Kamu Nyawa Ku

77 3 0
                                    

Sara menunggu Shaka di kafe. Tapi setelah ia duduk dikursi yang dipesan Shaka, para pengunjung lain melihat ke arahnya. Sara merasa risih diperhatikan seperti itu. Terlebih, setelah mereka berbisik membahas dirinya sebagai penyebab retaknya hubungan Arlan dan Shaka.

Sara beranjak, tapi Shaka datang dan menyentuh bahunya. Membuatnya kembali duduk di tempatnya semula.
Cowok itu menyodorkan buket bunga untuk Sara.

"Gue bukan Suzana. Gue butuh makan bukan kembang." Ucap Sara lalu menerima buket bunga itu. Shaka tersenyum geli.

"Maaf lama, penjual kembangnya lelet banget bungkusnya." Jawab Shaka. Sara ikut tersenyum. Tak lama setelah Shaka duduk, pelayan membawa pesanan yang sudah Shaka siapkan.

"Gue belum pesen apa-apa, loh." Ucap Sara terkejut karna belum memesan tapi menu makanan sudah dihidangkan.

"Aku yang pesen." Jawab Shaka. Sara mengerutkan dahi.

"Makan gih." Ucap Shaka lagi. Seperti tahu kebiasaan Sara, Shaka menyodorkan wiskey untuk bersulang. Sara pun mengangkat gelas miliknya lalu meneguk perlahan setelah bersulang.

"Ada sesuatu di gelas gue." Keluh Sara.

"Apa?" Tanya Shaka. Sara mengambil garpu untuk mengambil benda di dalam gelas.

Sebuah cincin terselip digarpu tersebut.

"Norak banget." Ejek Sara tapi tersipu malu.

"Jangan lihat noraknya, lihat usahanya aja." Ucap Shaka lalu mengambil cincin itu dari garpu Sara. Shaka menghampiri Sara lalu berlutut didepan gadis itu. Terus terang, Sara mematung mendapat perlakuan manis seperti itu. Hanya saja, watak aslinya tak begitu mudah tersipu.

Shaka mengulurkan cincin itu didepan Sara. Beberapa pengunjung sibuk merekam adegan romantis tersebut.

"Sara, sebagian wanita bilang aku ini cowok yang sempurna. Tapi didepan kamu, rasanya aku memiliki banyak sekali kekurangan. Bahkan sering banget, aku ngga memahami mu. Ngga bisa ngerti jalan pikiran atau maksud kamu. Ngga bisa nebak harus gimana aku ngelindungin kamu. Aku kebingungan bagaimana caraku menjaga kamu melebihi cara sempurna yang dilakukan kedua orangtua mu."

"Sara, aku sedang berusaha. Jadi, tolong bersabar dan jangan pernah lagi berpamitan untuk pergi atau malah menghilang dari hidupku."

"Aku ngga pernah bisa bayangin gimana aku jika kamu pergi."

"Aku cinta kamu. Aku sulit hidup tanpa kamu."

"Sara, will you marry me?"

Sorak sorai para pengunjung pun menggema. Meminta Sara untuk segera menerima lamaran Shaka. Tapi gadis itu masih terdiam membeku ditempatnya semula. Sara mengalihkan padangannya dari tatapan Shaka. Gadis itu menuang penuh segelas wiskey lalu meneguknya hingga habis. Setelah cukup tenang, Sara kembali menatap Shaka.

"Gue punya pertanyaan buat lo." Ucap Sara. Shaka mengangguk.

"Sejak kapan lo mencintai gue?"

"Sejak awal kita ketemu dijalan. Sejak kamu mengira aku seorangan montir. Sejak kamu menyiram segelas air dipesta. Sejak pertama kamu jadi pelayan dirumahku. Saat itu aku tau, aku ngga bisa kehilangan kamu." Jawab Shaka. Air mata Sara tak bisa terbendung lagi. Shaka bergegas menyeka air mata Sara. Tapi Sara malah menarik kerah baju Shaka lalu mencium bibir cowok itu.

####

Sara menatap jari manisnya yang kini tersemat sebuah cincin. Gadis itu sedang berbaring santai dipinggir kolam renang. Shaka menghampirinya dengan membawa segelas susu hangat.

"Minum gih," ucap Shaka. Sara masih asyik menatap berlian berwarna biru shappire di jarinya.

"Berapa harganya? Lebih mahal yang ini atau yang dulu?" Tanya Sara.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang