9. kembali teringat

1.3K 70 7
                                        

🚦

"Lemes kan lo? Makanya duduk aja sihh" kesal alvin

"Lo mau om gue jadi khawatir sama gue? Gak dulu ya vin.. gue gak mau ngerusak suasana hati om bara yang lagi bahagia" jawab gian membuat alvin hanya bisa mencibir pelan

"Ehh om lo udah selesai tuh kayanya, gue ketoilet bentar ya" ujar bayu kepada giandra disaat ia melihat bara yang selesai dengan urusannya dan mulai mendekati mereka.

"Alvin ketoilet dulu ya om" ujar alvin disaat dirinya berpapasan dengan bara yang berjalan kearah gian

"Gimana gian? Ada yang kurang sama makanannya?" Tanya bara pada giandra yang berdiri disamping meja hidangan sembari menyangga tubuhnya sendiri pada meja tersebut

"Ada om! Dua makanan itu rasa chesse nya terlalu kuat nanti om bilang aja ke managernya buat suruh chef nya kurangin bahan kejunya" ujar gian membuat bara mengangguk lalu tersenyum kepadanya

"Gian pulang sama om ya?" Tanya bara tiba-tiba hingga membuat giandra tertegun dan menatap bara dengan heran

"Enggak om. Maaf, gian belum siap" jawab giandra pada akhirnya

"Eyang akan marah jika melihat gian, gian gak mau kehadiran gian malah akan mempersulit pernikahan om bara dan aunty anna" ujar gian lagi dengan lirih.

Bara terdiam dan menatap gian dengan sendu.

Bagaimana bisa kedua orang tua dan kakaknya bisa bersikap kasar dan dingin kepada gian yang sangat lembut dan sabar.

Mereka bahkan tidak pernah memberikan kesempatan untuk keponakannya itu agar bisa memperbaiki kesalahannya.

mereka benar-benar sangat keterlaluan.

"Maaf om tidak bisa lebih tegas berbicara pada papa dan juga eyangmu, om sudah sangat sering membujuk mereka. Namun, tetap saja tidak ada perubahan.. semakin sering om membela gian, maka semakin sering juga mereka mengungkit kejadian itu" lirih bara dengan nada bicara yang lembut.

Bara benar-benar merasa sangat bersalah karena tidak pernah bisa memberikan rasa nyaman untuk keponakan terakhirnya itu

"Jangan pernah meminta maaf pada kesalahan yang bahkan tidak pernah om perbuat, semua ini sudah takdir gian om.. dan jika nanti memang sudah waktunya, gian berharap eyang dan juga papa akan kembali pada gian" ujar gian lirih.

Dirinya hanya ingin membuat bara tenang namun yang ada dia malah mengundang tatapan penuh tanda tanya dari omnya tersebut

Sejak dulu kehadiran giandra hanyalah pelengkap dikeluarga mahendra.
Hanya geandra yang seutuhnya putra bungsu keluarga mahendra, dan sosok gean tidak akan pernah pernah bisa tergantikan oleh siapapun hankan gian sekalipun yang wajahnya benar-benar mirip dengan gean.

"Apa waktu gian masih cukup untuk bisa merasakan pelukan atau paling tidak usapan lembut tanpa adanya perasaan marah dari mereka om?"

"Gian takut..."

"Gian takut disaat nanti tuhan memanggil gian untuk pulang mereka akan tetap membenci gian tanpa pernah memberikan kesempatan pada gian untuk bisa memeluk mereka dengan hangat"

I'm NOT OKAY ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang