🚦
"Bang....?"
"Lo udah kasih tau bunda sama papa kalo gue dirawat disini?" Tanya giandra.
Biandra menggeleng sebagai jawaban membuat giandra yang melihatnya menghela nafas lega setelah mendapat respon dari bian yang memang dia harapkan
"Abang terlalu panik tadi jadi belum sempet ngabarin mereka dan langsung lari kemari. Bentar, abang telpon dulu" ujar bian dan mencoba mengeluarkan telpon genggamnya yang ada disaku celananya namun langsung ditahan oleh adik bungsunya itu
"Enggak bang, gue mohon.." ujar giandra memohon dengan lirih
"Kenapa gi..?" Tanya alvin heran
"Gue belum mau ketemu mereka bang, jangan ditelpon ya?" Ujar giandra tanpa ada niatan menjawab pertanyaan singkat dari alvin
"Mereka khawatir sama lo dek, jangan gini... Abang mohon!!"
"Bunda bahkan gak berhenti mikirin lo, gak papa abang kabarin mereka ya? Mereka bener-bener khawatir dek" ujar bian mencoba membujuk adiknya itu
"Gue gak mau nemuin mereka dengan kondisi gue sekaramg ini bang, besok gue bakal minta izin sama dokter ilyas buat bolehin gue pulang" jawab giandra cepat
"Ga ada pulang! Lo masih sakit dek.. bisa-bisanya lo minta pulang" kesal biandra
"Gue dah jauh lebih baik sekarang bang.. berkat mereka" ujar giandra dan menatap ketiga sahabatnya yang wajah mereka tidak bersahabat secara bergantian
"Jangan bawa-bawa kita ya gi, lo harusnya dengerin apa kata abang lo.. batu banget lo" ujar yoga
"Bacot lo sat!" Maki giandra
"Abang juga udah atur ulang jadwal operasi pencakokan tulang sum-sum untuk lo senin nanti, selama menunggu dokter ilyas bilang lo harus tetep dirawat dek" jawab bian lagi membuat giandra terdiam dan mulai menghitung hari
"Ini baru hari rabu bang! Lo mau gue nunggu selama itu diruang rawat ini bang? Enggak ya.. gue gak mau pokoknya" ujar giandra kesal
"Gi..?" Panggil bayu pelan hingga membuat giandra dengan cepat menoleh karena mendengar panggilan dari sahabatnya itu
"Dengerin abang lo ya? Jangan keras kepala"
"Semudah itu ya bay lo bilang kaya gitu?"
"Enggak gitu giandra"
"Gue berjuang dan berusaha mati-matian buat nyembunyiin penyakit gue dari semua orang termasuk kalian karena gue gak mau ngebuat semua orang terbebani akan kondisi gue yang menyedihkan kaya gini"
"Tapi takdir berkata lain bay, kalian semua malah sudah tau tentang masalah penyakit gue" ujar giandra membuat semua orang terdiam dan mulai mendengarkan semua kata-kata yang keluar dari bibir seorang giandra
"Capek harus kaya gini, dan kemarin!! Saat papa minta gue pergi dari rumah, gue mencoba tenang dan berfikir keras. Apa ini kesempatan gue buat menjauh dari keluarga gue dan menghilang dari kehidupan mereka"
"Tapi lagi-lagi takdir berkata lain, dan gue malah membebani kalian dengan kondisi tubuh gue yang semakin lama semakin tidak bisa dikontrol" ujar giandra lirih dan pada akhirnya dirinya tidak bisa menahan air matanya
"Gue seneng ketika mereka ngusir gue buat pergi.. tapi! Kenapa mereka berubah? Kenapa mereka berubah baik sama gue disaat gue udah mutusin buat ngejauh dan pergi dari kehidupan mereka, gak ada yang bisa diharapkan dari orang penyakitan kaya gue karena kehadiran gue hanya akan menjadi takdir buruk bagi mereka" ujar giandra lirih
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm NOT OKAY ~ END
Teen Fiction#Sicklit #teenfiction #sickmalelead Tentang sedikit rasa, yang takut akan kehilangan dan juga dihantui rasa penyesalan ~giandra mahendra Aku tidak percaya, diriku terjebak cinta yang tak berujung Yang selalu menorehkan luka dan tidak pernah memberi...
