13. biopsi

1.8K 66 7
                                        

🚦

Giandra duduk bersebelahan dengan sang abang. Biandra, ia duduk dengan tidak tenang dihadapan dokter yang ber name tag dr. Ilyas abimana Sp OG K Onk.

"Kenapa baru periksa sekarang? Kamu pasti sudah tau kan kanker ini penyebarannya sangat cepat dan jangan dianggap remeh" ujar dokter tersebut sembari membaca surat rujukan yang sebelumnya giandra terima beberapa hari yang lalu.

"Dia tidak bilang sama saya dokter, mungkin juga dia tidak akan pernah kesini andai saja saya tidak sengaja mengetahui kondisinya" ujar biandra yang malah menjawab pertanyaan dokter ilyas yang ditujukan untuk gian

Giandra menatap bian tidak percaya, namun dirinya tidak bisa protes karena apa yang dikatakan bian itu sepenuhnya benar

"Lain kali jangan anggap remeh penyakit kamu gian, karena kalau penanganannya terlambat tentu akan sangat berakibat buruk pada kondisimu" ujar dokter itu lagi dan dibalas anggukan oleh giandra

"Dengerin dek kalo dokter ngomong, jangan ngangguk aja"

"Iya bang, gue dengerin kok" jawab giandra karena dilihatnya biandra cukup kesal

"Yaudah, kita lakuin pemeriksaan biopsi dulu ya? Giandra bisa ganti bajunya dulu dengan yang lebih steril... Tolong dibantu ya suster" ujar dokter ilyas meminta tolong kepada suster yang memang bertugas mendampinginya

"Baik dokter, mari ikut saya mas" ujar suster tersebut dan giandra langsung mengikuti perempuan berseragam putih tersebut dari belakang

💉

Giandra berbaring diruang
Biopsi dengan tubuh menghadap kebawah, entah kenapa rasa takut kembali menghampirinya disaat melihat suntikan besar yang berada didalam wadah besi yang dibawa oleh suster tersebut

"Gimana giandra, udah siap kan? Kalo sakit ditahan ya! Cuma sebentar" ujar dokter ilyas sembari membersihkan punggung giandra menggunakan antiseptik hingga membuat giandra bergidik disaat kapas itu terasa dingin menyentuh punggungnya

Perlahan dokter ilyas menyuntikkan suntikan itu kepunggung giandra membuat gian dengan reflek mengepalkan kedua tangannya dan matanya memejam menahan sakit yang teramat sangat

Dengan tenang dokter ilyas melakukan hal yang biasa ia lakukan. Tanpa sadar, sang pasien sudah sangat kesakitan karena ulahnya itu.

"sakit dokter..." rintih giandra pelan dengan suara yang tertahan.

Dokter ilyas tersenyum dan mengusap kepala giandra dengan lembut mencoba memberi ketenangan pada pasiennya itu.

Dokter ilyas benar-benar sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini.

"Kamu hebat, pasien saya yang lain sudah berteriak kesakitan saat saya selesai mengambil sample sum-sum tulangnya. Tapi kamu mencoba menahannya dengan cukup baik giandra" ujar dokter ilyas sembari memberikan sample sum-sum tulang belakang giandra kepada suster yang ada disebelahnya.

💜

"Bagaimana dokter?" Tanya biandra sesaat setelah dilihatnya dokter ilyas keluar dari ruangan spesialis kanker

"Hasilnya akan keluar kurang lebih 3-4 hari lagi, kalian bisa kemari saat hasil tesnya sudah keluar, untuk infonya staf rumah sakit akan menghubungi kalian" jawab dokter ilyas

I'm NOT OKAY ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang