🚦
Giandra memakan makanannya dengan perlahan, entah kenapa setelah pulang dari taman bermain tadi seluruh tubuhnya terasa sakit dan nafsu makannya juga menghilang membuat biandra yang memperhatikannya sedari tadi mulai menatap khawatir pada adik bungsunya tersebut
"Hoekkk..."
Giandra membekap mulutnya dan menatap takut ke arah argan yang saat ini terlihat sedang menatapnya dengan sinis
Dirinya benar-benar merasa mual saat ini, namun ia malah memaksakan dirinya untuk makan walau tubuhnya menolah asupan tersebut.
Dirinya hanya berusaha agar sang bunda tidak tersinggung jika mendengarnya menolak untuk makan
"Lo kenapa dek, sakit?" Tanya rean dan memegang bahu adiknya tersebut dengan lembut.
Giandra menggeleng dan tersenyum kearah rean tanpa memperdulikan bian yang saat ini sedang menatap khawatir ke arahnya
"Enggak, gak papa bang.. hoek"
"Benar-benar menghilangkan nafsu makan saya, menjijikkan" ujar argan sang papa sembari membanting sendok dan garpunya keatas piring setelah itu berlalu pergi meninggalkan meja makan
"Istirahat aja ya sayang, bunda udah selesai makan.. kalian lanjutin makan kalian" ujar wina kepada giandra lalu mengikuti argan yang pergi lebih dulu
"Maaf bunda" lirih giandra namun wina hanya tersenyum lembut kearahnya tanpa ada niatan menghampiri putra bungsunya tersebut yang terlihat tidak baik-baik saja
"Abang papah kekamar aja ya, badan lo anget gini dek.. lo demam ini"
"Abang kan dah bilang jangan terlalu forsir tubuh lo. Alvin yang jadi ketupel biar dia aja yang handle semuanya" ujar rean panjang lebar membuat giandra yang mendengarnya tersenyum dan menghela nafas pelan
"Terus gue ngebiarin alvin buat mikir dan handle semuanya sendiri bang? Gak!! Jahat banget gue kalo kaya gitu" jawab giandra membuat rean dan bian hanya bisa menghela nafas kasar karena sikap adiknya yang sangat keras kepala itu
"Keras kepala lo dek, yaudah kekamar aja deh" ujar rean dan mulai membantu adiknya itu untuk berdiri namun dengan cepat di ambil alih oleh bian
"Gak perlu dek, lo abisin dulu makan lo terus minum obat. Biar abang aja dulu yang anter gian kekamar"
"Lo bisa nyusul nanti" jawab bian cepat karena dilihatnya reandra akan protes kepadanya
"Yaudah.."
💔
Giandra berbaring dengan perlahan setelah meminum obatnya yang dibantu oleh sang abang biandra.
Tubuhnya masih terasa sakit dan ngilu terlebih lagi punggungnya, namun rasa mual yang benar-benar mengganggunya sudah cukup berkurang
"Masih mual dek? Kerumah sakit aja ya" tanya bian dengan nada khawatir
"Enggak bang, udah enakan gue" jawab giandra membuat biandra yang mendengarnya menghela nafas lega
"Syukurlah.."
"Oh iya, besok jadwal kemo kedua lo ya dek. Jangan lupa" ujar bian tiba-tiba membuat giandra yang mendengarnya terlihat kesal
"Cepet banget waktu berjalan, gue takut bang.." ujar giandra pelan.
Biandra menghela nafas dan menatap adik bungsunya itu dengan sendu, ia tidak bisa jika harus melihat adiknya kesakitan ketika dikemo. Namun hanya itu satu-satunya cara untuk memperkecil sel kankernya dan setelah itu bisa melakukan operasi pencangkokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm NOT OKAY ~ END
Подростковая литература#Sicklit #teenfiction #sickmalelead Tentang sedikit rasa, yang takut akan kehilangan dan juga dihantui rasa penyesalan ~giandra mahendra Aku tidak percaya, diriku terjebak cinta yang tak berujung Yang selalu menorehkan luka dan tidak pernah memberi...
