Bismillahirrahmanirrahim
Haii update lagiiiHAPPY READING guys
____________________________________
Penjelasan
____________________________________Hari Senin ini dimulai dengan pagi yang cerah. Mengawali hari dengan senyuman yang tak luntur diwajah. Berangkat sekolah tepat pada waktunya dan terhindar dari OSIS di hari Senin itu sangat melegakan. Karena hari Senin adalah waktunya upacara dan pastinya semuanya sudah tau apa yang terjadi saat upacara.
Raka pagi tadi menjemput Rere pada jam 06.15 jadi dia tidak akan terlambat sampai disekolah. Berbeda dengan Raka dan Rere, kini seorang gadis yang masih dalam perjalanan harus menghentikan perjalanannya karena ban mobil yang dikendarainya tiba-tiba kempes. Walaupun ada serepnya dia juga tidak bisa menggantinya karena dia hanyalah seorang gadis.
"Ini gimana, udah jam setengah tujuh" rasanya gadis itu ingin menangis sekarang.
Menengok ke kanan dan ke kiri berharap ada seseorang yang mengenalnya ataupun menolongnya. Jarak dari tempatnya ke sekolah itu lumayan jauh dan membutuhkan waktu hampir 20 menit.
"Huaaaa pengen nangiisss" rengek gadis itu. Berjongkok didepan mobilnya menundukkan kepalanya.
Tin tin
Tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti disampingnya.
"Lidya" panggil orang yang mengendarai motor itu. Gadis yang sedari tadi mencari bantuan adalah Lidya.
"Ngapain nangis disini?" Lidya mendongak melihat orang yang mengajaknya berbicara.
"Kak David" rengek Lidya. Melihat orang yang dikenalnya ada dihadapannya Lidya langsung berdiri.
"Kenapa?"
"Ban mobil gue kempes gue gak bisa ganti, mana ini udah jam 7 kurang 20 menit. Kak David sendiri kenapa belum berangkat?" Lidya memberitahu David dengan mata yang sudah berair.
"Gue tadi telat bangun, sini bareng gue aja mobilnya di tinggal daripada telat"
"Tapi bentar lagi masuk"
"Nggak masih lama, ntar gue ngebut"
"Gamau, gue takut"
"Udah ayo sini, aman sama gue"
Lidya mengambil tasnya yang ada didalam mobil kemudian mengunci mobilnya. Ia berencana nanti setelah sampai di sekolah dia akan menelpon seseorang untuk memperbaiki ban mobilnya.
"Beneran?"
"Iya Lidya"
"Tapi gue takut"
"Gapapa sayang" Lidya terdiam mendengar panggilan dari David, matanya mengerjap lucu dan pipinya memerah. 'lucu banget si' batin David.
"Kak David"
"Iya sayang kenapa?"
"Aaarrrrggghh stop aku gakuat"
"Gakuat kenapa si" David terkekeh kemudian mengusap puncuk kepala Lidya.
"Kak... Kepala gue yang Lo usap tapi hati gue yang berantakan" Lidya menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya.
"Hahaha jangan baper, tenang aja nanti gue tanggung jawab. Udah buruan nanti kita telat" David mengajak Lidya menuju motornya dan memakaikan helm yang tadi dipakainya.
"Naik" suruh David.
"Beneran ini?" Tanya Lidya lagi.
"Iyaa, pegangan" Lidya menjadikan jaket yang dipakai David sebagai pegangan. Sebelum David mengegas motornya, dia mengambil kedua tangan Lidya dan melingkarkannya di pinggangnya.
"Gue mau ngebut, nanti merem aja kalo takut" Lidya mengangguk patuh entah David mengetahuinya ataupun tidak.
Tak menunggu lama David langsung memutar gas motornya meninggalkan tempat itu. Upacara akan dimulai 10 menit lagi, jika mereka tidak sampai tepat waktu maka hukuman sudah menanti.
David mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata membuat orang yang ada dibelakang sedikit ketakutan. Dan untung saja mereka berdua bisa sampai dengan tepat waktu dan selamat.
◉◉◉◉
Hari Senin di sekolah adalah hari yang paling melelahkan bagi sebagian murid-murid. Terlebih kelas 12 IPS 1 yaitu kelas Raka dkk. Setelah upacara mereka mendapati mapel sejarah, matematika, geografi, olahraga, intinya kelas mereka setiap hari Senin adalah hari yang paling melelahkan. Ditambah lagi ada ekstrakulikuler basket setelah pulang sekolah.
Dan sekarang sudah waktunya pulang sekolah. Murid-murid sudah berbondong-bondong keluar dari area sekolah untuk pulang kerumah masing-masing.
Raka, David dan Alvaro jangan ditanya lagi mereka bertiga pastinya sudah standby di depan kelas 11 MIPA 3 yaitu kelas Rere, Lidya dan Maura.
"Kamu ada ekskul basket kan?" Tanya Rere saat sudah berada didepan Raka.
"Iya, temenin ya"
"Tap-"
"Temenin ya re, nanti Lidya sama Maura juga ikut" bujuk Raka. David dan Alvaro yang berada disampingnya sampai heran dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini. Tidak pernah mereka melihat Raka bertingkah seperti anak kecil hanya untuk membujuk Rere.
"Iya nanti gue juga ikut kok re" ucap Lidya.
"Udahlah re ikut aja, kita temenin ntar" celetuk Maura.
"Bukannya aku gamau, tap-"
Bukannya Rere tidak mau menemani Raka, tapi dia saat ini harus bisa membagi waktu dengan baik. Dia butuh waktu untuk mempelajari materi-materi yang akan dilombakan nantinya.
Memang bisa saja belajar sambil menemani Raka tapi itu percuma saja untuk Rere. Dia tipe orang yang tidak akan bisa fokus dan paham jika dia belajar ditempat yang ramai seperti di lapangan basket.
"Udahlah re temenin aja eneg gue lihat dia kek gitu" potong David.
Rere menatap Raka yang mengerjapkan matanya lucu. Rere menghela nafasnya kemudian mengangguk setuju. "yaudah iya" seketika Raka langsung berbinar mendengar Rere menyetujui ajakannya.
Tanpa menunggu lama mereka pergi ke lapangan basket dimana mereka akan melakukan kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam perjalanan menuju lapangan basket, Raka dan Rere berjalan paling depan diantara temannya tak lupa tangannya yang saling bergandengan seolah tidak ingin dipisahkan.
"Kemaren kenapa marah?" Tanya Rere.
"Gapapa, tapi abis telpon kamu udah nggak marah lagi"
"Emang bisa gitu?"
"Ya bisalah"
"Sebabnya apa?"
"Apanya?"
"Malah balik nanya, sebab kamu marah apa?"
"Aku marah sama kamu itu kalo lihat kamu sama cowok lain" Rere menoleh ke arah Raka, dia ingat kemarin dia memang bersama cowok ketika di taman.
"Owlh karena masalah itu kamu jadi marah"
"Kok kamu santai banget si"
"Ya emang harus gugup gitu, kalo aku gugup berarti aku emang ada apa-apa sama cowok itu kalo enggak mah enggak"
"Ya bener juga sih, tapi enggak gitu konsepnya Rere"
"Iya iya, maaf kemaren itu emang aku sama cowok lain tapi kita emang gak ada apa-apa dan kita gak sengaja ketemu. Dia itu cowok yang pernah bantuin aku waktu motor aku mogok" jelas Rere.
"Yaudah, tapi jangan deket-deket sama cowok lain yaa"
"Iya Raka..."
___________________________________
See u next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M REINARA
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! REINARA DESTIA. Cewek cantik dan pintar dengan sifatnya yang baik, ramah, rendah hati, mudah sayang terhadap orang lain, tapi semua sifatnya itu tertutup dengan sifat cueknya yang melebihi kulkas 7 pintu. Tak lepas d...