William Aksa Mahendra

445 16 0
                                    

Malam sebelumnya......

Pesawat mendarat sesaat setelah Sara menggelar pesta disebuah bar bersama dengan teman-temannya. Bukan teman dekat yang dikenalnya, melainkan hanya sebatas kenal tanpa tahu sifat dan kepribadian mereka.

Menunggu tentu bukan hal yang menyenangkan, tapi itu lah resiko yang harus ditanggung jika ini sebuah kejutan. Ya, cowok berkaca mata itu duduk diatas koper kecil didepan sebuah bandara. Bukan tidak ada taksi, atau enggan naik taksi. Tapi cowok itu selalu mendahulukan penumpang lain, dimana penumpang itu lebih tua atau penumpang itu membawa balita. Sesekali menghela nafas merasa jenuh menunggu jemputan, tapi mau gimana lagi?

"Dia pulang?" Ucap seorang wanita paruh baya, terkejut bercampur senang terlihat jelas diwajahnya.

"Iya, nyonya." Jawab pengawal. Detik berikutnya, sang nyonya terlihat khawatir.

"Dia naik jet, kan?" Tanya nyonya.

"Maaf nyonya, sepertinya tidak."

"Dimana dia sekarang?" Wanita itu benar-benar khawatir sekarang. Bagaimana jika ada yang mengetahui jika dirinya adalah anak seorang konglomerat! Bagaimana jika ada yang berniat jahat? Bagaimana jika dia dirampok? Bagaimana jika dia diculik?

Pemikiran-pemikiran negatif karna khawatir itu bekecamuk dihati sang nyonya.

"Lacak segera keberadaannya! Jemput dia sekarang!" Perintah nyonya.

"Baik." Jawab semua pengawal secara bersamaan sembari menunduk hormat.

####

Setengah jam berlalu. Sang nyonya duduk dengan raut gelisah. Beliau tak tenang karna belum ada kabar keberadaan anaknya.

"Kemana mereka! Kenapa tidak ada kabar sama sekali!" Ucap nyonya. Semua pelayan dan pengawal hanya bisa menunduk ikut khawatir sekaligus takut terjadi sesuatu kepsda tuan muda mereka.

"Sudah sepuluh tahun berlalu sejak dia pergi dari sini, dia masih kecil saat itu! Bagaimana jika dia lupa jalan kota? Bagaimana jika dia kesasar? Bagaimana jika ada yang berpikiran jahat dan mencoba menculiknya? Bagaimana jika ada yang mencoba merampok dia?"

"Siapa bunda?" Suara itu membuat nyonya rumah segera menoleh lalu bergegas bangkit.

"Aksa, Aksa-ku sayang!!" Nyonya berhambur kepelukan anaknya. Semua pengawal dan pelayan ikut senang karna tuan mudanya pulang dengan keadaan baik-baik saja. Aksa tersenyum hangat kepada semua pelayan dan pengawalnya.

"Kenapa lama sekali kerja kalian!!" Sentak nyonya, membuat semua pengawal yang menjemput anaknya ciut nyali lalu menunduk.

"Kalian semua dipecat!" Ucap nyonya lagi.

"Bunda, mereka hanya mengikuti keinginan Aksa. Kenapa mereka harus yang bertanggungjawab?" Ucap Aksa. Bunda mengerutkan dahi.

"Aksa kelaparan tadi, jadi Aksa ngajak mereka makan dulu." Jelas Aksa.

"Dimana? Kalian ngajak makan Aksa dimana?"

"Bunda, Aksa bilang Aksa yang lapar. Jadi bukan mereka yang ngajak Aksa. Tapi Aksa yang minta mereka berenti untuk istirahat makan malam." Jelas Aksa lembut.

"Dimana? Kamu makan dimana?" Tanya bunda. Aksa nyengir.

"Diwarteg, bunda." Jawab Aksa.

"Apa!?" Nyonya rumah itu syok.

####

William Aksa Mahendra. Akrab dipanggil tuan Aksa atau Aksa saja. Penerus dari PT. Shell.corp yang bersekolah di negeri paman sam sejak masih kecil. Selama sepuluh tahun hidup bergelimang kenyamanan, Aksa merasa bosan. Cowok itu ingin kembali ke tanah kelahirannya. Terlebih saat tahu ibundanya sedang mengidap sakit yang cukup berbahaya. Aksa ingin berada didekat ibundanya sebagai balasan karna telah pergi terlalu lama.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang