At Night

183 10 0
                                    

Andrew berdiri diatas anak tangga ke empat. Bersiap memberi pengumuman. Sementara Aksa dan Sara masih menikmati ciuman mereka, Andrew memanggil keduanya. Aksa perlahan melepas pangutannya dari bibir Sara. Deru nafas mereka saling beradu.

"Ada apaan sih tuh monyet? Ganggu aja!" Ucap Aksa menggerutu.

"Samperin gih." Ucap Sara.

"Lu juga dipanggil, geblek."

"Gue juga udah denger, bego!"

"Yaudah ayo."

"Ya elu duluan. Pesta lu juga!"

Aksa mendengus tapi tetap menuruti perintah Sara.

####

Aksa dan Sara melongo begitu mendengar kata sambutan dan acara sebenarnya pesta ini diadakan. Sara tersenyum kikuk. Sementara Aksa menatap Riska tak percaya. Riska mengangguk lembut untuk meyakinkan anaknya itu, bahwa pesta ini memang acara pertunangan Aksa dan Sara.

Airin datang membawa kotak cincin tunangan.

"Ini beneran? Gue gak ngimpi?" Ucap Sara bingung. Aksa tersenyum menatapnya.

"Beneran?" Tanya Sara lagi. Aksa mengangguk. Sara menarik tangannya dari Aksa karna terkejut.

"Yang bener aja! Gue gak ngebet buru-buru kawin!" Ucap Sara. Para tamu undangan ikut terkejut. Tapi Aksa justru tertawa melihat reaksi Sara yang berlebihan.

"Gue juga gak ngebet pengen buru-buru nikah, bego! Kita tunangan bukan kawinan." Jelas Aksa.

"Tapi beneran gak buru-buru nikah, kan? Gue belum siap."

"Enggak Sara sayang.... Kita nikahnya nanti kalo udah siap, cukup umur, udah lulus, udah kerja juga. Lo kadang-kadang radak oot juga ya?" Ucap Aksa.

"Biar oot, tapi lo suka sama gue, cinta sama gue, tunangan juga sama gue." Ucap Sara langsung menyematkan cincin dijari Aksa. Aksa tersenyum, lalu balas menyematkan cincin dijari Sara. Mereka saling melempar senyum. Aksa menarik tubuh Sara ke dalam pelukannya. Meski begitu, ada spasang mata yang enggan melihat kebahagiaan mereka.

####

Riska duduk di ruang tamu. Menunggu Aksa dan Sara masuk ke rumah. Mereka sudah pulang dari pesta. Tapi wajah Riska nampak kesal setelah acara tunangan anaknya berjalan lancar.

Aksa masuk sembari menggendong Sara.

"M-ma-malem bunda." Sapa Aksa. Raut wajah Riska masih kesal.

"Maleeem tanteee," sapa Sara dengan mata tertutup dan mulut tertawa. Riska menghela nafas.

"Benar-benar! Bunda nyesel seketika tunangin kalian, bisa-bisanya dia teler seperti ini! Besok kalian sekolah!" Omel Riska.

"Ssttt," Sara menempelkan jari telunjuknya di bibir.

"Sara ngantuk banget tante, ngomelnya besok aja bisa nggak?" Ucap Sara. Riska mulai geram.

"Maaf bunda, Aksa bawa Sara dulu ke kamarnya." Ucap Aksa berpamitan.

"Bisa-bisanya aku restuin mereka, sepertinya aku mulai tidak waras." Gerutu Riska begitu Aksa pergi.

####

Aksa membaringkan Sara di kamarnya. Gadis itu menggeliat begitu saja hingga membuat roknya sedikit tersibak. Aksa mengdengus, cowok itu menyelimutinya dari ujung kaki hingga menutupi wajah Sara. Sara memberontak, membuang selimut itu.

"Panas bego!" Ucap Sara dengan mata terpejam.

"Nanti lo kedinginan." Ucap Aksa. Sara bangkit, duduk lalu menarik lengan Aksa sekuat tenaga. Kancing dilengan Aksa terlepas karna Sara menariknya terlalu kuat.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang