Airin

149 14 0
                                    

Setelah begadang semalam, Sara dilanda kantuk luar biasa. Gadis itu memilih segera mandi. Baru saja selesai menyiapkan air, Andrew sudah berdiri didepan pintu. Cowok itu memanggil Sara.

"Ada apa?" Tanya Sara.

"Ikut yuk." Ajak Andrew.

"Kemana?"

"Outbound." Jawab Andrew dengan senyum dan mata berbinar. Sara terdiam sejenak. Lalu menganggukkan kepala.

"Gue mandi dulu." Ucap Sara.

"Oke, gue sampaikan ke tua-em maksud gue, gue tunggu di depan." Andrew hampir keceplosan.

####

Tak lama setelah Andrew pergi, Sara berteriak histeris. Spontan saja Andrew kembali ke kamar Sara. Teriakan itu juga didengar oleh Aksa dan Nisa. Nisa menyeringai di kamarnya sembari menata baju sementara Aksa bergegas lari ke kamar Sara.

"Ada apa?" Tanya Andrew khawatir. Panik, Sara langsung berlari memeluk Andrew tepat saat Aksa sampai didepan pintu. Cowok itu mematung di sana.

"T-tikus-tikus mati." Jawab Sara syok.

"Tenang dulu, ga apa-apa ada gue." Hibur Andrew sembari menepuk bahu Sara. Melihat hal itu membuat Aksa mundur. Cowok itu memilih pergi dari kamar Sara.

####

Setelah tenang, Sara keluar nenemui Aksa, Andrew dan Nisa yang menunggu di depan.

"Gue gak ikut. Kalian bisa berangkat." Ucap Sara lalu berbalik pergi.

"Kenapa gak ikut?" Tanya Aksa spontan. Nisa yang terlanjur senang dengan keputusan Sara pun mengerutkan dahi. Gadis itu mulai panik jika Aksa memaksa Sara agar ikut.

"Iya, kenapa gak jadi? Bukannya tadi lo setuju ikut?" Tanya Andrew. Sara menghela nafas lalu kembali berbalik menghadap keduanya. Sara melipat tangan didada.

"Gue abis kerja lembur. Begadang semaleman. Capek, mo tidur." Ucap Sara ketus lalu beranjak pergi. Andrew mengerutkan dahi sembari menatap Aksa penuh tanya. Sementara Aksa enggan peduli setelah melihat adegan pagi ini.

"Yauda. Kalo gak mau gak usah dipaksa!" Ucap Aksa tak kalah ketus. Nisa menahan senyumannya, akhirnya dia berhasil membuat Sara diam.

####

Sampai di lokasi outbound, Nisa terus menatap Aksa penuh cinta.

"Samperin aja kali." Goda Fara.

"Gue mana berani." Jawab Nisa.

"Kenapa?"

"Kasta gue beda."

"Tapi Aksa perhatian sama lo, buktinya lo boleh sekolah lagi, satu sekolah pula. Bukannya itu berarti dia juga sayang sama lo?"

Nisa terdiam, tapi senyumannya semakin merekah. Sementara Aksa masih melamun, Andrew memperhatikan Nisa.

"Tuh anak bego apa gimana sih?" Celetuk Andrew. Airin ikut menoleh mengikuti arah pandangan tunangannya itu.

"Siapa?" Tanya Airin. Gadis berambut panjang dengan topi dan mini dress sederhana berwarna hitam itu sejak tadi mencuri perhatian para siswa. Beberapa dari mereka menyebut Airin bak dewi turun dari khayangan.

"Temen kamu, tuh." Jawab Andrew. Airin mengerutkan dahi.

"Dia ngomong sesuatu yang aneh tempo hari. Nanya, gimana aku waktu deketin kamu. Gimana aku tahu kalo aku suka sama kamu, terus gimana cara aku ungkapin perasaan itu. Tapi liat, cewek itu udah ada disana memperhatikan dia, tapi dia malah ngelamun." Cerita Andrew sembari geleng kepala. Airin kembali menoleh mencari arah gadis yang dimaksud Andrew.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang