42

26 6 1
                                    

Masih berada di kantin yang sangat ramai pengunjung. Rere duduk sendirian di bangku sedang menunggu kedua temannya yang belum muncul sedari tadi.

"Hai" sapa seseorang dengan tiba-tiba yang membuat Rere terlonjak kaget.

"Astaga Raka ngagetin aja" Rere memukul lengan Raka karena sudah membuatnya kaget.

"Ngapain sendirian disini?" Belum juga Rere menjawab David yang berada disamping Raka menyelanya.

"Cewek gue mana?" Sela David.

"Aku lagi nunggu Lidya sama Maura" jawab Rere tanpa memperdulikan pertanyaan David.

"Mereka kemana?" Tanya David.

"KM" jawab Rere singkat.

Tanpa disuruh kedua laki-laki itu duduk di tempat yang sudah disediakan tepatnya didepan Rere.

"Tumben" celetuk Rere.

"Kenapa?" Tanya Raka.

"Gak sama Al"

"Lagi pesen makan" Rere hanya ber-oh ria.

Tak berselang lama, datanglah dua orang yang sedari tadi ditunggu oleh Rere yaitu Lidya dan Maura. Langsung saja mereka berdua duduk di samping Rere.

"Sayang" panggil Lidya ke David yang membuat Alvaro yang juga baru saja datang merasa ingin muntah.

"Kenapa?" Tanya David.

"Gak, cuman pengen manggil 'sayang' aja biar yang jomblo panas" jelas Lidya dengan memperjelas kata jomblo sembari melirik Alvaro.

"Iya iya yang udah gak jomblo" Maura juga merasa tersindir padahal Lidya hanya berniat menyindir Alvaro saja.

"Eh iya lupa kan Maura juga jomblo ya" ucap Lidya polos. "kenapa kalian gak pacaran aja biar nanti kita bisa triple date gitu, ya kan sayang" David mengangguk setuju.

"Gue? Pacaran sama tukang bully itu? Ogah" tolak Alvaro dengan menunjuk Maura dan menatapnya mengejek.

"Gue juga ogah sama lo kali, orang kayak monyet juga apanya yang gue sukain" ucap Maura balik mengejek Alvaro.

"Anjing lo orang ganteng gini dikatain kayak monyet, Lo kali yang kayak dugong"

"Mana ada dugong cantik kek gue gini"

"Berarti lo mengakui kalo lo dugong"

"Apaan enggak lah anjing"

"Udah, makan" tegas Rere yang membuat keduanya langsung terdiam. Kedua orang tersebut terlalu sibuk bertengkar sampai-sampai tidak merasa jika makanannya sudah berada di hadapan mereka berdua.

Tak lama kemudian, Rere berdiri dari posisi awalnya. Dia merasa sudah cukup makannya dan dia berniat akan ke kelas terlebih dahulu.

"Udah?" Tanya Raka.

"Iya, aku mau ke kelas dulu ya" pamit Rere.

"Nanti pulang bareng bisa?" Tanya Raka.

"Tapi aku hari ini bawa motor sendiri"

"Bisa ditinggal nanti motornya"

"Enggak, aku butuh motor setiap hari jadi gak bisa ditinggal gitu aja"

"Yaudah, Ra nanti lo bawa motor Rere" suruh Raka pada Rere.

"Terserah" setelah mengatakan itu Rere meninggalkan mereka yang masih duduk di tempat.

"Lo jangan terlalu maksa Rere lah rak, kasian dia" saran David.

"Gue gak maksa"

"Iya tapi Lo itu seakan mengharuskan Rere melakukan apa yang lo perintah, namanya apa kalo gak maksa?" Jelas David.

"Dan Lo tau kan kondisi dia sekarang, waktunya itu sangat berharga. Sekarang dia hidup sebatang kara dan dia harus menghidupi seseorang yang selama ini merawatnya. Lo gak boleh egois" lanjut David yang di angguki ketiga orang yang ada di sekitarnya.

"Emang salah gue pengen punya waktu berdua sama pacar gue?"

"Lo gak salah, tapi cara lo yang salah" jawab Alvaro. Tanpa membalas ucapan kedua sahabatnya, Raka pergi meninggalkannya begitu saja tanpa pamit.

∆∆∆∆∆

Rasanya Rere menyesal karena mengikuti Raka. Tadi setelah pulang sekolah ternyata Raka ada ekskul futsal di sekolah. Dia ingin pulang sendiri tapi motornya sudah di bawa pulang oleh Maura. Dan dia juga ingin pulang naik ojek atau angkot, tapi dia berfikir jika dia naik ojek atau angkot dia akan makan apa nanti.

Jadi yasudahlah dia lebih baik menunggu Raka. Rasanya ingin meluapkan rasa kemarahannya pada Raka karena kejadian sore tadi tapi Rere tidak bisa melakukannya. Tapi dia juga bisa memanfaatkan waktu itu untuk belajar materi fisika untuk perlombaan nanti.

Sekarang Rere berada di rumah makan tempat dia bekerja. Sepulang sekolah tadi dia langsung bersiap bekerja karena sudah hampir Maghrib. Beruntung hari ini tidak terlalu ramai dan juga tidak terlalu sepi pelanggan. Jadi kerjanya santai tapi tidak bisa di jadikan santai-santai.

"Pelayan" panggil salah seorang pelanggan.

"Iya? Apa anda membutuhkan sesuatu?" Tanya Rere yang berusaha ramah.

"Ya saya ada butuh denganmu" pelanggan itu mengangkat kepalanya dan menghadap ke Rere.

"Kak Andra" Andra tersenyum.

"Ada butuh apa dengan gue kak?"

"Kita bisa bicara sekarang? Tapi agak lama soalnya ini penting" ucap Andra.

"Tapi maaf kak, gue sedang kerja"

"Okey gue bakal nunggu, sebentar lagi selesai kan?"

Rere melihat jam yang ada ditangannya menujukkan jarum pendek di angka sembilan dan jarum panjang di angka satu. "tapi masih ada 55 menit lagi gue kerjanya"

"Nggak masalah, gue akan jalan-jalan dulu dan gue nanti kesini lagi kalau jarum panjang di angka sembilan"

"Bener?"

"Iya, yaudah balik kerja sana" Rere mengangguk dan meninggalkan Andra. Setelah menghabiskan makanannya, Andra juga meninggalkan tempatnya.

Setengah jam kemudian pekerjaan Rere baru saja selesai dan restoran sudah di tutup. Sekarang tinggal membersihkan semua alat dan tempat baru setelah itu pulang.

Di saat Rere keluar restoran, ternyata Andra yang sudah menunggunya di atas motor besarnya.

"Nunggu lama kak?"

"Lama banget, ini udah jam berapa?" Benar saja sekarang sudah jam 22.15 berarti Andra sudah menunggunya selama setengah jam dan mungkin saja lebih.

"Hanya telat 15 menit aja" ucap Rere santai tapi dalam hatinya merasa bersalah kepada Andra.

"Aja lo bilang?"

"Yaudah, Lo mau ngomongin apa?"

"Enggak disini soalnya ini penting"

"Soal apa?"

"Kita cari tempat aja, atau lo mau kemana abis ini?" Tanya Andra.

"Rencananya mau ke rumah sakit nemenin ayah, tapi ada lo"

"Yaudah kita ke rumah sakit, kita ngomong di taman rumah sakit"

Setelah melakukan perjalanan sekitar 15 menit, kini mereka sudah duduk di salah satu bangku di taman rumah sakit tempat Damar dirawat.

"Jadi?" Tanya Rere langsung pada intinya.

"Sebenarnya gue itu menyelidiki penyebab kecelakaan yang menimpa lo dan ayah lo, sorry gue gak cerita ini ke lo dulu tapi..."

"Tapi?"

"Tapi gue udah nemuin pelakunya"

"Siapa?"

"Orang yang sama dengan orang yang bully lo"

"Michelle"

I'M REINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang