43. apakah akhir?

1.9K 81 9
                                        


🚦

"Keadaannya memburuk.." jawab dokter ilyas membuat semua orang yang ada disana menatap dokter itu tidak percaya

"Giandra harus segera mendapatkan donor sum-sum tulang belakang, jika tidak keadaannya akan kembali memburuk"

"Kamu bisa menjalankan operasinya sekarang biandra?" Ujar dokter ilyas bertanya dengan cukup serius kepada biandra yang sedari tadi menunggu kedatangan dokter tersebut

"Bian, sayang...?" Ujar wina dengan suara tertahan

"Kapanpun itu dokter, saya selalu siap.." jawab bian cepat sembari menggenggam tangan sang bunda dengan erat

"Kalau begitu silahkan ikuti suster, dan dia akan membantu kamu untuk semuanya... Dan saya harus mempersiapkan ruang operasi terlebih dahulu. Permisi"

"Dokter..?" Panggil wina lagi sebelum dokter itu beranjak dari tempat

"Kenapa?"

"Saya boleh masuk kedalam untuk melihat putra saya dokter?" Tanya wina

"Boleh.. tapi bergantian, jangan terlalu ramai karena hal itu bisa mempengaruhi kondisi pasien" jawab dokter ilyas sembari tersenyum lembut dan setelah itu pamit pergi.

"Bian pergi dulu pah, bunda.. titip gian" ujar bian

"Bian baik-baik ya sayang" ujar wina pelan membuat bian yang mendengarnya tersenyum sembari menerima usapan lembut pada kepalanya dari sang bunda

"Papa akan terus berdoa untuk kalian" kali ini argan yang bersuara sembari menepuk bahu sang putra sulung, diikuti bara dan rean yang mengangguk pelan

💔💔💔

"Bunda...?" Panggil giandra lirih dari balik masker oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya membuat suaranya hampir tidak terdengar.

"Enggak sayang jangan dilepas.." ujar wina panik disaat tangan putranya itu berusaha melepas masker oksigen tersebut

"Gak papa bunda, gian bisa tanpa bantuan ini.." jawab giandra lirih membuat wina yang mendengarnya hampir terisak pelan

"Bunda?" Panggil giandra lagi

"Iya sayang, bunda disini.. bunda akan disamping gian terus, kuat ya nak?"  Ujar wina memberikan ketenangan kepada sang putra

"Maaf.."

"Enggak.. gian gak salah, jangan pernah minta maaf ke bunda"

"Bunda yang salah ke gian karena terlalu egois dan selalu mentingin geandra tanpa tau bahwa gian terluka, maafin bunda.."

"Maafin gian bunda, maaf... Karena gak bisa lagi bantuin bunda agar bisa terus merasakan kehadiran gean. Maaf bunda" ujar giandra lirih dan pada akhirnya dirinya membiarkan setetes air jatuh dari matanya tanpa adanya penghalang membuat wina mulai terisak

"Enggak sayang, gian jangan ngomong gitu.. bunda mohon"

"Maafin gian bunda, gian gak sanggup.. sakit!!" Rintih giandra dan mulai kesulitan bernafas membuat tangan wina dengan cepat bergerak kembali memasangkan masker oksigen yang sebelumnya giandra lepas

I'm NOT OKAY ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang