Lo Tetap Aksa

79 6 0
                                    

Arlan menatap Zaya yang nampak bingung setelah menerima telepon. Gadis itu meletakan ponselnya.

"Arlan, gue mau nikah." Ucap Zaya. Kini ganti Arlan yang nampak kebingungan setelah Zaya mengatakan kalimat aneh tersebut.

"Cowok gue nelpon, nanyain gue ketemuan sama siapa. Disini gue dipantau sama bodyguard-nya." Jelas Zaya. Dalam hati gadis itu takut setengah mati mengetahui Arlan seorang psikopat yang melakukan segala cara untuk memenuhi keinginannya. Meski begitu, Zaya harus mencoba untuk membuat Arlan takut dan bisa segera pergi.

Arlan terkekeh. Zaya mulai ketakutan, tapi tetap mencoba tenang.

"Gue pamit. Cowok gue udah nunggu." Ucap Zaya lalu beranjak.

"Sara, inget ini!!" Teriak Arlan membuat semua pengunjung kafe menoleh.

"Gue cinta mati sama lo. Jadi kalo gue mati, lo juga harus mati." Teriak Arlan. Tanpa Zaya sadari, tubuhnya bergetar hebat. Gadis itu memegang kedua tangannya lalu melanjutkan langkah kaki meski sedikit terhuyung. Arlan menatap punggung Zaya yang kian menjauh.

####

Nafas Zaya putus-putus. Tubuhnya terasa lemas.

"Minum dulu nona." Ucap Damar menyodorkan segelas air putih.

"Gue harus nemuin seseorang. Tapi gue juga harus punya bukti agar dia percaya sama omongan gue." Gumam Zaya.

Zaya menatap Damar.

"Jika gue cuma bawa lo, dia ngga akan percaya. Dan bakal percaya kalo gue cuma ngelantur untuk merebut tunangannya."

"Bantu gue, Damar. Bantu gue cari bukti."

Damar mengangguk mengiyakan.

####

Dikantornya, Shaka sedang menatap layar ponselnya. Nomor tak dikenal mengiriminya foto. Tangan Shaka terkepal kuat meski raut wajahnya nampak tenang.

Devi sedang berdiri didepannya. Menunggu proposalnya di tanda tangani. Tapi sepertinya bukan tanda tangan yang ia tunggu. Devi terus memperhatikan raut Shaka. Wajah Devi nampak kecewa melihat mimik muka Shaka yang biasa saja.

"Sory." Ucap Shaka lalu meletakan ponselnya dan mulai membuka proposal yang dibawa Devi. Shaka berniat memerika proposal itu, namun fokusnya sedang terganggu setelah melihat foto Zaya bersama dua cowok berbeda, di tempat berbeda dan di waktu yang hanya berselisih beberapa menit.

"Sayang," panggil Zaya tanpa mengetuk pintu. Devi dan Shaka menoleh bersamaan.

"Oh, gue kira ngga ada orang lain. Gue tunggu di lobi." Ucap Zaya.

"Sayang," panggil Shaka sebelum Zaya kembali menutup pintu. Mendengar panggilan itu, membuat darah Devi mendidih. Usahanya membuat Shaka dan Zaya bertengkar tak membuahkan hasil.

####

"Ada apa?" Tanya Shaka. Cowok itu mencondongkan tubuhnya didepan Zaya yang tengah duduk disofa.

"Ngga ada sih, cuma lagi kelaparan aja. Terus ngga sengaja juga tadi lewat, jadi sekalian mampir untuk ngeluhin gue kelaparan." Jawab Zaya. Shaka terkekeh. Cowok itu memencet gemas hidung Zaya.

"Kan udah gue kasih uang saku, kenapa ngga jajan?" Tanya Shaka.

"Mau gue tabung. Besok kasih uang saku lagi." Ucap Zaya menggoda. Shaka mengangguk.

"Jadi pengen makan malam berdua?" Tanya Shaka. Zaya mengangguk.

"Makan apa?" Tanya Shaka.

"Nasgor." Jawab Zaya singkat.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang