhirnya turun dari gendongan Keano dengan perasaan lega sambil menggenggam bendera.

"Tapi kira baru nemu satu."

"Yaudah ayo cari lagi."

tbc

gak ada adegan jatuh kejurang atau renjun kesasar gezz, tapi liat aja ntar renjun bakal kubuat kenapa sksksk 😋

Renjun To Resha || Jaemren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang