Ingatan.

83 8 0
                                    

Wajah sumringah nan semangat Joanna berubah jutek ketika melihat Zaya berdiri lagi didepannya. Zaya memutuskan untuk kembali mengikuti kelas memasak.

"Gue tau apa yang lo rasain. Sama, gue juga sebel liat muka lo lagi." Ucap Zaya. Dua gadis yang berhadapan dengan tangan bersilang dada, saling menatap dan saling mendendam.

Kelas telah selesai, Zaya maju ke depan untuk menyampaikan pemberitahuan.

"Halo semuanya, maaf harus menyela sebelum kalian semua pulang. Emm, Kamis depan adalah hari ulajg tahun saya. Jadi, saya berniat mengundang kalian semua untuk datang ke acara saya. Dan, saya ingin menyampaikan sesuatu seperti pesta pertunangan saya yang akan terjadi beberapa bulan lagi. Saya ingin mengundang kalian semua di hari bahagia saya." Ucap Zaya.

"Wah, selamat ya?"

"Jadi, kelas memasak ini untuk persiapan menjadi ibu rumah tangga, ya?"

"Beruntung sekali kekasih mu, mendapat gadis cantik seperti kamu."

"Selamat, ya?"

"Sesekali ajaklah dia ke kelas memasak."

Kira-kira seperti itu ucapan selamat yang diterima Zaya. Hingga salah seorang pelatih menghampiri Zaya.

"Awalnya gue kira lo single. Tapi, selamat ya." Ucap pelatih. Zaya tersenyum. Joanna enggan menyelamati Zaya, gadis itu hanya melewati Zaya begitu saja.

"Joanna." Panggil Zaya. Rasa malas berargumen dengan Zaya, terlihat jelas di wajah Joanna.

"Undangan buat lo." Ucap Zaya sembari mengulurkan secarik undangan. Dahi Joanna berkerut, bukan undangan ke pesta ulang tahun. Tapi undangan ke pesta pertunangan. Wajah cowok yang ada diundangan itu tak asing dimata Joanna.

"Itu cowok yang gue ajak ke pesta pertungan lo." Ucap Zaya memberitahu.

"Bagus deh, jadi gue ngga perlu mengkhawatirkan yang ngga perlu." Ucap Joanna.

"Jadi selama ini lo khawatir gue bakal rebut Aksa dari lo?" Tanya Zaya. Joanna melengos.

"Andai lo tau kebenarannya, lo ngga akan sebodoh ini." Ucap Zaya dalam hati lalu pergi begitu saja.

####

Zaya pergi ke rumah pantai milik Airin. Gadis itu duduk diatas pasir sembari menikmati senja sore ini. Tak lama, ponselnya berdering. Telepon dari Shaka.

"Di pantai. Gue shareloc." Ucap Zaya lalu memutus sambungan telepon.

"Cowok gue bentar lagi kesini." Ucap Zaya. Aksa terdiam.

"Gue tau semuanya. Siapa lo sebenarnya, dimana lo tinggal, dan gimana riwayat lo yang sebenarnya." Ucap Zaya.

"Sara gue Aksa, tunangan lo, kekasih lo!"

"Untuk saat ini, hanya itu yang bisa gue kasih tau ke elo. Lo tunangan Joanna. Jadi sebelum cowok gue dateng, lebih baik lo pergi."

"Tunangan Joanna hanya status. Perasaan gue yang sebenarnya, tulus hanya buat lo."

"Berhenti membual. Gue pastikan lo sadar siapa lo sebenarnya segera mungkin."

"Sara-"

"Kalo lo ngga pergi, biar gue yang pergi." Ancam Zaya. Aksa terdiam lalu beranjak pergi. Shaka melihat Aksa dari kejauhan saat diparkiran. Dahinya berkerut, Shaka tak ingin mencurigai Zaya.

####

Zaya menatap pantulan senja di atas air. Datang kembali ke tempat ini, sungguh siksaan yang menyakitkan bagi Zaya. Tanpa sadar, air matanya menetes seketika teringat kembali bagaimana Aksa menyatakan cintanya dulu kepada Zaya. Bagaimana tangus bahagia setelah tahu perasaannya tak bertepuk sebelah tangan. Zaya tersiksa. Tapi Zaya ingin Shaka mengingat siapa dirinya yang sebenarnya. Zaya ingin Shaka tahu, bahwa dirinya lah Aksa yang selama ini Zaya cintai.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang