8

70 15 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim 🤲

Hai manteman👋

Aku update lagii

Bonus kalo ini, insyaallah besok up lagi kok

Sebelumnya aku mau minta tolong jangan lupa follow, vote dan komennya.

Ada banyak typonya harap dikoreksi ya

Thank you💞

HAPPY READING!!

______________________________________

Bukan menangis hanya mengeluarkan air mata

______________________________________

Rere sekarang dibawa Raka ke UKS. Tadi orang yang menolongnya dari Michelle adalah Raka. Rere masih dengan keadaan yang sama seperti tadi.

Raka mengobati luka yang ada di kening dan sudut bibir Rere satu persatu dengan telaten. Tidak meringis kesakitan, ataupun menangis, Rere malah diam dengan tatapan kosong.

Tatapannya kosong, otaknya berisi tentang ucapan Michelle tadi di gudang. Mengapa Michelle tahu segalanya sedangkan dia tidak mengetahui apapun tentang ibunya.

"Rere" panggil Raka halus setelah selesai mengobati luka Rere. tetapi masih tidak ada respon dari Rere.

Raka yang merasa tidak direspon dari tadi, dia menepuk pundak Rere sehingga membuat Rere kaget. Raka pikir Rere akan marah karena Raka menepuknya sedikit keras.

Tapi tidak, Rere hanya menoleh dan menatap Raka seolah bertanya 'kenapa'. Raka menghela nafas, dia bisa melihat wajah Rere yang pucat dan tadi Rere sempat menangis, lebih tepatnya hanya mengeluarkan air mata.

"Gue anterin pulang yuk" ajak Raka halus tapi Rere menggeleng.

"Kenapa??" Tanya Raka yang masih tidak direspon oleh Rere.

Raka yang awalnya berdiri kini duduk tepat didepan Rere. Raka memegang kedua tangan Rere dan mengusapnya dengan lembut.

"Gue boleh tanya sama lo??" Rere mendongakkan kepalanya.

"Michelle tadi ngomong apa??" Sedari tadi Raka memperhatikan Rere menjadi diam setelah dari gudang tadi.

"Bukan urusan lo" jawab Rere singkat.

"Tapi kenapa lo jadi murung gini dari tadi, mesti dia ngomong yang enggak-enggak sama lo kan" tebak Raka.

"Lo kenapa selalu nuduh Michelle yang enggak-enggak sh"

"Ya karena yang gue pikirin itu sesuai kenyataannya kan"

"Lo bilang mau nganterin gue pulang, jadi nggak?" Ucap Rere mengalihkan pembicaraanya. Raka sedikit kecewa karena pertanyaanya tidak dijawab dengan jujur. Tapi ya sudah lah....

"Yaudah ayo, bisa jalan gak??"

"Bisa lah. Yang luka itu kepala sama bibir gue doang bukan kaki" jawab Rere menyombong.

"Hati lo sakit gak??" Rere terdiam.

Benar kata Raka hatinya sakit apa tidak?? Rere bahkan tidak bisa merasakannya. Pertanyaanya, memang Rere tidak bisa merasakannya atau dia tidak tahu rasanya bagaimana??

"Bercanda Rere" Raka tertawa untuk mengalihkan Rere agar tidak murung lagi. Sebenarnya Raka tahu hati Rere sedang terluka, tapi dia juga tidak tahu apa penyebabnya.

I'M REINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang