Zaya gelisah. Meski gadis itu telah menyatakan perasaannya, Shaka tetap bergeming.
Zaya berinisiatif menarik kerah baju Shaka, mengecup lembut bibir cowok itu. Bahkan setelah menciumnya, Shaka masih tak merespon. Zaya putus asa. Gadis itu perlahan mundur, memberi ruang untuk Shaka. Tapi cowok itu menahan bahu Zaya, tak ingin Zaya menjauh.
Shaka perlahan menunduk untuk membalas ciuman Zaya tapi dering ponsel menghentikannya. Shaka tak ingin mempedulikan panggilan itu, tapi Zaya memilih mundur dan membiarkan Shaka mengangkat telepon.
Shaka pun merogoh saku celananya sembari berdeham lalu mengangkat panggilan. Zaya beranjak pergi, tapi tangan Shaka mencekal Zaya untuk tetap tinggal.
"Hm, gue absen."
"Biar diperiksa sama Bagas. Setelah ini, lo bisa hubungin Bagas."
"Iya."
"Gue sibuk."
Klik. Shaka memutus sambungan lalu melempar ponselnya ke meja. Cowok itu menarik Zaya. Menyudutkan gadis itu pada dinding rumah kaca.
"Ganti skrip?"
"Apa lagi rencana lo kali ini?"
Zaya terdiam. Shaka masih saja tak percaya pada pernyataan cinta Zaya.
"Gue udah bilang-"
"Gue cinta sama lo." Potong Zaya lirih.
"Apa yang lo pikir dengan skrip? Rencana? Gue cuman berencana mencintai lo. Itu saja." Jawab Zaya. Shaka terkekeh.
"Kenapa harus gue?" Tanya Shaka.
"Karna gue ingin." Jawab Zaya santai.
"Dan itu harus lo." Imbuh Zaya.
"Kenapa?"
"Karna gue takut kehilangan lo. Gue selalu terlambat. Gue ngga menyadari perasaan gue." Jawab Zaya.
"Setelah gue kehilangan, gue baru tersadar. Dan gue menyesal karna terlambat menyadarinya."
"Lo egois. Cewe egois yang bersenang-senang mempermainkan gue. Lo cewe plin-plan yang menarik ulur hati gue." Ucap Shaka lalu mundur. Memberi jarak antara dirinya dengan Zaya.
"Lo ngga tau sekeras apa usaha gue menekan perasaan gue selama ini karna takut, begitu lo tau perasaan gue yang sebenarnya, lo akan pergi. Dari rumah ini."
"Pergi dari sini, ngga ada dalam skrip gue." Jawab Zaya.
"Kalo gitu bilang, kalo cuman gue yang ada di hati lo. Bilang kalo cuman gue yang lo butuhkan bukan cowok itu."
"I love you, i need you. Lo satu-satunya yang ada di hati gue." Ucap Zaya lantang dan tenang.
"Minta maaf sama gue karna udah mempermainkan gue."
"Arshaka, gue cinta sama lo maafin gue karna udah mempermainkan hati lo."
Setelah mendengar semua yang ingin di dengarnya, Shaka justru merasa sesak. Matanya berkaca-kaca. Cowok itu lalu beranjak pergi meninggalkan Zaya. Zaya kecewa Shaka meninggalkannya tanpa kepastian. Gadis itu duduk lemas di lantai bersandar dinding kaca.
####
Zaya terbangun di sebuah kamar. Hari sudah mulai petang. Gadis itu terkejut mendapati dirinya terbaring di kamar. Zaya menatap sekitarnya. Ini masih rumah Shaka. Hanya saja, Zaya terbaring di kamar Shaka. Zaya perlahan bangkit. Kepalanya terasa berat. Ponselnya berdering, sebuah pesan masuk.
"Gue ada rapat dadakan."
"Gue udah siapin makan malam di meja, makan jangan lupa minum obat lo."
"Obat?" Ulang Zaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen FictionWarning Alert! ⚠️ 21+ aksara adalah sebuah bahasa jawa yang berarti huruf. Bila dirangkai, akan membentuk sebuah kata. Kata demi kata yang tersusun akan menjadi sebuah kalimat. Sara, adalah seorang siswi sebuah SMA elite yang mendapat perhatian khus...