Tanpa Kekasih Ku

68 7 0
                                    

Tawa Sara berubah seketika setelah berbalik memunggungi Aksa dan berjalan menjauh.

"Lo bukan dia. Lo bukan Aksa. Lo bukan kekasih gue yang mati. Lo bukan dia. Lo bukan Aksa." Begitulah sugesti-sugesti yang terus Sara rapal dalam hati. Meyakinkan diri agar dirinya tak melewati batas yang sudah ditentukannya.

Tangis Sara pecah ketika sampai didepan rumah pantai. Lagi-lagi kenangan di rumah itu berkelebat dibenaknya.

"Lo selalu dihati gue! Lo ngga pernah mati!!!" Jerit Sara frustasi.

####

Cahaya matahari menerobos masuk dari celah korden yang tak tertutup rapat. Mengganggu tidur gadis itu. Perlahan matanya mengerjap. Sara membuka matanya.

"Masih malem rupanya." Gumam gadis itu.

"Udah pukul sembilan pagi. Bukan malem lagi." Sahut seseorang. Sara terhenyak. Cepat-cepat gadis itu bangkit dari sofa tempatnya berbaring. Cowok itu meletakan sebuah apel merah di depan Sara.

"Gue ngga punya sarapan lain. Jadi makan aja apa yang ada. Oiya, kalo lo balik tolong kunci pintu. Gue ada urusan." Ucap Aksa. Sara terdiam. Sampai cowok itu pergi, gadis itu masih mematung di sofa. Pandangannya teralih ke buah apel di meja. Ingin sekali Sara menyimpulkan cowok itu memanglah Aksa yang selama ini dikenalnya. Tapi lagi-lagi pupus setelah mengingat kalimat cowok itu tadi. Sara menghela nafas lalu bangkit. Gadis itu keluar dari rumah Aksa dan kembali ke rumahnya.

Saat berdiri didepan rumah, barulah dia tersadar. Semalam Sara jatuh tak sadarkan diri setelah menjerit. Lagi-lagi gadis itu menghela nafas. Sara masuk.

####

Setelah berhari-hari membiarkan diri tak terawat, gadis itu mulai berbenah. Sara merias diri didepan cermin. Menatap pantulan dirinya disana.

"Seperti yang gue bilang. Lo selalu hidup dihati gue. Gue gak akan bisa lupain lo. Tapi Aksa," Sara tercekat setelah menyebut nama itu. Otaknya malah mengingat Aksa. Sara menggelengkan kepala. Menahan diri agar tak menangis.

"gue harus membiarkan orang lain masuk di hidup gue agar gue hidup dan gak melewati batas lagi. Lo nggak akan terganti, Aksa." Lanjut Sara. Kali ini air matanya tak terbendung lagi. Pertahanan Sara runtuh.

####

Arlan berada di sebuah kafe. Cowok itu duduk didekat jendela sembari menunggu seseorang. Sesekali sudut bibirnya terangkat. Membentuk sebuah senyuman manis.

Sara ragu-ragu memasuki kafe tempatnya berjanji untuk bertemu. Gadis itu menghela nafas. Meyakinkan diri bahwa keputusannya sudah tepat. Dengan penuh keyakinan, Sara melangkah tanpa memperhatikan sekitar.

Seseorang berjalan dari arah berlawana. Di tangannya, cowok itu membawa segelas es kopi. Matanya sedang sibuk dengan layar ponsel di tangan. Cowok itu terus melangkah dan akhirnya....

Brrukkk cowok dan Sara saling menabrak. Beruntung tangan cowok itu sigap dan menangkap tubuh Sara yang sudah basah oleh es kopi milik cowok itu.

"Lo?"

"Lo lagi!! Lo ngga punya mata! Ngga liat ada orang jalan didepan!!" Ucap Sara emosi.

"Sory gue-"

"Apaan sih! Sial mulu gue tiap ketemu lo!" Ucap Sara lalu pergi begitu saja sembari mengibaskan pakaiannya yang basah tersiram es kopi. Sementara Aksa mematung ditempatnya berdiri.

####

"Sory telat, tadi ada orang yang gak sengaja nabrak gue." Cerita Sara begitu duduk didepan Arlan.

"Apa? Lo ngga apa-apa? Yang mana yang sakit? Ayo ke rumah sakit." Ucap Arlan khawatir.

"Ngga apa-apa, gak usah panik. Gak ada yang sakit, cuma ke siram es kopi aja." Cerita Sara.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang