Musim Semi Yang Gugur

82 8 0
                                    

Plaakkk

Suara tamparan yang mendarat di pipi Sara menggema jelas di seluruh lorong rumah sakit. Sara hampir saja terjerembab karna tamparan yang dilayangkan kepadanya. Gadis itu bangkit sembari memegangi pipinya yang terasa panas. Setelan putih yang dipakainya saat ini, berubah warna menjadi merah. Tubuh Sara berbalut darah. Dengan mata masih berkaca-kaca, Sara menatap Joanna. Gadis itu baru saja tiba, raut kesal, sedih bercampur panik tergambar jelas.

"Kalo sampai terjadi sesuatu sama Aksa, gue gak akan maafin lo! Karna semua yang terjadi sama Aksa, itu semua karna lo! Lo penyebabnya!!!" Teriak Joanna menggema di lorong rumah sakit. Sara tak mampu membalas ocehan Joanna, kondisinya saat ini pun sama. Sara menoleh menatap pintu ruang operasi yang masih tertutup rapat. Kedua orang tuanya masih berjuang untuk bertahan hidup.

####

"Kecelakaan yang terjadi di jalan tanpa hambatan km. 03 ini terjadi setelah mobil dengan nopol **00 melaju sangat kencang dan hampir menabrak pembatas jalan. Dari rekaman cctv jalan, sang pengendara yang di identifikasi anak dari pengusaha berinisial RM terlihat mencoba mengendalikan laju kendaraan. Nahas, kendaraan yang dikendarainya menabrak kendaraan lain dari arah yang berlawanan. Dari keterangan polisi, diketahui rem blong menjadi salah satu faktor utama kecelakaan nahas ini. Berikut kami tayangkan, rekaman cctv yang kami dapat dari lokasi kejadian."

Tubuh Sara masih bergetar hebat, tapi telinganya tetap menangkap suara siaran berita yang ada di ruang tunggu rumah sakit.

"Nona?" Panggil seorang suster. Sara mendongak.

"Silahkan membersihkan diri anda." Ucap suster sembari menyerahkan baju pasien untuk Sara.

"Sambil menunggu seseorang membawa baju ganti Anda, Anda bisa memakainya." Ucap suster. Sara mengangguk pelan lalu menerima baju pasien tersebut. Sara menatap tangannya, beberapa saat lalu gadis itu bersiap menanti kejutan yang Aksa siapkan untuknya. Aksa bahkan menyematkan cincin lamarannya yang dulu. Juga setelan putih yang dipakainya saat ini.

Tes. Tak terasa, air mata Sara menetes. Bibirnya bergetar. Sara terisak.

"G-gue nunggu-gu-gue nungguin lo b-bawa baju g-ganti buat g-gu-gue."

Sara menunduk semakin dalam. Tangisnya pecah, gadis itu terisak semakin keras.

"Arrgh! GUE NUNGGU ELO DATENG!! GUE NUNGGU ELO AKSA!!!" Sara menangis keras. Gadis itu memukul dadanya berulang-ulang.

"GUE NUNGGU ELO!! ARRGGHH AKSA GUE NUNGGU ELO!! GUE MOHON, GUE MOHON AKSA. GUE BUTUH ELO!!!" Sara berteriak frustasi disela tangisnya. Nisa dan Joanna melihatnya dari sudut ruang tunggu, Joanna sama sedihnya. Tapi melihat Sara yang begitu frustasi membuatnya ikut meneteskan air mata.

Andrew, Airin, dan Cindy pun sama. Mereka hanya berdiri mematung melihat tangis frustasi Sara. Arlan sampai tepat saat Sara mulai berteriak histeris. Cowok itu berdiri disamping Nisa dan Joanna.

"Nona sudah tak mampu menahan rasa sedihnya." Ucap Nisa lirih. Arlan mengepalkan tangan menahan diri untuk tidak berlari menghampiri Sara. Cowok itu paham, Sara tak akan mau diganggu untuk saat ini.

Riska menghampiri Sara. Memeluk tunangan anaknya itu. Sara masih menangis histeris dipelukan Riska. Sara melepas pelukan Riska. Dengan mata berurai air mata, Sara menatap Riska. Tangannya memohon.

"Tante," Sara kembali menangis. Riska ikut menangis.

"Sara mohon, bilangin ke Aksa tante,"

"Sara nunggu Aksa!!"

"Sara mohon, tante!!"

"Sara mohon-" gadis itu tersenggal lalu jatuh tak sadarkan diri. Semua orang berlari memanggil namanya.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang