Anissa kesal. Aksa tak mengantarkannya ke rumah sakit dan hanya meminta supir untuk menemaninya. Tapi bagaimana pun, Nisaa harus bertahan. Dia bertekad merebut perhatian Aksa dari Sara.
"Hidup seperti ini bukan lah cita-cita." Gumam Nisa sembari menambah luka di lengannya. Gadis itu berada di toilet setelah meminta supir menunggu di parkiran.
"Memerlukan banyak pengorbanan agar hidup berubah seperti yang diinginkan." Tambahnya. Nisa mengerang menahan sakit. Luka sayatan dari garpu yang ia bawa dari rumah, berhasil membuat darah segar mengaliri lengannya.
"Lo udah lama merasakan indahnya hidup bak tuan putri. Setidaknya lo juga harus mencoba menjadi budak disisa hidup lo." Ucap Nisa lagi. Lalu membasuh lukanya dengan air sebelum keluar dari toilet.
####
Aksa membaringkan Sara dikamarnya. Cowok itu juga menelepon dokter keluarga Mahendra untuk memeriksa Sara. Diagnosis dokter menenangkan Aksa.
"Saya rasa, dia hanya terjatuh lalu dahinya tak sengaja terbentur sesuatu yang tumpul." Ucap Dokter. Aksa mengangguk.
"Lalu gadis yang datang ke rumah sakit hari ini, saya rasa ada sesuatu yang janggal." Ucap dokter lagi. Aksa terdiam.
"Luka dilengannya, nampak baru. Darahnya juga masih mengalir deras, seperti luka sayatan garpu." Jelas dokter.
"Jika Anda yakin, garpu itu pasti masih ada di rumah sakit." Ucap Aksa. Dokter mengerti maksud Aksa.
"Baiklah, saya undur diri. Selamat malam." Ucap dokter berpamitan.
####
Aksa duduk di kursi. Memandangi wajah Sara, matanya masih terpejam.
Hingga pagi menjelang, Aksa masih setia disisi Sara tanpa sedikitpun berpikir untuk pergi. Aksa bahkan melewatkan jam makan malam dan sarapannya pagi ini. Suara ketukan pintu membuat Aksa menoleh. Lalu tak lama terdengar suara bu Ratna melarang Nisa masuk.
"Aku hanya akan membersihkan kamar tuan muda. Apa salahnya dengan itu?" Tanya Nisa.
"Tapi tuan belum keluar kamar sejak semalam, jangan ganggu beliau." Tutur bu Ratna.
"Apa sih! Aku tuh ingin balas budi, cuma beres-beres doang, aku gak akan ganggu istirahat tuan." Rengek Nisa.
"Tapi-"
"Masuk aja, suara kalian udah ganggu banget jadi berhenti berdebat." Ucap Aksa dari dalam kamar. Tanpa mengetuk pintu, Nisa langsung mendorong knop pintu kamar Aksa.
"M-maaf tuan." Ucap bu Ratna. Aksa mengangguk. Sementara Nisa menundukan kepala.
"Lo bisa liat sendiri kamar gue masih bersih. Lo boleh segera berangkat sekolah." Ucap Aksa. Nisa masih diam ditempatnya.
"Ada lagi?" Tanya Aksa. Sebenarnya Nisa menunggu Aksa menanyakan keadaannya. Tapi ekspektasi Nisa terlalu tinggi. Akhirnya gadis itu menggelengkan kepala dan berbalik pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen FictionWarning Alert! ⚠️ 21+ aksara adalah sebuah bahasa jawa yang berarti huruf. Bila dirangkai, akan membentuk sebuah kata. Kata demi kata yang tersusun akan menjadi sebuah kalimat. Sara, adalah seorang siswi sebuah SMA elite yang mendapat perhatian khus...