Sara berdiam diri didepan jendela. Menikmati angin pantai yang semakin malam semakin kencang menerpa. Ya, gadis itu terpaksa menyetujui perintah Aksa untuk menginap semalam di rumah pantai milik keluarga Airin.
Aksa datang dengan dua gelas susu hangat. Baunya tercium meski Sara tak menoleh.
"Gue lebih suka kopi." Ucap Sara. Aksa menghampirinya setelah meletakan baki itu diatas meja.
"Gue takut lo susah tidur." Jawab Aksa.
"Bisa jadi iya, bisa jadi tidak." Ucap Sara ambigu. Aksa menatapnya.
Aksa meraih tangan Sara. Menautkan jari jemarinya diantara jari Sara. Sara menatap tangan itu, lalu menoleh membalas tatapan Aksa.
"Gue mau lo terbuka." Ucap Aksa lirih.
"Tanpa baju?" Tanya Sara. Kontan saja pertanyaan nyeleneh itu membuat Aksa gelagapan.
"B-bukan itu. M-maksud gue, ceritain semua-"
Sara tersenyum. Manis sekali. Hingga Aksa tak lagi bisa melanjutkan penjelasannya.
"Gue gak punya cerita. Karna semua tentang gue, buruk semua." Ucap Sara menerawang. Aksa terdiam. Tak mendapati respon, membuat Sara kembali menoleh. Tapi justru membuat Aksa leluasa mengecup bibirnya.
Sara kembali tersenyum sinis.
"Seperti kata lo, gue gadis berperangai buruk. Gak tau adat. Gak punya sopan santun. Kerjaan gue marah-marah. Herannya, apa yang bikin lo tertarik?" Ucap Sara. Aksa menarik Sara, menghimpit gadis itu pada dinding dibelakangnya. Aksa menatap intens kedua manik mata Sara. Jakunnya naik turun. Helaan nafas memburu menerpa wajah mungil Sara.
"Yang gue tau lo tulus. Meski cara penyampaian lo berbeda dengan orang lain." Jawab Aksa.
"Kenapa lo berpikir begitu?"
"Gue hanya sedang jatuh cinta."
"Berarti setelah cinta lo pergi-"
"Gue gak akan biarin cinta gue pergi. Sekali lagi."
Jawaban ambigu itu membuat Sara bertanya-tanya. Tapi kecupan demi kecupan kecil dari Aksa membuatnya enggan bertanya. Mungkin saja yang dimaksud Aksa adalah kecupan ini sekali lagi.
Sara menautkan tangannya ke leher Aksa. Matanya mulai terpejam menikmati setiap kecupan yang Aksa berikan.
####
Diluar, matahari sudah tinggi. Tapi lampu kamar ini masih menyala karna tirainya masih tertutup rapat. Sara sudah terjaga sejak pukul empat pagi tadi. Matanya menatap lurus dua gelas susu semalam yang kini sudah basi. Pandangannya teralih setiap kali terdengar dengkuran lirih dibelakangnya. Tangan penuh otot yang mendekapnya sejak semalam, selalu mengingatkannya pada pesan mami tentang balas dendam.
"Mami, Sara mencintainya." Ucap Sara dalam hati ketika tangan itu semakin mendekapnya erat.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Aksa dengan mata masih terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen FictionWarning Alert! ⚠️ 21+ aksara adalah sebuah bahasa jawa yang berarti huruf. Bila dirangkai, akan membentuk sebuah kata. Kata demi kata yang tersusun akan menjadi sebuah kalimat. Sara, adalah seorang siswi sebuah SMA elite yang mendapat perhatian khus...