Me And My Camer

111 10 0
                                    

Jari jemari Nisa memutari pinggiran gelas berisi wine. Gadis itu berada di sebuah kafe.

"Lo gak pulang?" Tanya Arlan. Cowok itu baru saja turun dari panggung. Setelah lagu-lagu Arlan selesai, musik kafe berganti dengan musik DJ.

"Lo pulang aja duluan. Gue masih betah disini." Jawab Nisa.

"Lo udah mabok, ayo pulang."

"Gue gak mabok. Lo pulang aja, nanti juga ada yang mau nganterin gue." Tolak Nisa. Arlan tak menyahuti, meski merasa khawatir tapi Arlan tetap pergi meninggalkan Nisa.

####

Pengaruh alkohol masih meliputi Nisa. Selama pelajaran, gadis itu tak fokus. Beberapa kali merasa mual. Fara dan Riana menghampirinya.

"Lo kenapa?"

"Basi, gue gak apa-apa. Minggir." Ucap Nisa. Riana mengerutkan dahi.

"Masih mabok keknya, bau nafasnya khas banget alkohol." Ucap Riana.

"Lo abis berapa botol sih, telernya sampai pagi gini?" Sahut Fara.

"Lo bedua daripada cerewet, mending anterin gue ke UKS. Gue capek mo tidur." Ucap Nisa. Fara dan Riana saling melempar tatapan. Meski kesal, mereka tetap menuruti keinginan Nisa.

####

Fara dan Riana pergi ke kantin berdua. Sebenarnya, Nisa meminta mereka untuk membelikan teh hangat. Tapi mereka enggan.

"Lama-lama jengkelin juga ya?" Ucap Fara. Riana mengangguk.

"Gue ngerasa, lebih parah dari pada Sara."

"Lo nyium bau mulutnya gak sih? Gila, gue mual." Keluh Fara. Sara duduk begitu saja disamping Fara, disusul Cindy duduk disamping Riana.

"Gak perlu hiraukan gue. Gue numpang makan siang." Ucap Cindy. sebelum Fara atau Riana menyemburnya dengan hujatan. Sementara Sara cuek-cuek saja. Gadis itu melahap makan siangnya tanpa peduli dengan dua gadis didekatnya saat ini.

Ponsel Sara yang ia letakan di meja bergetar. Panggilan dari Riska. Fara, Riana juga Cindy melirik nama yang tertera dilayar ponsel Sara. Gadis itu bergegas membalik ponselnya. Tapi tak berselang lama, ponsel Sara bergetar lagi. Mau tak mau Sara beranjak menjauh untuk menyambungkan telepon tersebut.

"Enak banget ya? Tinggal serumah sama camer, jam makan siang diingetin camer, hmm keknya Sara udah siap jadi next nyonya milyarder." Oceh Cindy. Seketika kalimat itu menjadi bahan obrolan sekolah. Siapa yang menyebarkan? Fara dan Riana tentunya. Tujuan Cindy berhasil memukul mundur Arlan dan Nisa seketika.

####

Sara bergegas pergi ke kantor setelah pulang sekolah. Gadis itu memilih langsung ke kantor lebih dahulu ketimbang pulang ke rumah untuk berganti baju. Karna seperti yang Riska bilang, ini kondisi darurat. Jadi jangan sampai terlambat.

Sara keluar dari lift. Membuka pintu kantor Riska lalu mendapat sambutan dari asisten pribadi Riska.

"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya Noora.

"Jadi gini, tadi gue-emm sory. Tadi aku ditelpon sama-" ponsel Sara berdering.

"Maaf, bentar gue angkat telpon dulu." Ucap Sara kepada Noora.

"Ya tante?"

"Oh. Iya tante. Sara udah didepan pintu kantor tante. Iya, iya tante." Ucap Sara lalu menutup telepon.

"Maaf, tapi kata tante Riska gue disuruh langsung masuk." Ucap Sara.

"Oh, begitu. Kalau boleh tau, kamu siapa ya? Seperti pernah ketemu."

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang