Shaka masih terlelap saat Zaya terbangun. Gadis itu pergi ke kamar mandi. Selesai membersihkan diri, Zaya menatap pantulan dirinya di cermin. Bekas cupangan Shaka semalam masih terlihat jelas. Adegan ranjang semalam masih terngiang di benak Zaya. Gadis itu tersenyum sembari menggigit bibir bawahnya. Tak lama berselang, Shaka menyusul ke kamar mandi. Cowok itu memeluk Zaya dari belakang.
"Udah mandi?" Tanya Shaka sembari mengecup pundak Zaya.
"Geli ih." Keluh Zaya. Gadis itu berbalik sembari melingkarkan tangannya di leher Shaka.
"Mandi gih. Kerja, nyari duit yang banyak buat gue." Ucap Zaya menggoda sembari tersenyum. Shaka masih tak bisa melepas Zaya begitu saja. Cowok itu kembali ingin mencium Zaya.
"Kenapa ngga bangunin gue?" Tanya Shaka usai mengecup bibir Zaya.
"Lo keliatan cape banget, gue jadi ngga tega bangunin." Jawab Zaya.
"Kalo bangun bareng, kan bisa mandi bareng." Ucap Shaka sembari mencoba menciumi Zaya lagi.
"Udah stop. Udah dua ronde, lo ngga laper? Ngga kerja? Gue mau masak." Tolak Zaya. Shaka berdecak.
"Buruan mandi, gue siapin sarapan." Ucap Zaya. Meski enggan, Shaka tetap menuruti keinginan Zaya.
####
Shaka melihat Zaya sibuk di dapur, memperhatikan gadis itu yang risih dengan rambutnya. Shaka menghampiri Zaya, mengikat rambut kekasihnya dari belakang.
"Makasih." Ucap Zaya. Shaka duduk diatas meja dapur, sembari memperhatikan Zaya yang fokus membuat sarapan.
"Kalo ngga enak, bilang ya. Gue ngga pinter masak soalnya." Ucap Zaya. Shaka masih tak menyahuti. Dirinya masih sibuk menatap Zaya.
"Tablet kemaren akhirnya rusak gara-gara lo banting. Jadi, hari ini gue mesti ke butik buat anter hasil foto kemaren." Ucap Zaya.
"Yaudah gue anter." Ucap Shaka tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.
"Ngga usah, lo kerja aja. Lo juga pasti sibuk. Gue ngga mau jadi pengganggu." Ucap Zaya.
"Ough." Tak sengaja tangan Zaya terciprat minyak panas. Shaka khawatir, cowok itu bergegas menarik Zaya. Lalu membasuh tangan Zaya di wastafel.
"Ceroboh banget sih. Kalo lecet gimana!" Omel Shaka.
"Kenapa ngomel, kan ngga sengaja!" Protes Zaya. Tak menyahuti, Shaka sibuk meniupi tangan Zaya agar tak melepuh.
"Udah ngga usah masak." Shaka mematikan kompor lalu menarik Zaya ke ruang tengah.
"Duduk." Ucap Shaka. Zaya menurut. Cowok itu mengambil kotak p3k. Mengoles salep ke tangan Zaya sembari meniupinya agar cepat kering. Zaya menatap Shaka, terpesona oleh perhatian cowok itu. Shaka balas menatap Zaya.
"Masih sakit ngga?" Tanya Shaka.
"Lumayan." Jawab Zaya singkat.
"Ngapain masak. Tugas lo sekarang nemenin gue tidur tiap malem. Jagain gue. Tenangin gue saat bingung. Jadi kekasih gue. Dan-"
"Dan?"
"Temenin gue selamanya di sisa umur gue." Lanjut Shaka. Zaya terdiam.
"Andai lo inget, andai lo tau. Lo pernah ngelamar gue. Kita udah tunangan, Shaka." Ucap Zaya dalam hati. Zaya tersenyum.
"Lo ngelamar gue?" Tanya Zaya. Shaka menatap manik mata gadis itu.
"Ayo nikah." Ucap Shaka tegas. Zaya mengangguk setuju.
"Tapi lo harus kerja dulu. Mahar gue mahal, banyak pula." Jawab Zaya. Shaka tersenyum lalu mengangguk sembari membelai lembut rambut Zaya.
####
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen FictionWarning Alert! ⚠️ 21+ aksara adalah sebuah bahasa jawa yang berarti huruf. Bila dirangkai, akan membentuk sebuah kata. Kata demi kata yang tersusun akan menjadi sebuah kalimat. Sara, adalah seorang siswi sebuah SMA elite yang mendapat perhatian khus...