🚦
"Gue udah denger semuanya bang, gue udah denger penjelasan gian ke alvin. Semuanya..."
"Gue sayang sama nay, tapi gue juga gak mau ngerebut satu-satunya kebahagiaan adek gue bang... Gian udah terlalu banyak berkorban buat gue" ujar rean semakin lirih
"Abang gak ngerti dek!"
"Maksud kamu apa rean?" Tanya argan
"Gian yang memohon pada naraya untuk menerima perasaan rean pah, padahal status mereka saat itu masih berpacaran"
"Mereka berpacaran jauh sebelum rean kenal naraya pah, dan bodohnya rean gak tau itu dan malah meminta naraya untuk terus bersama rean... Egois banget rean pah"
"Giandra hanya bisa menahan perasaannya selama ini, tanpa rean ketahui itu" lirihnya
"Kamu gak salah rean, giandra saja yang bodoh kenapa bisa melakukan hal itu. Anak tidak tau diri yang hanya mementingkan diri sendiri, padahal dia tau kalau kamu sudah bertunangan dengan naraya... Bisa-bisanya anak itu malah berhubungan dengan pacar abangnya sendiri"
"Papa kenapa bisa bilang begitu? Jangan egois untuk rean pah... Papa kenapa tidak pernah kasih perhatian ke giandra sedikit saja" tanya rean tidak percaya karena kata-kata yang keluar dari bibir argan bukanlah kata-kata yang seharusnya diucapkan orang tua kepada anaknya.
Karena sebenci apapun argan pada giandra, tidak dapat merubah kenyataan kalau giandra tetaplah putra bungsunya yang juga butuh support dari sang papa
"Tapi apa yang papamu katakan benar sayang, kamu dan naraya sudah bertunangan.. dan papa naraya juga sudah menerima niat baik kita untuk menikahkan kamu dengan naraya setelah naraya lulus nanti" ujar wina pada akhirnya
Rean maupun bian tercekat karena apa yang sudah bunda mereka ucapkan, selama ini sang bunda sangat jarang untuk ikut campur dalam perdebatan mereka. Dan kali ini berbeda
"Bunda gak mau kalian berdebat lagi... Kita lihat kedepannya bagaimana, semuanya juga gak bisa menuruti kehendak masing-masing kan?" Ujar wina membuat kedua putranya mengangguk
"Mas juga! Rean masih sakit jangan dibuat tambah sakit mas" ujar wina membuat argan hanya bisa menghela nafas kasar
"Makan dulu ya? Kebetulan makanannya baru sampai sebelum kamu sadar tadi sayang" ujar wina lagi, sedangkan rean hanya bisa mengangguk pelan
💜💜💜
"Gi, lo yakin baik-baik aja? Badan lo panas gini.. ini lo demam" ujar naraya dengan nada khawatir sembari memeriksa leher belakang giandra yang terasa sangat hangat menurutnya.
Bahkan saat giandra menjemputnya didepan komplek tadi, wajah laki-laki itu terlihat pucat
"Pulang aja gimana? Jalannya nanti aja kalo lo udah gak demam lagi.. besok atau lusa kan bisa!" Ujar naraya
"Okay kok nay, mungkin gue demam dikit aja karena kelelahan ngurusin pernikahan om bara.. abis jalan sama lo nanti gue bakal langsung minum obat dan istirahat" jawab giandra dan dia beralih memegang tangan naraya yang berada dilehernya untuk beralih memeluk pinggangnya, membuat naraya yang menerima perlakuan itu hanya bisa tersenyum dan tersipu malu
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm NOT OKAY ~ END
Fiksi Remaja#Sicklit #teenfiction #sickmalelead Tentang sedikit rasa, yang takut akan kehilangan dan juga dihantui rasa penyesalan ~giandra mahendra Aku tidak percaya, diriku terjebak cinta yang tak berujung Yang selalu menorehkan luka dan tidak pernah memberi...
