Sudah 2 hari berlalu tapi keadaan masih sama seperti yang lalu, Damar belum sadarkan diri dan juga belum ada tanda-tanda keadaan membaik. Damar sudah dipindahkan di ruang rawat tentu bukan di ruang VVIP karena tau sendiri jika Rere bukanlah orang yang punya uang berlebih. Semuanya serba cukup.
Kemungkinan Rere akan kembali sekolah dan juga bekerja seperti biasanya. Tidak mungkin Rere terus menunggu Damar sadar dan bergantung dengan mengandalkan uang tabungan sedangkan kebutuhan bertambah banyak. Untuk berobat, makan, keperluan rumah yang lain, tentunya tidak akan cukup jika mengandalkan uang tabungan. Sedangkan uang tabungannya sekarang sudah menipis apalagi untuk berobat ayahnya yang membutuhkan biaya yang sangat mahal.
Bekerja di restoran tempatnya bekerja sepertinya tidak cukup karena gajinya tidak seberapa. Mungkin akan cukup jika untuk biaya makan Rere dan keperluan lainnya saja hanya untuk beberapa hari. Tak ada salahnya jika Rere mencoba untuk menjual kue dan di setorkan ke beberapa tempat. Di warung-warung, toko-toko kecil, dan juga kantin sekolahnya.
Usaha tak mungkin cukup jika tanpa di selingi dengan doa. Usaha dan doa adalah satu kesatuan untuk orang yang mau berusaha. Jika hanya doa tanpa usaha sebut saja mereka punya keinginan tapi malas. Jika mereka usaha tanpa berdoa mungkin saja mereka terlalu serius berusaha sampai lupa jika ada tuhan yang berkehendak.
Dengan sabar juga Rere merawat ayahnya yang dari kecil merawatnya. Mungkin ini waktunya gantian jika dulu Rere yang dirawat sekarang Rere yang harus merawat. Setiap pagi memandikan ayahnya, dengan telaten Rere mengelap satu persatu anggota badan Damar seperti yang dilakukannya sekarang dan juga sudah 2 hari ini dilakukan. Saat sudah selesai Rere membereskannya seperti semula.
Tok tok tok
Saat Rere sedang bersantai setelah memandikan ayahnya, terdengar suara ketukan di pintu. Ruangan yang di tempati Damar sekarang adalah kamar yang berisikan 3 orang. Tapi sekarang hanya ada Damar dan Rere di dalam ruangan itu karena 2 brangkar disampingnya masih kosong.
Rere membuka pintu yang tadi terdengar di ketuk oleh seseorang.
"Hai, udah sembuh?" Tanya orang itu.
"Kok kak Andra tau gue disini, tau dari siapa?"
"Gue nanya bukannya dijawab malah ditanya balik" protes Andra.
"Hmm iya udah sembuh, tapi lo tau dari siapa kak?" Jawab Rere dengan senyuman tipisnya kemudian dilanjut pertanyaan yang belum dijawab oleh Andra.
Rere penasaran kenapa Andra bisa tahu dia sakit karena kecelakaan padahal dia baru beberapa kali bertemu dengan Andra dan itupun secara tidak sengaja. Bagaimana Andra bisa tahu dan siapa yang memberitahukan kepada Andra? Itu yang membuat Rere berpikir.
"Hahaha pertanyaan yang mudah untuk dijawab" Rere memicingkan matanya. "gue tau semuanya tentang lo Rere cantik"
"Apa yang lo tau dari gue" aura dari Rere sekarang terasa menjadi lebih dingin tidak seperti sebelumnya.
"Jangan dianggap serius" tanpa disuruh Andra duduk di kursi yang disediakan di dekat brangkar tempat Damar.
"Udah makan?" Tanya Andra untuk mengalihkan pembicaraan dan dijawab gelengan oleh Rere.
"Ini dimakan dulu, jangan sampai mag lo kambuh" Rere semakin dibuat penasaran dengan Andra, kenapa Andra bisa tau semua tentangnya. Tapi dia menghiraukannya.
"Makasih"
Rere membuka bungkus makanan yang dibawakan oleh Andra tadi. Andra membawakan nasi Padang yang dibelinya tadi sebelum dia ke rumah sakit menemui Rere.
"Lo mau nunggu bokaplo kayak gini mulu sampek sadar?" Tanya Andra.
"Enggak, besok gue balik lagi seperti semula. Dan sepertinya mulai besok gue bakal lebih sibuk dari sebelumnya"
"Mau gue bantuin gak?"
"Apa?"
"Ya bantuin lo bayarin semua kebutuhan lo termasuk biaya rumah sakit bokaplo" ucap Andra dengan santainya.
"Gak perlu, makasih" tolak Rere.
"Kenapa?"
Selama ini Rere masih bisa mengatasi semua kebutuhannya. Dan selama dia bisa mengatasinya dia tidak akan menerima bantuan dari siapapun. Entah dari pacarnya, sahabatnya, temannya, saudara saja Rere tidak tau mereka, apalagi orang yang tidak dikenalnya.
Kemarin juga Rere ditawari oleh Raka agar semua biaya rumah sakit dibayar olehnya, tapi Rere tidak mengijinkannya. Rere tau Raka bisa nekat membayarnya tanpa memberitahu Rere karena Raka sangat keras kepala, oleh karena itu Rere mengancam jika Raka tetap membayarnya Rere akan mendiamkan Raka sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Dengan begitu Raka hanya bisa pasrah menurut saja.
"Selagi gue bisa, gue gak mau nerima bantuan secara cuma-cuma kak"
"Apapun keputusan yang lo ambil gue gak berhak untuk ikut campur. Tapi kalo lo butuh bantuan hubungin gue, gue akan selalu ada buat lo"
"Makasih kak" Andra mengangguk.
"Jangan sungkan sama gue, anggep gue abanglo sendiri"
'tapi kenyataannya memang seperti ini' lanjut Andra dalam hati.
"Oh iya gue mau ngasih tau soal kecelakaan ini" ucap Andra.
"Kenapa kak?"
"Kecelakaan ini terjadi karena unsur kesengajaan, pelakunya sudah pasti lo tau sendiri, dan sekarang dia udah ada di kantor polisi jadi lo gausah khawatir" jelas Andra.
"Gimana lo bisa tau kak?" Tanya Rere penasaran.
"Setelah gue tau kabar Lo kecelakaan, gue minta tolong temen bokap gue buat nyelidiki dan ngurusin semuanya" jawab Andra.
"Makasih kak"

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M REINARA
Подростковая литература[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! REINARA DESTIA. Cewek cantik dan pintar dengan sifatnya yang baik, ramah, rendah hati, mudah sayang terhadap orang lain, tapi semua sifatnya itu tertutup dengan sifat cueknya yang melebihi kulkas 7 pintu. Tak lepas d...