4. harapan semu

1.6K 68 3
                                    

🚦

"Beneran okay kan dok? Tapi kemarin bang rean demam tinggi" tanya gian masih tidak percaya dengan pernyataan yang dilontarkan dokter rudi

"Kalau demam biasa gak perlu dipermasalahkan mungkin imun tubuhnya sedikit menurun. Namun, jika jantungnya terjadi sesuatu yang tidak beres baru bisa dikatakan tidak baik-baik saja.. sistem kerja jantungnya terlihat normal dan kalian tidak perlu merasa cemas ataupun khawatir" jelas dokter rudi dan tersenyum.

"Udahlah dek gue okay kok, jangan berlebihan" ujar rean sembari memegang bahu gian dengan lembut membuat sang adik sedikit merasa tenang

Sungguhh...

Gian benar-benar khawatir dengan kondisi jantung sang kakak, sebenarnya alasan utama dia tidak ingin menemani rean check up bukanlah rapat yang dirinya buat. Namun, situasi seperti inilah yang ia hindari jika sudah menyangkut kondisi rean.

Dirinya akan terus bertanya pada dokter tersebut sampai jawaban dari sang dokter mampu membuatnya tenang

"Baiklah, terimakasih dokter.. kalau begitu kami permisi" ujar gian dan dibalas anggukan pelan dari dokter rudi

"Obatnya jangan lupa diambil dibagian farmasi" ujar dokter rudi sebelum kedua pria muda tersebut menghilang dari penglihatannya

"Siap dokter" jawab rean

💜💜💜

Giandra melajukan mobilnya kearah bagasi rumahnya sesaat setelah ia menurunkan rean tepat didepan pintu utama rumahnya. Nafasnya terlihat tidak teratur dan keringat dingin mulai meluncur dengan bebas dari dahinya.

"Kenapa tangan gue tremor gini ya?" Lirihnya bertanya kepada diri sendiri sembari menatap kedua telapak tangannya yang bergetar dengan hebat

"Segininya takut ketemu eyang, sampe tremor hebat gini" lirihnya lagi dan kali ini ia tertawa kecil dengan tingkahnya sendiri

"Tapi pusing" lirihnya dan bersandar sebentar pada kursi kemudi dan setelah itu langsung keluar dari mobil dan ingin cepat-cepat beristirahat dikamarnya yang nyaman.

"Besok aja buat konten, pusing banget ini.. mana badan gue sakit semua" lirihnya sembari memasuki rumahnya dengan perlahan dan langkah kakinya membawanya kearah ruang keluarga dimana semua orang-orang tersayangnya berkumpul termasuk kedua eyangnya dan juga ternyata ada om bara satu-satunya om yang dia dan kedua abangnya miliki, adik satu-satunya sang papa yang belum menikah karena jarak umur om bara dan papanya yang terpaut cukup jauh.. yaitu 15 tahun.

"Ehh giandra, cucu kesayangan eyang.." panggil ratih sang eyang hingga membuat gian membulatkan matanya tidak percaya begitu pula semua orang, karena sikap sang eyang yang tidak seperti biasanya.

"Eyang..?" Panggil giandra lirih, ia menahan air matanya yang hampir menetes. Ini kali pertama sang eyang memanggil namanya setelah tiga tahun lamanya

"Baru pulang sayang? Eyang bawain bolu kesukaan kamu.. harus dimakan yah" ujar ratih ketika sang cucu mendekatinya dengan mata yang memerah menahan tangis dan tidak lupa juga senyuman yang tidak pernah pudar sedari tadi.

Sungguh...

Dirinya benar-benar ingin teriak dan menangis saat ini karena terharu.

💔

"Apa yang dia lakukan disini?" Ujar seseorang tiba-tiba hingga membuat giandra mengerjapkan matanya dengan perlahan dan masih berdiam diri diambang pintu jauh dari keberadaan seluruh anggota kelurganya dan dirinya juga terlihat bingung dengan apa yang terjadi barusan.

I'm NOT OKAY ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang