Rindu

200 15 0
                                    

Aksa berpikir keras. Berkali-kali dahinya berkerut, lalu berganti menggigiti kuku jarinya, menggigit bibir dalamnya juga. Andrew yang berada didepannya ikut bingung. Mereka berada di kantor setelah Riska memanggil Aksa untuk ikut rapat pagi ini.

"Tuan?" Panggil Andrew. Aksa masih melamun.

"Sa?" Panggil Andrew lagi. Aksa masih diam.

"Aksa!!" Panggil Andrew setengah berteriak. Spontan Aksa menoleh sembari mengerutkan dahi.

"Gue gak budeg, ck ngegas ae!" Keluh Aksa. Bunda Riska yang melihat mereka didepan pintu pun tersenyum geli.

"Ya elu dipanggil dari tadi gak denger." Ucap Andrew.

"Kapan lu panggil gue?"

"Ya tadi!" Jawab Andrew. Aksa menghela nafas.

"Ngelamunin siapa sih, Sa?" Tanya Andrew.

"Gak ada." Jawab Aksa singkat. Bunda menghampiri mereka.

"Andrew manggil kamu gak cuma sekali lho," tegur Riska. Aksa berdiri dari kursinya sementara Andrew langsung membungkuk memberi hormat.

"Bunda?" Ucap Aksa.

"Ngelamunin apa sih?" Tanya Riska.

"Gak ada bun, mungkin kecapekan aja sama kerjaan." Jawab Aksa. Riska terdiam sejenak.

"Bagaimana dengan gadis itu? Jika kamu lelah, kenapa kamu masih mengurusi dia?" Tanya Riska langsung. Aksa terdiam.

####

Dalam perjalanan kembali ke sekolah, Aksa kembali melamun.

"Bengong lagi dia." Keluh Andrew.

"Drew." Panggil Aksa.

"Apa? Ngeri gue, tiba-tiba lu panggil nama." Ucap Andrew. Aksa berdecak.

"Yang bikin lo suka sama Airin apa?" Tanya Aksa. Andrew menyipitkan mata.

"Knapa tiba-tiba nanya gitu? Jangan bilang lo lagi pedekate sama seseorang." Tebak Andrew.

"Gue tadi nanyanya gimana sih?" Tanya Aksa. Andrew kembali fokus kedepan.

"Dari sifatnya." Jawab Andrew. Aksa menoleh, ingin mendengarkan lebih banyak.

"Dia baik, lembut, tutur katanya manis, cantik lagi." Tambah Andrew.

"Itu semua gue udah tau, gue udah temenan sama dia dari orok!" Ejek Aksa. Andrew meringis.

"Lo udah kenal dia, terus knapa nanya yang gue suka apa dari dia?" Ucap Andrew.

"Gue salah nanyanya." Ucap Aksa menerawang dengan kepala menunduk memperhatikan detik jam tangannya.

"Kenapa lu? Gak kek biasanya." Ucap Andrew. Aksa terdiam sejenak, menimang pertanyaan yang akan di ajukan kepada Andrew.

"Gimana caranya lo bisa tau kalo lo suka sama Airin? Gimana caranya lo ungkapin perasaan lo itu? Dan gimana caranya buat Airin suka sama lo juga? Gimana caranya biar Airin nerima cinta lo?"

Andrew mengernyit. Benar-benar heran dengan sikap Aksa kali ini.

"Gue kasih saran aja deh, kalo lo pengen mastiin sesuatu kenapa gak meninjaunya sendiri? Seperti saat lo meninjau para pekerja lo?"

Aksa kembali terdiam.

"Dulu sih, secara gak sengaja kamous ngadain outbound. Airin kejebak dilabirin taman. Dan gue yang tolongin dia, mulai dari itu kita deket. Gue mulai cari tau semua tentang dia, dan itu semua berkat lo gue jadi tau semua yang dia suka dan gak dia suka. Lucunya, dia udah suka sama gue pas pertama gue selametin dia dilabirin itu. Berasa kek percuma aja gitu nanya-nanya ke elo." Terang Andrew. Aksa menoleh, ternyata mereka sudah sampai di halaman sekolah sepuluh menit yang lalu.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang