Tuan Rumah

234 13 0
                                    

"Sialan!" Umpat Sara. Gadis itu menendang selimut tebal yang membalut tubuhnya.

Dua hari telah berlalu setelah pesta dirumah Aksa. Gadis itu masih belum memutuskan. Sara masih mengklaim Aksa hanya menggertak saja. Tapi, sayangnya sepulang dari pesta, Aksa tak memberinya waktu lama untuk mengambil keputusan. Kedua orang tua Sara sudah dua hari berdiam dirumah tidak bekerja. Kontan saja hal itu membuat Sara kesal.

Sudah pukul 02:56 dini hari. Tapi Sara masih terjaga. Gadis itu bangkit dari ranjangnya.

"Jika seperti ini terus, uang gue juga bakal ikut habis!" Gumam Sara.

"Seharusnya gue berinvestasi juga dalam bentuk uang, bukan cuma penampilan!" Tambahnya.

"Seharusnya gue berinvestasi juga dalam bentuk uang, bukan cuma penampilan!" Tambahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sara mengambil ponselnya. Mengetik sebuah nama pada kolom pencarian sosial media miliknya. Dalam akun tersebut, Sara mengirim dm meminta nomor whatsapp.

####

Jam menunjukan pukul delapan pagi. Sara baru saja memejamkan matanya sekitar dua jam yang lalu. Hingga suara notifikasi beruntun masuk ke ponselnya.

Satu pesan balasan dari dm yang dia kirim. Lalu selebihnya adalah pesan grup dari sekolah dan pesan dari kepala sekolah. Meski kesal, Sara tetap meraba-raba mencari ponselnya. Matanya masih sulit terbuka.

"Nggak penting banget sih." Ucap Sara usai membaca pesan grup dan pesan kepsek. Sara menghapus satu persatu notifikasi, lalu tangannya berhenti pada balasan dm yang ia kirim. Sara bergegas menghubungi nomor whatsapp yang diterimanya.

"Halo, gue-"

"Lo bisa datang kerumah." Potong Aksa lalu memutus sambungan telepon. Sara menatap layar ponselnya dengan kesal.

####

Jam sebelas menjelang siang. Aksa berada di garasi. Cowok itu sibuk berkutat dengan motor bututnya waktu itu. Tak berapa lama, terdengar suara mobil berhenti dihalaman rumah Aksa.

Mendengar perdebatan diluar, membuat Aksa mengernyitkan dahi. Aksa mengelap tangannya yang berlumur oli. Cowok itu keluar menghampiri kericuhan didepan.

"Panggilin tuan muda kalian! Gue ada perlu!" Desak Sara.

"Silahkan masuk lebih dulu nona, tuan sedang sibuk jadi Anda bisa menunggu sembari minum teh." Ucap pelayan senior.

"Gue gak ada waktu basa-basi apalagi minum kopi atau teh! Tujuan gue kesini buat cepet selesaiin masalah kemarin!"

"Lo dipersilahkan masuk dengan hormat, disambut penuh kelembutan. Tapi reaksi yang lo keluarkan, melebihi pengemis jalanan yang kekurangan makan." Sela Aksa. Para pelayan menunduk hormat kepada Aksa.

"Kalian boleh melanjutkan kerjaan kalian." Perintah Aksa.

"Mulut lo jauh lebih busuk dari kelakuan gue! Harusnya bunda lo liat dan denger apa yang baru aja lo ucapin!" Teriak Sara.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang