Akting

54 5 0
                                    

Seminggu berlalu. Zaya bekerja seperti biasanya. Seperti tak ada yang terjadi diantara Shaka dan dirinya.

Sementara bagi Shaka butuh waktu untuk terbiasa dengan sikap cuek Zaya. Awalnya Shaka bersikap acuh sebagai bentuk kecewa atas penolakan Zaya. Tapi sikap acuhnya itu tak mendapat respon apa-apa dari Zaya. Gadis itu terkesan membiarkan semua berlalu begitu saja. Shaka benar-benar kecewa dengan sikap Zaya.

Beberapa malam terakhir, Shaka pulang larut malam. Meski mengantuk, Zaya harus tetap terjaga sesuai perintah bu Marsha. Setelah menyiapkan makan malam, Zaya baru bisa pergi beristirahat. Dan harus bangun lebih awal menyiapkan sarapan untuk Shaka.

Seperti malam-malam sebelumnya, Zaya mengantar makan malam Shaka ke kamarnya dan menunggu majikannya itu selesai makan. Tapi kali ini, sudah terlalu larut untuk makan malam. Shaka pulang pukul 00.45 dini hari. Zaya menghampirinya untuk bertanya.

"Lo baru pulang? Gue udah siapin air buat mandi." Ucap Zaya lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

"Gue kenyang." Ucap Shaka datar.

"Oke." Sahut Zaya tak kalah datar.

####

Meski pulang terlambat, Shaka masih terjaga di depan layar komputer di ruang kerjanya.

Jam tidur Zaya sudah terlewat. Rasa kantuknya pun sudah pergi. Jadi dia memilih menunggu jam kerjanya tiba lagi. Zaya menghanpiri piano diruang tengah yang tempatnya cukup jauh dari kamar Shaka. Jari jemarinya menekan satu per satu tuts piano. Suara merdu tuts piano itu terdengar di ruang kerja Shaka. Cowok itu enggan peduli, ia melanjutkan lagi pekerjaannya.

Sementara Zaya mulai mengalunkan lagu.

####

"Simpen di gudang. Ganti aja sama patung." Ucap Shaka sembari menatap kearah Zaya.

Begitu pagi tiba, cowok itu menyuruh para pekebun memindahkan piano ke gudang. Zaya menyadari sikap Shaka yang berubah dingin. Tapi gadis itu enggan peduli.

####

"Pasti kamu kan yang bikin keributan!" Bentak bu Marsha.

"Keributan apa yang ibu maksud?" Tanya Zaya.

"Kalo bukan kamu, lalu siapa! Hanya kamu yang tingga berdua dengan tuan muda! Pasti semalam kamu memainkan piano itu, kan? Makanya tuan menyuruh menyimpan piano itu ke gudang!"

Zaya menghela nafas.

"Bu, ibu pernah ngga semalaman ngga tidur terus bingung mau ngapain? Itu yang gue rasain! Ah, lupa gue, ibu udah terlalu tua untuk mengerti bahasa gue. Maaf maaf." Jawab Zaya. Spontan saja bu Marsha jadi kesal.

"Iya gue semalem jenuh, ngga tidur karna majikan gue pulang jam satu sementara gue mesti bangun jam tiga. Yaudah sekalian gue ngga tidur terus main piano. Puass?" Jelas Zaya. Gadis itu lalu melenggang pergi sementara bu Marsha sesak nafas.

####

"Lo berani banget nantangin bu Marsha." Ungkap salah satu pelayan. Zaya menoleh. Gadis itu sedang menyiram taman.

"Gue anggep sebagai pujian." Jawab Zaya.

"Besok acara kemana?"

"Tidur."

"Kenapa? Lo ngga pengen jalan-jalan ngabisin duit gajian?" Tanya gadis itu.

"Nama lo siapa?" Tanya Zaya.

"Inna." Jawab gadis itu ragu-ragu.

"Simpen duit lo selagi masih muda." Ucap Zaya lalu beranjak pergi.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang